Share

Bu Ajeng Panik

Author: Embun pagi_37
last update Last Updated: 2025-08-13 12:06:37

Terdengar suara deru mobil yang diparkir di halaman rumah, dada Amara mulai bergemuruh, dia berusaha menahan lututnya yang gemetar, begitu pun Bik Ijah, sekujur tubuhnya terasa menjadi lemas ketika mendengar suara mobil sang majikan telah tiba

Suara langkah kaki yang semakin mendekat membuat ketakutan Bik Ijah dan Amra semakin bertambah besar, tak lama kemudian langkah kaki itu terdengar menjauh, dan semakin lama semakin tak terdengar, membuat Amara dan Bik Ijah bisa bernapas lega. Mereka segera menepis pikiran buruk yang sejak tadi menghantui keduanya. Ternyata Bu Ajeng lagsung naik kelantai dua untuk mencari Adel di kamarnya

"Adel.. Adel," panggilnya dari kejauhan. Adel yang mendengar suara ibunya berteriak segera keluar kamar, untuk menyambut sang ibu yang sudah sejak tadi dia tunggu kehadiranya , gadis itu sudah tidak sabar melihat reaksi Bu Ajeng ketika mendengar berita yang akan dia sampaikan

"Ibu sudah pulang...?" senyum semringah terukir manis di bibirnya yang tipis

"Gak usa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mendadak Menikahi Pria Cacat   Latihan Berjalan

    Mendengar ibunya di sebut, Adit meminta Amara untuk berhenti mendorong kursi rodanya"Ibuku...?," tanya Adit penasaran"Ya, Bu Ajeng yang melarang kami menemuimu. Hari dimana kamu mengalami kecelakaan, kami menemanimu di rumah sakit. Namun, Bu Ajeng mengusir kami sebelum sempat bertemu denganmu. Dan setelah kamu pulang, kami juga sering berkunjung ke rumahmu. Dan lagi2 ibumu mengusir kami, dengan alasan kamu tidak mau bertemu dengan siapa pun""Lelucon apa yang sedang kamu katakan?." wajah Adit merah padam, dia tidak bisa mencerna ucapan Rafa begitu saja. Dia sama sekali tidak percaya jika ibunya sejahat itu"Aku tau kamu tidak akan percaya dengan apa yang aku katakan, itu hak kamu. Yang jelas, aku sudah mengatakan apa yang sebenarnya," dengan rasa kecewa yang memenuhi dadanya, Rafa meninggalkan Adit, percuma menjelaskan panjang lebar, toh Adit tidak akan percaya padanyaAmara yang sejak tadi diam, sekarang mengambil tindakan, dia berlari mendekat pada Rafa yang sudah duduk di atas mo

  • Mendadak Menikahi Pria Cacat   Bertemu Sahabat

    Keesokan paginya setelah kaki Adit dipijat untuk yang pertama kalinya. Amara menemani suaminya untuk menikmati udara segar di kampung halamannya, Amara dengan penuh kesabaran dan kasih sayang mendorong kursi roda Adit, melewati jalan kampung yang dikelilingi hamparan sawah yang hijau"Kamu gak kapok kan?," tanya Amara, ketika merek berjalan sudah agak jauh"Kapok? Kenapa?""Tadi, sewaktu kakimu di pijat... Aku lihat kamu sangat kesakitan"Adit terkekeh, ada rasa bahagia yang menjalar di hatinya. "Kamu perhatian banget sama aku. Aku beruntung banget ya, Ra. Bisa berjodoh sama kamu," ucapnya"Aku gak akan pernah kapok, walaupun tadi aku sangat kesakitan. Aku akan terus berusaha agar aku bisa berjalan, aku ingin membahagiakan kamu. Kamu adalah semangat hidupku, Ra. Kamu adalah takdir terindah, yang di ukir Tuhan dalam rangkaian cerita hidupku. Aku sayang banget sama kamu, Ra "Ucapan itu begitu sederhana, tetapi bagi Amara terasa bagai aliran listrik kecil yang menjalar dari telinga h

  • Mendadak Menikahi Pria Cacat   Berkunjung Ke Rumah Mertua

    Bik Ijah menatap Amara dan Adit secara bergantian, kedua orang itu juga masih setia menunggu jawaban pembantu rumah itu. Setelah diam membisu beberapa saat, Bik Ijah menggeleng pelan"Maaf, Bibik tidak tau siapa perempua ini," ucapnya dengan raut wajah sedih, karena telah mengecewakan Adit dan juga AmaraAdit menghembuskn napas kasar, dan mengacak-acak rambutnya yang telah tertata rapi"Ah... Sial! Kita tidak akan pernah tau siapa perempuan itu," ucapnya frustasi"Jangan menyerah dulu, Den. Kita masih punya harapan. Mulai sekarang aku akan mengawasi setiap gerak gerik Non Adel dan juga Bu Ajeng. Aku akan mengabari kalian jika ada sesuatu yang mencurigakan dari mereka""Yang dikatakan bibik benar, sekarang kita harus tetap pada rencana awal kita, agar Bu Ajeng tidak curiga, jika kita telah mengetahui rencana jahatnya. Kita akan tinggal di rumah orang tuaku untuk sementara waktu, di sana kita akan menjebak orang suruhan Bu Ajeng," tegas Amara. "Bibik setuju dengan Non Mara. Kita harus

  • Mendadak Menikahi Pria Cacat   Adit Marah

    "Ibu payah, kenapa tidak Ibu suruh aja orang untuk mempe*k*sa anak kampung itu. Dengan cara seperti itu aku yakin, Bang Adit akan merasa jijik dan meninggalkan istrinya yang sudah ternoda. Dan Amara juga akan menderita, dia akan menanggung malu dan di hina, serta di cibir orang2 di sekitarnya sepanjang hidupnya. Bukankah itu terdengar sangat sempurna, Bu?" Adel berbicara dengan senyum yang menghiasi bibirnya. Dia dengan begitu teganya berencana menghancurkan hidup Amara, dan ingin menjatuhkannya ke dasar jurang kehidupan yang paling dalam. membayangkan penderitaan Amara membuat Adel merasa senangBu Ajeng menjentikkan ujung jarinya, matanya berbinar bahagia. Mendengar ide dari putrinya membuatnya sangat bersemangat, dia sependapat dengan anaknya, dengan cara seperti itu, kebencian dan dendamnya pada sang menantu yang dianggap sebagai ancaman bisa terbalaskan"Kamu memang anak Ibu yang paling pinter, " ucapnya, lalu mengecup kening Adel."Aku akan meminta Joko melakukan seperti apa ya

  • Mendadak Menikahi Pria Cacat   Adit Menahan Emosi

    "Kenapa Ibu marah? Bukankah seharusnya Ibu senang jika aku bisa kembali berjalan seperti dulu?," Adit berbicara dengan lembut, dia berusaha keras menahan emosi yang bergejolak dalam dadanya, dia tidak mau membuat keributan. Karena nanti pasti Amara yang akan terkena imbasnya, dia harus tetap bersabar, hingga benar2 sembuh dan bisa melindungi Amara dari Adel dan juga ibunyaMendengar pertanyaan Adit, Bu Ajeng sadar jika dia sudah melakukan kesalahan, tentu saja dia harus memperbaiki kecerobohannya itu dengan memainkan sandiwara baru"Adit.. Bukan begitu maksud Ibu, belajar berjalan setelah sekian lama duduk di kursi roda.. Itu akan sulit. Ibu hanya tidak ingin melihatmu menderita selama menjalani prosesnya yang tidak mudah, karena kamu belum tentu berhasil, dari pada nanti sudah bersusah payah dan tidak membuahkan hasil. Maka dari itu Ibu mencegahmu, Ibu sayang sama kamu, Nak. Percayalah, Ibu tidak punya maksud lain." Bu Ajeng terpaksa mengukir senyum palsu di bibirnya, untuk meng

  • Mendadak Menikahi Pria Cacat   Keinginan Adit

    "Masalah yang satu belum selesai, sekarang datang lagi masalah baru. Jika tau akan menjadi seperti ini, aku tidak akan mendatangi rumah Joko. Lelaki bren*sek itu telah berani mengancamku. Dia kembali mengungkit kejadian di masa lalu yang sudah aku lupakan" Sepanjang perjaan Bu Ajeng tak henti2nya menggerutu. Kemarahanya pada Joko begitu besar, dadanya terasa sesak seperti sedang di himpit batu, Bu Ajeng melampiaskan dengan memukul-mukul stir mobil yang sedang dia kemudikan, untuk membantu mengurangi bebannya***Di tempat lain, Adit dan Amara sedang duduk di taman belakang rumah, canda tawa menghiasi kebersamaan mereka yang telah disatukan oleh cintaAdit menggenggam erat jemari Amara, matanya menatap jauh pada seekor burung kecil yang hinggap di atas pohon cemara yang tumbuh subur di sudut tempat itu"Aku ingin sembuh," ucapnya pelan, tetapi masih bisa terdengar jelas di telinga Amara yang langsung menoleh padanya. Amara menaikkan sedikit alisnya, ingin mendengar kembali kata2 yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status