Share

Bab 36 – Pikiran Kotor

Mahanta menghela nafas panjang, merasa sedikit kesal karena Ziana mengalihkan pembicaraan mereka. Tapi pria itu berusaha maklum karena ulahnya juga yang membuat hati Ziana terluka dan mungkin tidak mudah percaya lagi pada ucapannya.

“Maafkan aku sudah menjadi pria brengsek yang menidurimu karena taruhan. Tapi itu dulu. Sekarang aku sangat mencintaimu, Ziana. Mau kamu percaya atau tidak, aku tetap mencintaimu.”

Ziana mengangguk lalu menarik kedua sudut bibirnya sambil menatap Mahanta. Tiba-tiba Ziana terpekik kaget dengan kelakuan Mahanta yang kembali memeluknya tanpa aba-aba. Pria itu menggesekkan hidungnya ke perut Ziana lagi, sebelum mendongak menatap Ziana.

“Aku nggak kuat. Senyummu manis banget, sayang.”

“Dih! Gombal banget.”

“Aku serius, dikatain gombal. Sayang, kamu laper nggak? Mau makan apa?”

Ziana melirik jendela apartemen yang memperlihatkan keindahan langit yang entah sejak kapan mulai menghitam. Bintang-bintang bermunculan memperindah langit gelap bak hamparan berudru hita
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status