Mendadak Menikahi Pria Cacat

Mendadak Menikahi Pria Cacat

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-06-19
Oleh:  Embun pagi_37On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
5Bab
7Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Amara terpaksa menikah di usia muda untuk melunasi hutang keluarganya pada ibu dari calon suaminya, yang merupakan seorang rentenir. Lelaki yang akan menjadi suaminya adalah orang yang selama ini dia benci. Mampukah Amara melewati ujian yang datang dari suami yang dingin dan ibu mertua yang licik...?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

"Kamu harus melunasi semua hutangmu saat ini juga!,"seorang perempuan berbicara dengan lantang. Suaranya menggelegar memenuhi ruangan di rumah Pak Bardan yang sempit. Perkataan yang baru saja keluar dari mulutnya bagaikan petir yang menyambar di siang bolong, yang mampu mengejutkan dan menghancurkan hati serta perasaan si pemilik rumah. Sanggul yang menjulang tinggi bagaikan sebuah bukit menghiasi kepala perempuan itu.

"Maaf, Bu. Aku belum berhasil mengumpulkan uangnya, tolong beri aku waktu satu bulan lagi, Bu."Pak Bardan berbicara dengan wajah tertunduk. Lelaki tua itu tidak berani menatap wajah Bu Ajeng, yang merupakan seorang lintah darat yang hampir setiap hari datang menagih hutang kerumah Pak Bardan.

Aku sudah bosan mendengar janji palsumu, Bardan! Setiap kali aku datang kamu selalu saja mengulur-ulur waktu untuk membayar hutangmu yang sudah menggunung." wanita itu mengibas-ngibaskan kipas yang dia genggam di wajahnya yang dihiasi make up tebal. Tatapannya tajam penuh kebencian pada lelaki yang berdiri di hadapannya saat ini.

"Percayalah padaku, Bu. kali ini, aku akan menepati janjiku, aku akan membayar hutangku beserta bunganya bulan depan"

Mendengar ucapan Pak Brdan, Bu Ajeng berdecak kesal, wanita itu kembali berbicara dengan nada tinggi

"Aku sudah muak mendengar kata-kata yang sama sejak beberapa tahun yang lalu, Bardan!"

Pak Bardan menunduk sedih. Kali ini, sudah tidak ada harapan baginya untuk berkilah dari wanita yang tidak pernah lelah bertandang kerumahnya dengan membawa secarik kertas yang dibubuhi tanda tangan Pak Bardan tersebut.

"Aku sudah berusaha, Bu. Apa boleh buat, semakin hari hutangku semakin membengkak, itu karena bunganya terlalu tinggi, sehingga aku tidak akan pernah mampu melunasinya," Pak Bardan memberanikan diri mengungkapkan kekecewaannya pada rentenir perempuan itu. Pasalnya, lelaki yang ber usia enam puluh tahun itu selalu mencicil hutangnya setiap bulan. Tetapi, bukannya berkurang hutangnya malah semakin bertambah banyak. Semua itu karena kelicikan Bu Ajeng.

Semua penderitaan yang dialami Pak Bardan berawal ketika, Pak Bardan dan istrinya terpaksa meminta bantuan kepada Bu Ajeng untuk membayar biaya oprasi anak kedua mereka yang mengalami kecelakaan. Kala itu, mereka meminjam uang sebesar sepuluh juta rupiah pada Bu Ajeng. Namun, sudah tiga tahun mencicil sebesar lima ratus ribu rupiah setiap bulannya, hutang keluarga Pak Bardan tak juga lunas.

"Apa yang kamu katakan? Berani sekali kamu berkata seperti itu, setelah aku mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk pengobatan anakmu! Jika bukan karena aku, sudah pasti anakmu itu sekarang telah menjadi tulang belulang yang terkubur di dalam tanah." Bu Ajeng sinis. Sudut bibir atasnya naik beberapa centi, wanita itu menyilangkan kedua tangan di depan dada.

Pak Bardan terdiam beberapa saat. Lelaki itu terlihat sedang memikirkan sesuatu. Dia menarik napas dalam dan mencoba mengumpulkan segenap keberanian supaya Bu Ajeng tidak memeras keluarganya lagi. Batin lelaki itu sudah lelah dan memilih menyerah

"Tolong maafkan atas kelancanganku, Bu. Aku..aku tidak bisa lagi membayar hutang kepada Ibu, total uang yang sudah aku berikan selama ini sudah lebih dari  perjanjian awal kita," suara Pak Bardan terdengar bergetar.

"Apa?." Bu Ajeng terkejut, kedua tangannya mengepal. Dadanya naik turun, emosinya memuncak mendengar perkataan Pak Bardan. Dia sama sekali tidak pernah menyangka akan mendengar perkataan semacam itu keluar dari mulut Pak Bardan. Lelaki tua yang selama ini selalu menuruti semua ucapannya, sekarang sudah mulai berani memberontak

"Apa kamu sudah lupa, Bardan. Menurut perjanjian awal kita, uang yang kamu pinjam dariku sebesar sepuluh juta itu, akan kamu kembalikan dengan bunga sebesar lima puluh persen dalam jangka waktu satu tahun. Dan ini sudah tahun ketiga. Namun hutangmu belum lunas juga , jadi bunganya juga sudah berlipat ganda." mata rentenir itu membulat sempurna, hingga bola matanya seperti akan melompat dari tempatnya. Tatapannya tajam penuh kebencian bagaikan burung elang yang siap memburu mangsa

"Mau bagaimana lagi? Aku sudah tidak sanggup lagi mengumpulkan uang. Selama ini kami selalu berusaha mengirit pengeluaran, kami juga sering makan dengan nasi putih yang ditaburi garam," mata Pak Bardan berkaca-kaca, tergambar jelas penyesalan dan rasa bersalah di matanya. Demi mencicil hutang pada Bu Ajeng dia sampai mengesampingkan kebutuhan rumah tagga yang menjadi kewajibannya sebagai kepala keluarga.

"Itu bukan urusanku! Mau kamu makan pakai garam ataupun kamu makan rumput sekalipun, aku akan tetap meminta kamu mengembalikan uang yang telah pinjam dariku beserta bunganya!"

"Aku akan memberikanmu waktu satu minggu, Bardan. Jika sampai waktu yang aku tentukan tapi kamu tidak bisa mengembalikan uangku, maka tanah beserta rumah ini, yang telah kamu jadikan sebagai jaminan ketika datang meminjam uang, akan aku ambil sebagai gantinya. Rumah ini akan menjadi milikku! Ini adalah kesempatan terahir kamu, kali ini aku tidak akan memberi ampunan padamu. Ingat baik-baik ucapanku, Bardan!." Bu Ajeng mengarahkan jari telunjuknya ke wajah lelaki yang sedang menatapnya dengan raut wajah sedih.

Bu Ajeng meninggalkan rumah Pak Bardan dengan senyum licik yang mengembang di bibirnya. Rentenir itu sudah yakin kalau Pak Bardan tidak akan pernah mampu membayar hutang yang begitu banyak padanya dalam waktu satu pekan

Perkataan Bu Ajeng telah menghancurkan harapan Pak Bardan. Jika sampai rumah yang mereka tempati selama ini diambil paksa oleh Bu Ajeng, kemana dia harus membawa istri dan anak-anaknya. Pak Bardan tak sanggup menghadapi kenyataan pahit yang begitu menyesakan dadanya. Kaki lelai itu seakan tak mampu lagi menopang tubuhnya. Tubuh ringkih Pak Bardan lunglai jatuh di lantai rumahnya yang hanya ber alaskan tanah.

Berbeda dengan Pak Bardan yang kehilangan harapan. Bu Ajeng pulang dengan senyum kemenangan, membayangkan rumah Pak Bardan sudah berada dalam genggaman.

Bu Ajeng mengendarai motornya dengan perasaan gembira karena sebentar lagi asetnya akan bertambah. Senyum kebahagiaan mengembang di bibirnya yang dipoles lipstik merah terang, yang dapat menggambarkan kepribadiannya yang berani, energik dan pantang menyerah dalam usahanya mengambil paksa harta orang lain.

Terdengar suara dering telepon yang membuat senyumnya memudar. Wanita itu memarkirkan motor yang dikendarainya di pinggir jalan setapak yang dikelilingi persawahan, itulah sebabnya setiap kali datang ke rumah Pak Bardan, Bu Ajeng tidak pernah mengendarai mobil. Wanita bersanggul itu merogoh tas yang disandangnya untuk mengambil benda pipih yang terus mengeluarkan suara dering

"Bik Ijah! Kenapa dia menelponku? Bik Ijah memang paling bisa merusak kebahagiaanku," lirih wanita itu. Dia bergegas menggeser gambar telepon di layar ponselnya

"Bu, Ibu harus segera pulang sekarang juga, Bu," terdengar suara Bik Ijah bergetar, entah apa sebabnya wanita di seberang telepon sana terdengar sangat panik....

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
5 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status