Share

3

Author: Iss_malaa
last update Huling Na-update: 2024-02-22 15:33:25

Keesokan harinya, Keyla berpamitan kepada ibunya yang masih berada di rumah sakit untuk bekerja. Iya, dirinya akan bekerja tapi bukan di tempatnya dulu, melainkan di rumah dosen kilernya yang katanya disuruh untuk mengasuh anak kembarnya.

Keyla memesan ojek untuk menuju ke rumah dosennya. Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya Keyla sampai juga ke tempat tujuan.

Keyla menatap kagum ke daerah perumahan dosennya yang dipenuhi gedung gedung mewah. Tak heran sih karena perumahan itu khusus untuk orang-orang kaya.

“Ini kan rumahnya?” tanyanya pada diri sendiri dan memastikan jika alamatnya itu benar. Ia pun mengambil kertas yang ada di dalam tasnya yang bertuliskan alamat lengkap rumah dosennya.

“Iya kok beneran, coba deh aku tanya ke penjaga rumahnya.”

Ia pun mendekati gerbang rumah yang ia yakini jika itu adalah rumah dosennya.

“Permisi!!”

“Iya ada apa, neng? Ada yang bisa saya, bantu?” tanya seorang pria setengah baya yang memakai baju satpam. Ia yakin jika itu adalah penjaga rumah dosennya.

“Mau nanya pak, apakah ini benar rumah dosen Erlan?” tanyanya.”Saya mendapatkan alamat ini dari beliau dan saya adalah salah satu mahasiswanya,” sambungnya sopan.

Satpam itu mengangguk dan membenarkan ucapan Keyla.”Iya benar, neng. Ini adalah rumah beliau, pak Erlan dan anak anaknya.”

Keyla pun bernafas lega mendengar itu. Artinya ia tidak salah alamat. Dalam hatinya, ia mengucapkan rasa syukur.

“Ngomong ngomong ada apa ya, neng? Apakah ada perlu dengan bapak Erlan?”

“Iya, apakah beliaunya, ada?” tanyanya, kan namanya dosen dan juga CEO pastinya dosen Erlan sangat sibuk dan sulit ditemui.

“Ada kok, silahkan masuk!! dan saya akan panggilkan beliau.” Keyla mengangguk dan masuk ke dalam halaman rumah Erlan yang luas dan mewah.

Banyak pepohonan hijau di sana, bunga bunga dan juga kolam ikan. Sepertinya dosennya itu pecinta alam.

***

Erlan yang sedang bermain dengan anak kembarnya pun akhirnya memutuskan untuk ke ruang tamu karena kata satpamnya ada gadis yang mengaku sebagai mahasiswanya datang. Ia yakin jika itu adalah Keyla. Mahasiswa yang bermasalah dengan dirinya dan hendak bekerja dengannya sebagai pengasuh anak kembarnya, Alvino Dallin Harrison dan Alvina Dallin Harrison.

“Lama?”

“Hah?” Keyla kaget karena tiba tiba saja dosennya sudah ada di depannya dan membuat dirinya kaget. Untung saja dirinya tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, jadi jantungnya aman aman saja.

“Astaghfirullah.” Keyla mengelus dadanya.”Maaf ya pak saya duduk di kursi mahal, bapak.” Keyla takut saja jika dosennya itu akan marah kepada dirinya karena lancang duduk di sofa mahalnya, meski sudah dipersilahkan oleh satpam dosennya.

Erlan hanya berdehem.”Apakah kamu sudah menunggu saya, lama?”

“Tidak kok pak,” sahut Keyla.

“Kamu sudah melakukan apa yang saya perintahkan?” tanyanya dan Keyla pun langsung mengangguk spontan.

“Sudah pak, bapak tenang saja.”

“Bagus!! Kalau begitu kamu bisa mulai bekerja hari ini juga!!” tegasnya dan membuat Keyla hanya bisa pasrah karena itu adalah janjinya.

“Baik, pak.”

“Kamu tenang saja, saya akan tetap gaji kamu sesuai kinerja kamu bahkan bisa lebih. Jadi, tidak usah khawatir dan yang perlu kamu lakukan adalah membuat kedua anak saya nyaman sama kamu. Apakah kamu, paham?” jelasnya yang membuat Keyla mengangguk paham.

“Iya, pak.”

“Baiklah kalau begitu kamu bisa temui mereka di halaman belakang rumah. Saat ini, mereka sedang bermain dan kamu ajak main dengan mereka, jangan lupa kenalan dan ajak mereka dengan baik. Kamu ingat pesan saya, kan?”

“Saya mau berangkat ke kantor, saya harap anak saya tidak kamu buat celaka dan menangis atau kamu akan tahu akibatnya!!”

***

“Hai anak anak,” sapa Keyla yang sudah ada di halaman belakang rumah Erlan dan menemui si kembar.

Keduanya yang sedang asyik main pun menoleh dan melihat orang asing ada di dalam rumahnya, sedikit membuat mereka takut karena selama ini selalu ada orang jahat.

“Jangan takut!! Panggil kakak dengan kakak Keyla ya atau panggil mbak juga boleh. Nama kalian siapa? Sini, kakak nggak akan jahat kok ke kalian, kakak hanya ingin main sama kalian.” Keyla tahu jika kedua anak itu takut padanya. Wajar sih karena mereka tidak pernah bertemu dan banyak anak kecil yang sulit untuk berkomunikasi dengan orang baru.

Keduanya pun saling pandang dan mencoba mendekati Keyla. Entah kenapa keduanya menurut dan tidak takut seperti tadi.

“Kakak baik?” tanya gadis yang kira kira berusia lima tahunan itu. Terlihat sangat lucu dengan rambut yang dikuncir dua.

“Iya, nama kamu siapa, gadis manis?”

“Vina,” sahutnya lucu dengan mata bulat yang menjadi ciri khasnya dan kedua lesung di pipinya serta bulu mata yang panjang dan lentik.

“Nama yang bagus, kalau yang satunya, siapa?”

“Vino,” sahutnya singkat. Keyla pun mengangguk. Sepertinya anak laki laki yang satu ini sangat dingin, namun cerdas dan mewarisi sifat ayahnya yang sangat menyebalkan.

“Mulai sekarang, kakak akan menjadi baby sister kalian. Semoga kalian nyaman ya main sama kakak,” ucap Keyla.

Keduanya pun mengangguk.”Tapi, jangan jahat jahat ya. Kami takut,” ucap Vina polos.

Dari sorot matanya, sepertinya gadis cilik ini memiliki trauma dengan baby sister. Makanya, ayahnya sempat mewanti-wanti dirinya.

“Hehehe kalian tenang aja, kakak baik kok. Oh ya jadi panggilannya jadi kakak ya, bukan mbak?”

Keduanya kompak mengangguk.”Iya, biar keren.” Keyla dibuat tertawa oleh keduanya yang nyatanya anak anak yang manis tidak seperti bapaknya yang pahit.

“Kalian anak anak yang pintar ya, kakak suka deh sama kalian berdua yang lucu, imut dan menggemaskan,” kikik Keyla yang rasanya ingin mengantongi kedua anak kembar dosennya yang membuat dirinya jatuh cinta pada keduanya. Keyla memang paling suka sama anak kecil, apalagi kalau anak kecilnya selucu mereka, mana kembar lagi.

“Kami juga suka sama kakak Keyla,” ucap keduanya kompak dan mencium pipi Keyla, membuat gadis 21 tahun itu senang.

‘kalian lucu dan menggemaskan, nggak kaya ayah kalian. Apa jangan jangan kalian bukan anak kandung pak dosen itu?’ pikir Keyla dalam hatinya, kalau secara langsung mana berani dia? Yang ada hukumannya makin bertambah dan semakin berat.

***

Sore harinya, Keyla pulang karena ayah si kembar alias dosennya sudah pulang dari kantor dan ia juga merasa tugasnya sudah selesai. Mulai dari menemani si kembar main, menyuapi mereka makan dan memandikan mereka. Padahal sebenarnya keduanya sudah bisa makan dan mandi sendiri, tapi entah kenapa mereka malah suka disuapin dan dimandikan oleh baby sister baru mereka.

Keyla sendiri tidak merasa keberatan akan hal itu. Keyla pulang ke rumah sebentar dan setelah magrib ia kembali ke rumah sakit untuk menjaga ibunya.

Jangan ditanya apa yang Keyla rasakan, yang pastinya gadis itu lelah dan butuh istirahat, tapi keadaan yang membuatnya harus tetap kuat demi ibunya agar lekas sembuh dan bisa kembali berkumpul di rumahnya.

“Maaf ya bu kalau Keyla lama ke sininya,” ucapnya merasa bersalah.

“Nggak papa nak, ibu nggak papa kok. Ada suster yang baik-baik di sini jagain ibu.” Keyla tersenyum mendengar ibunya yang selalu berkata seperti itu, namun ia tahu apa yang dirasakan oleh wanita yang telah melahirkannya dan juga merawat dirinya sendirian.

***

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   45

    Malam itu begitu tenang, hanya suara jam dinding yang terdengar di ruang tamu rumah Keyla dan Erlan. Keyla sedang duduk di sofa, bersandar sambil memegang perutnya yang sudah besar. Wajahnya tampak kelelahan setelah menjalani hari yang panjang. Di sebelahnya, Erlan sedang menonton televisi sambil sesekali melirik istrinya, merasa khawatir tapi mencoba tetap tenang. “Kamu baik-baik saja, Sayang?” tanya Erlan lembut, matanya penuh perhatian. Keyla tersenyum kecil, meski jelas ada ketegangan di wajahnya. “Aku baik-baik saja, cuma sedikit kram. Mungkin kontraksi palsu,” jawabnya, mencoba meredakan kecemasan Erlan. Namun, beberapa saat kemudian, rasa sakit yang sebelumnya hanya seperti kram ringan tiba-tiba berubah menjadi lebih intens. Keyla memegang erat perutnya dan mengerutkan kening, rasa nyeri itu datang tanpa peringatan. “Ahh…,” desah Keyla, menahan rasa sakit. Erlan segera mematikan televisi dan duduk lebih dekat. “Keyla, apa ini kontraksi? Sudah waktunya?” tanyanya panik, t

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   44

    Pagi itu, langit cerah seakan merestui acara syukuran tujuh bulanan kehamilan Keyla. Di rumah mungilnya yang penuh dengan nuansa tradisional, ia dan suaminya, Andi, menanti kehadiran tamu-tamu terdekat yang sudah diundang. Sebuah tenda sederhana berhiaskan kain putih dan hijau dipasang di halaman depan, dengan meja-meja kecil dan kursi yang tersusun rapi.Tamu-tamu mulai berdatangan. Wajah-wajah ceria dari keluarga besar Keyla dan Andi menghiasi suasana pagi itu. Ibu Keyla dan mertua menyambut para tamu dengan hangat, mengenakan kebaya tradisional dengan senyum lembut yang tak pernah lepas dari wajahnya. Tak lama kemudian, para sahabat dan kerabat lain pun datang, membawa berbagai bingkisan dan makanan untuk syukuran."Selamat datang, Silahkan masuk," sambut Agam sambil mempersilahkan para tamunya masuk. Di dalam rumah, Keyla yang duduk dengan anggun di kursi, mengenakan kain batik khas Jawa yang dipadukan dengan kebaya berwarna hijau muda, tersenyum lembut menyambut para tamu.Setela

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   43

    Beberapa bulan kemudian, kandungan Keyla semakin membesar dan bulan ini memasuki bulan ke tujuh dan rencananya mereka akan mengadakan acara syukuran di rumahnya dengan mengundang beberapa anak yatim di panti asuhan, lansia, tetangga dan juga kerabat mereka yang tak ketinggalan serta sahabat mereka. Rencananya akan digelar dua hari lagi. “Kak aku seneng banget deh bentar lagi dedek bayinya lahir. Pasti dia lucu dan sangat menggemaskan seperti aku yang ibunya,” celoteh Keyla sangat cerewet, membuat Erlan pusing. “Iya sayang, jangan lupa kalau aku ayahnya yang tak kalah tampan,” sahut Erlan yang sama sama percaya dirinya. Keduanya memang sama sama pasangan kompak dan serasi. Di dalam kamar yang remang-remang dengan pencahayaan lembut dari lilin, Keyla duduk di tepi ranjang, mengenakan baju tidur satin berwarna pastel. Erlan duduk di sampingnya, menggenggam tangannya. Angin sepoi-sepoi masuk dari jendela yang sedikit terbuka, membawa aroma bunga melati dari taman.Erlan tersenyum lem

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   42

    Rohimah dan keysa datang ke rumah Keyla dengan membawa beberapa makanan yang mereka buat sendiri. “Ya ampun ibu kenapa bawa makanan banyak segala sih? Pasti ibu capek?” Walaupun berkata seperti itu, namun Keyla tak menolak makanan tersebut dan menerimanya. Ia tak kuasa menolak makanan apalagi buatan ibu dan adiknya. “Nggak kok, kan ada adik kamu juga yang bantu ibu. Kebanyakan juga dia yang buat. Kamu tau sendiri kan dia seorang pengusaha kue?” kata Rohimah yang membuat Keyla mengangguk. “Makasih ya jadi ngerepotin.” “Kakak ngomong apa sih? Siapa juga yang direpotin. Aku juga tau kalau kakak pasti mau kan?” tebak Keysa yang tepat sasaran. “Ya sudah ya sudah, ibu sama Keysa udah sarapan belum? Kalau belum, mari sarapan sama sama!” ajak Keyla. “Udah nggak usah, kami udah sarapan kok.” “Beneran?” Keyla memastikan. Awas saja mereka bohong. “Iya bener, kagak percaya banget sih orang satu ini,” dengkus Keysa.”Lagian kan kakak tau kalau di rumah ibu, subuh itu udah mateng semua maka

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   41

    Erlan kembali ke Bogor dengan Satria untuk melihat lahan dan bangunan yang terbakar. “Kamu sudah menyelidiki?” tanya Erlan. “Sudah bos, sepertinya orang itu adalah salah satu bawahan mereka. Jadi ya siapa lagi coba dalangnya kalau bukan kakek mertua anda,” jawab Satria blak blakan tanpa filter. Erlan menatap tajam ke arah Satria yang kalau ngomong suka ngasal.”Heh jaga ya omongan lo!! Awas sampai bini gue denger. Mati lo nanti!!” “Ya gue tau, makanya gue nggak berani nyebut keluarga itu kalau di depan bu bos. Gue juga situasi kali.” Mereka kembali melanjutkan perjalanan meski agak macet karena berbarengan dengan orang yang mau berangkat kerja. “Kenapa pakai macet segala sih? Ini udah lewat tol juga tadi,” keluh Erlan kesal. “Sabar bos, orang sabar disayang mertua,” ledek Satria membuat Erlan semakin kesal. *** Dua jam kemudian, mereka telah sampai di lokasi. Di mana ada beberapa bagian yang terbakar, namun tidak semua. Erlan meminta penjelasan kepada salah sat

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   40

    Setelah semua pekerjaan selesai, Erlan langsung pulang ke Jakarta karena ia takut istrinya kenapa napa di rumah. Ya meski di sana dia tidak sendirian, namun tetap saja ia tak tega meninggalkan istrinya lama lama apalagi dalam kondisi mengandung anaknya. “Nanti mampir di toko oleh oleh, aku mau beli makanan buat istriku dan orang orang rumah,” titah Erlan kepada sang asisten. “Siap bos.” Di sisi lain, Keyla sendirian di dalam kamar sambil menunggu suaminya dengan bosan. Ia bingung mau melakukan apa karena semuanya terasa membosankan. Ia menghela nafasnya panjang, ia merasa kesepian tidak ada sang suami di sisinya. “Kak Erlan kenapa lama sih? Aku kan jadi kangen sama dia,” ucapnya sambil mengelus perutnya yang sedikit menonjol. “Sabar ya dek ya, papa sebentar lagi pulang kok.” Ia pun memilih memejamkan matanya karena matanya terasa berat. ***“Sayang maafin aku ya karena semalam pulang jam sepuluh dan kamu udah tidur,” ucap Erlan merasa bersalah. Apalagi istrinya sedari tadi han

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   39

    Bi Siyah mengetuk pintu kamar majikannya. Di tangannya ada sebuah paket yang baru saja dikirimkan oleh kurir yang katanya buat majikannya. Sedangkan Keyla yang berada di dalam langsung membukakan pintu kamarnya setelah mendengar ketukan pintu dari luar. “Iya sebentar,” ucap Keyla dari dalam. “Ada apa bi?” tanya Keyla saat sudah membuka pintu kamarnya. Mereka duduk di kursi yang tak jauh dari pintu kamar Keyla. “Maaf mengganggu waktunya nyonya,” ucap bi Siyah merasa tak enak. Keyla menggeleng seraya tersenyum.”Ah nggak kok bi.” “Ooo iya ini ada paket dari kurir Nyonya, katanya buat Nyonya,” ucapnya sambil memberikan paket yang ada di tangannya. “Lo paket? Kok bisa? Perasaan aku nggak pesen deh. Erlan juga pastinya nggak bakalan pesen paket.” Walau begitu, ia tetap menerimanya. “Ya udah sini bi, makasih ya.” “Sama sama nyonya, kalau begitu saya permisi. Mau melanjutkan pekerjaan saya,” pamit Bik Siyah. Keyla mengangguk. “Kalau capek istirahat bik, jangan dip

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   38

    Keyla dan Erlan memasuki ruangan pemeriksaan karena hari ini adalah jadwal cek up kandungan Keyla pertama kalinya dan Erlan tak mau melewatkan hal itu. “Siang tuan dan nyonya, silahkan duduk!!” kata sang dokter wanita. Keduanya pun duduk, Keyla diminta berbaring di brangkar dan memulai pemeriksaan. Setelah memeriksa semuanya, sang dokter itu menjelaskan keadaan calon anak mereka. “Alhamdulillah keadaan kandungan nyonya baik baik saja. Saran saya pertahankan makanan sehat dan juga vitamin kehamilan. Hindari kerja berat berat dan juga memikirkan hal yang membuatnya stres. Jadi tuan juga harus menjaga emosi nyonya, jangan sampai dia stres. Pastikan nyonya bahagia selalu,” papar sang dokter. “Semua terjamin kalau hidup sama saya dan dia pasti akan bahagia selalu!!” tegas Erlan, membuat dokter itu meringis. “Iya tuan, saya percaya.” Keyla hanya diam saja. Kemudian Keyla menerima resep vitamin yang harus ditebusnya. “Dok,” panggil Erlan saat mau berdiri. Dokter itu mendongak.”Saya ma

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   37

    Dua minggu kemudian, Ellia sudah kembali ke negara di mana ia menimba ilmu karena tak bisa lama lama di rumah dan harus segera menyelesaikan tugasnya agar ia bisa cepat cepat kembali ke negaranya. Keyla menatap wajah adiknya yang nampak sendu. Ia pun bertanya kepada sang adik. “Ada apa? Kok wajah kamu kaya sedih gitu? Katanya kamu mau ngomong penting, tentang apa? Butuh sesuatu? Ngomong sama kakak.” Keysa menggeleng, hasil dari usahanya sangat cukup untuk kebutuhan dirinya.”Terus kenapa?” Keysa nampak menghembuskan nafasnya kasar.”Dia kembali,” lirih Keysa. “Dia siapa?” Alis Keyla bertaut. Walau sebenarnya ia bisa menebak siapa dia? Dari raut wajah sang adik saja ia bisa tahu.”Apa yang dia lakukan sama kamu dan ibu? Di mana kamu bertemu? Karena selama ini dia ada tapi tidak ada buat kita!!” Ya … yang mereka maksud adalah ayah mereka yang sudah lama bahagia dengan keluarga barunya. Meninggalkan mereka bahkan sejak Keysa bayi. Keyla sangat paham dengan perasaan adiknya.

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status