Share

4

Author: Iss_malaa
last update Last Updated: 2024-02-22 15:33:58

Seorang gadis nampak muram karena tidak ada perubahan sama sekali pada ibunya, padahal sudah lama ibunya terbaring lemah di rumah sakit yang mengakibatkan dirinya harus bolak balik dari rumah, kampus, tempat kerja dan ke rumah sakit.

“Ya Allah kenapa hidup aku susah sekali sih? Apa dosa hamba yang membuat hidup hamba susah? Hamba tau semua orang juga punya ujian masing masing, hamba tau hamba salah. Hamba tidak kuat ya Allah dengan cobaan yang bertubi tub8,” keluh Keyla yang merasa sangat lelah dan hidupnya susah. Ia hanya manusia biasa yang punya rasa capek dan putus asa.

Keyla sedang ada di titik terendah dalam kehidupannya, di mana ibunya yang selalu memberikan semangat dan wejangan untuknya jatuh sakit tak berdaya.

***

“Kakak,” panggil Vina dengan senyum lebarnya kepada Keyla yang baru saja datang ke rumah mereka. Saat ini ini, mereka sudah ada di depan rumahnya untuk menantu kedatangan Keyla bersama dengan ayah mereka.

“Kenapa tidak datang nanti sore, saja?” sentak Erlan menatap nyalang ke arah baby sister baru anak kembarnya. Ia sudah lama menunggu Keyla, iya kalau dia pengangguran tidak apa apa menunggu Keyla walah sampai bulan purnama sekali pun.

“Maaf pak, tadi saya habis membantu memandikan ibu saya dan menyuapi ibu saya yang sedang sakit,” ucap Keyla menunduk. Ia tahu kok kalau dirinya salah.

“Alasan saja!!”

“Papa, jangan marahin kakak dong, kan kakak ini baik,” celetuk Vina yang tidak rela jika kakak baru mereka dimarahi ayahnya sendiri.

“Papa nggak marahin dia kok, lagian kan emang Kaka ini salah dan sudah seharusnya papa ingatkan, biar tidak diulangi lagi.” Erlan membela dirinya dan tidak mau disalahkan.

“Tapi kan itu sama aja,” sambung Vino yang diangguki oleh kembarannya.

Erlan heran kenapa anak anaknya malah membela Keyla? Padahal biasanya juga mereka tidak gampang mengenal dekat dengan orang baru. Banyak mantan baby sister si kembar yang pindah karena si kembar yang kurang nyaman dengan mereka dan kini dengan Keyla, malah semudah itu mendapatkan hati keduanya. Bahkan baru berapa hari mereka saling kenal, tapi si kembar malah terlihat nyaman bersama dengan Keyla bahkan berani membela gadis itu ketimbang dirinya yang sebagai ayahnya. Ini sungguh tidak adil!!

“Sudah ah ngomong sama kalian lama lama bisa keburu tua nanti papa,” pamit Erlan yang sudah dijemput oleh asisten pribadinya.

“Kalian jaga diri baik baik di rumah, ya? Ingat, jangan nakal dan harus nurut sama kakak ini!! Jangan bandel atau papa kirim kalian ke tempat kakek dan nenek!!”

Keduanya nampak mendengkus, mendengar ancaman dari ayahnya yang selalu seperti itu. Emang tidak ada ancaman yang lain, apa?

“Baik papa,” keduanya mencium punggung tangan ayahnya, pun dengan Erlan yang mencium kedua kening dan pipi si kembar yang mirip sekali dengan bakpao.

Erlan berdiri dan menatap wajah Keyla yang kalau dilihat lihat sangat cantik dan manis alami. Ahh apa ia baru sadar ya, dan selama ini, ia ke mana saja? Atau jangan jangan …?

“Saya permisi mau ke kantor karena ada banyak kerjaan di sana. Saya titip anak anak saya, awasi mereka dan jangan sampai hilang!!”

“Baik pak, bapak tenang saja. Saya paling suka kalau main sama anak anak nanti,” ucapnya meyakinkan pak bosnya.

“Papa hati hati di jalan ya, jangan lupa nanti belikan Vina eskrim sama coklat yang banyak, “ pintanya merengek.

Erlan yang tak mau urusannya semakin panjang, maka ia pun hanya bisa mengangguk.

***

Keyla membawa kedua anak kembar itu ke dalam ruangan tengah dengan membawa mainan keduanya.

“Kakak, kenapa kakak nggak tinggal di sini aja sama kita dan papa?” tanya Vina yang paling banyak bicaranya dibandingkan dengan saudara kembarnya.

“Karena kakak punya rumah sendiri dan ada ibu kakak di rumah,” sahut Keyla sekenanya.

“Tapi, Vina pengin kita sama sama ketemu serupa hari dan malam,” celetuk Keyla yang diangguki oleh Vino.

“Iya kak.”

Keyla menatap kedua bocah asuhannya dengan mengerjapkan matanya. Ia memang harus punya kesabaran yang banyak karena mengasuh anak kecil itu menguras tenaga juga kesabaran. Banyak tingkah aneh mereka yang suka membuat orang tua pusing, apalagi dengan si kembar yang sangat aktif.

“Udah, mending kita main aja di sini. Jangan kebanyakan nanya, ya. Nanti kalau kalian besar kalian pasti akan tahu,” terangnya yang membuat si kembar mengangguk. Takut si Keyla marah dan tidak mau sama mereka lagi.

“Kakak nggak marah, kan?” tanya Vino memastikan. Semoga saja sih tidak. Bisa gawat kalau kakak ini marah dan tidak mau menjaga dirinya dan Vina lagi. Ia tidak mau dijaga sama orang lain selain Keyla.

“Nggak dong, kenapa harus marah? Kan kalian nggak salah,” jawab Keyla tersenyum manis yang membuat Vino mengangguk percaya.

“Ya kali aja kakak nggak suka sama pertanyaan kita,” ucap Vino.

“Kakak jangan marah, ya? Vina mau sama ka Vino dan kak Key terus,” ucap Vina dengan tatapan memohon.

“Iya sayang, kakak nggak marah kok. Tenang aja, kakak bakalan jaga kalian di sini, kok. Jangan khawatir!!”

Keduanya sama sama mengangguk patuh. Keyla jadi heran kenapa ayah mereka memiliki sifat yang dingin dan tidak menyenangkan, beda sama kedua anaknya. Apa jangan jangan kedua anak kembar itu mewarisi sifat ibu mereka.

***

Bruk!!

Baru saja Keyla membuka pintu kamar si kembar dan hendak keluar tiba tiba saja ia tidak sengaja menabrak seseorang yang tak lain adalah Erlan.

Sekarang ia berada di dalam dekapan Erlan yang baru saja pulang kerja dan menatap Keyla dengan garang.

“Ceroboh!!” makinya tajam.

“Maaf pak, saya tidak sengaja,” ucap Keyla lirih, merasa bersalah. Ia juga meruntuki dirinya yang tidak hati hati saat keluar dari dalam kamar si kembar.

“Minta maaf terus, tapi diulangi lagi itu sama saja. Coba kamu perbaiki semua kealahan kamu!! Saya heran deh sama kamu, kenapa kamu suka ceroboh dan menyusahkan!!” Keyla tetap diam mendengarkan ocehan dosennya yang galak dan terkenal dingin.

“Iya pak, saya akan memperbaiki diri saya menjadi lebih baik lagi untuk ke depannya dan sekali lagi, saya minta maaf atas kejadian tadi,” ucapnya yang kembali meminta maaf kepada dosen sekaligus majikannya.

Tanpa menjawab, Erlan langsung berlalu dari hadapan Keyla yang membuat gadis itu nampak kesal sekaligus bernafas lega. Kesal karena Erlan sama sekali tidak mendengarkan ucapannya dan lega karena pada akhirnya ia lepas dari cekalan Erlan yang sudah seperti malaikat maut saja, sangat menakutkan umat sejagat raya.

“Emang dasar ya kalau orang kaya suka begitu,” ucap Keyla lirih. Tentu saja ia tidak mau Erlan mendengarnya dan kembali memberikan hukuman yang sama sekali tidak masuk akal di otak manusia.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   45

    Malam itu begitu tenang, hanya suara jam dinding yang terdengar di ruang tamu rumah Keyla dan Erlan. Keyla sedang duduk di sofa, bersandar sambil memegang perutnya yang sudah besar. Wajahnya tampak kelelahan setelah menjalani hari yang panjang. Di sebelahnya, Erlan sedang menonton televisi sambil sesekali melirik istrinya, merasa khawatir tapi mencoba tetap tenang. “Kamu baik-baik saja, Sayang?” tanya Erlan lembut, matanya penuh perhatian. Keyla tersenyum kecil, meski jelas ada ketegangan di wajahnya. “Aku baik-baik saja, cuma sedikit kram. Mungkin kontraksi palsu,” jawabnya, mencoba meredakan kecemasan Erlan. Namun, beberapa saat kemudian, rasa sakit yang sebelumnya hanya seperti kram ringan tiba-tiba berubah menjadi lebih intens. Keyla memegang erat perutnya dan mengerutkan kening, rasa nyeri itu datang tanpa peringatan. “Ahh…,” desah Keyla, menahan rasa sakit. Erlan segera mematikan televisi dan duduk lebih dekat. “Keyla, apa ini kontraksi? Sudah waktunya?” tanyanya panik, t

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   44

    Pagi itu, langit cerah seakan merestui acara syukuran tujuh bulanan kehamilan Keyla. Di rumah mungilnya yang penuh dengan nuansa tradisional, ia dan suaminya, Andi, menanti kehadiran tamu-tamu terdekat yang sudah diundang. Sebuah tenda sederhana berhiaskan kain putih dan hijau dipasang di halaman depan, dengan meja-meja kecil dan kursi yang tersusun rapi.Tamu-tamu mulai berdatangan. Wajah-wajah ceria dari keluarga besar Keyla dan Andi menghiasi suasana pagi itu. Ibu Keyla dan mertua menyambut para tamu dengan hangat, mengenakan kebaya tradisional dengan senyum lembut yang tak pernah lepas dari wajahnya. Tak lama kemudian, para sahabat dan kerabat lain pun datang, membawa berbagai bingkisan dan makanan untuk syukuran."Selamat datang, Silahkan masuk," sambut Agam sambil mempersilahkan para tamunya masuk. Di dalam rumah, Keyla yang duduk dengan anggun di kursi, mengenakan kain batik khas Jawa yang dipadukan dengan kebaya berwarna hijau muda, tersenyum lembut menyambut para tamu.Setela

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   43

    Beberapa bulan kemudian, kandungan Keyla semakin membesar dan bulan ini memasuki bulan ke tujuh dan rencananya mereka akan mengadakan acara syukuran di rumahnya dengan mengundang beberapa anak yatim di panti asuhan, lansia, tetangga dan juga kerabat mereka yang tak ketinggalan serta sahabat mereka. Rencananya akan digelar dua hari lagi. “Kak aku seneng banget deh bentar lagi dedek bayinya lahir. Pasti dia lucu dan sangat menggemaskan seperti aku yang ibunya,” celoteh Keyla sangat cerewet, membuat Erlan pusing. “Iya sayang, jangan lupa kalau aku ayahnya yang tak kalah tampan,” sahut Erlan yang sama sama percaya dirinya. Keduanya memang sama sama pasangan kompak dan serasi. Di dalam kamar yang remang-remang dengan pencahayaan lembut dari lilin, Keyla duduk di tepi ranjang, mengenakan baju tidur satin berwarna pastel. Erlan duduk di sampingnya, menggenggam tangannya. Angin sepoi-sepoi masuk dari jendela yang sedikit terbuka, membawa aroma bunga melati dari taman.Erlan tersenyum lem

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   42

    Rohimah dan keysa datang ke rumah Keyla dengan membawa beberapa makanan yang mereka buat sendiri. “Ya ampun ibu kenapa bawa makanan banyak segala sih? Pasti ibu capek?” Walaupun berkata seperti itu, namun Keyla tak menolak makanan tersebut dan menerimanya. Ia tak kuasa menolak makanan apalagi buatan ibu dan adiknya. “Nggak kok, kan ada adik kamu juga yang bantu ibu. Kebanyakan juga dia yang buat. Kamu tau sendiri kan dia seorang pengusaha kue?” kata Rohimah yang membuat Keyla mengangguk. “Makasih ya jadi ngerepotin.” “Kakak ngomong apa sih? Siapa juga yang direpotin. Aku juga tau kalau kakak pasti mau kan?” tebak Keysa yang tepat sasaran. “Ya sudah ya sudah, ibu sama Keysa udah sarapan belum? Kalau belum, mari sarapan sama sama!” ajak Keyla. “Udah nggak usah, kami udah sarapan kok.” “Beneran?” Keyla memastikan. Awas saja mereka bohong. “Iya bener, kagak percaya banget sih orang satu ini,” dengkus Keysa.”Lagian kan kakak tau kalau di rumah ibu, subuh itu udah mateng semua maka

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   41

    Erlan kembali ke Bogor dengan Satria untuk melihat lahan dan bangunan yang terbakar. “Kamu sudah menyelidiki?” tanya Erlan. “Sudah bos, sepertinya orang itu adalah salah satu bawahan mereka. Jadi ya siapa lagi coba dalangnya kalau bukan kakek mertua anda,” jawab Satria blak blakan tanpa filter. Erlan menatap tajam ke arah Satria yang kalau ngomong suka ngasal.”Heh jaga ya omongan lo!! Awas sampai bini gue denger. Mati lo nanti!!” “Ya gue tau, makanya gue nggak berani nyebut keluarga itu kalau di depan bu bos. Gue juga situasi kali.” Mereka kembali melanjutkan perjalanan meski agak macet karena berbarengan dengan orang yang mau berangkat kerja. “Kenapa pakai macet segala sih? Ini udah lewat tol juga tadi,” keluh Erlan kesal. “Sabar bos, orang sabar disayang mertua,” ledek Satria membuat Erlan semakin kesal. *** Dua jam kemudian, mereka telah sampai di lokasi. Di mana ada beberapa bagian yang terbakar, namun tidak semua. Erlan meminta penjelasan kepada salah sat

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   40

    Setelah semua pekerjaan selesai, Erlan langsung pulang ke Jakarta karena ia takut istrinya kenapa napa di rumah. Ya meski di sana dia tidak sendirian, namun tetap saja ia tak tega meninggalkan istrinya lama lama apalagi dalam kondisi mengandung anaknya. “Nanti mampir di toko oleh oleh, aku mau beli makanan buat istriku dan orang orang rumah,” titah Erlan kepada sang asisten. “Siap bos.” Di sisi lain, Keyla sendirian di dalam kamar sambil menunggu suaminya dengan bosan. Ia bingung mau melakukan apa karena semuanya terasa membosankan. Ia menghela nafasnya panjang, ia merasa kesepian tidak ada sang suami di sisinya. “Kak Erlan kenapa lama sih? Aku kan jadi kangen sama dia,” ucapnya sambil mengelus perutnya yang sedikit menonjol. “Sabar ya dek ya, papa sebentar lagi pulang kok.” Ia pun memilih memejamkan matanya karena matanya terasa berat. ***“Sayang maafin aku ya karena semalam pulang jam sepuluh dan kamu udah tidur,” ucap Erlan merasa bersalah. Apalagi istrinya sedari tadi han

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   39

    Bi Siyah mengetuk pintu kamar majikannya. Di tangannya ada sebuah paket yang baru saja dikirimkan oleh kurir yang katanya buat majikannya. Sedangkan Keyla yang berada di dalam langsung membukakan pintu kamarnya setelah mendengar ketukan pintu dari luar. “Iya sebentar,” ucap Keyla dari dalam. “Ada apa bi?” tanya Keyla saat sudah membuka pintu kamarnya. Mereka duduk di kursi yang tak jauh dari pintu kamar Keyla. “Maaf mengganggu waktunya nyonya,” ucap bi Siyah merasa tak enak. Keyla menggeleng seraya tersenyum.”Ah nggak kok bi.” “Ooo iya ini ada paket dari kurir Nyonya, katanya buat Nyonya,” ucapnya sambil memberikan paket yang ada di tangannya. “Lo paket? Kok bisa? Perasaan aku nggak pesen deh. Erlan juga pastinya nggak bakalan pesen paket.” Walau begitu, ia tetap menerimanya. “Ya udah sini bi, makasih ya.” “Sama sama nyonya, kalau begitu saya permisi. Mau melanjutkan pekerjaan saya,” pamit Bik Siyah. Keyla mengangguk. “Kalau capek istirahat bik, jangan dip

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   38

    Keyla dan Erlan memasuki ruangan pemeriksaan karena hari ini adalah jadwal cek up kandungan Keyla pertama kalinya dan Erlan tak mau melewatkan hal itu. “Siang tuan dan nyonya, silahkan duduk!!” kata sang dokter wanita. Keduanya pun duduk, Keyla diminta berbaring di brangkar dan memulai pemeriksaan. Setelah memeriksa semuanya, sang dokter itu menjelaskan keadaan calon anak mereka. “Alhamdulillah keadaan kandungan nyonya baik baik saja. Saran saya pertahankan makanan sehat dan juga vitamin kehamilan. Hindari kerja berat berat dan juga memikirkan hal yang membuatnya stres. Jadi tuan juga harus menjaga emosi nyonya, jangan sampai dia stres. Pastikan nyonya bahagia selalu,” papar sang dokter. “Semua terjamin kalau hidup sama saya dan dia pasti akan bahagia selalu!!” tegas Erlan, membuat dokter itu meringis. “Iya tuan, saya percaya.” Keyla hanya diam saja. Kemudian Keyla menerima resep vitamin yang harus ditebusnya. “Dok,” panggil Erlan saat mau berdiri. Dokter itu mendongak.”Saya ma

  • Mengasuh Anak Kembar Dosen Duda   37

    Dua minggu kemudian, Ellia sudah kembali ke negara di mana ia menimba ilmu karena tak bisa lama lama di rumah dan harus segera menyelesaikan tugasnya agar ia bisa cepat cepat kembali ke negaranya. Keyla menatap wajah adiknya yang nampak sendu. Ia pun bertanya kepada sang adik. “Ada apa? Kok wajah kamu kaya sedih gitu? Katanya kamu mau ngomong penting, tentang apa? Butuh sesuatu? Ngomong sama kakak.” Keysa menggeleng, hasil dari usahanya sangat cukup untuk kebutuhan dirinya.”Terus kenapa?” Keysa nampak menghembuskan nafasnya kasar.”Dia kembali,” lirih Keysa. “Dia siapa?” Alis Keyla bertaut. Walau sebenarnya ia bisa menebak siapa dia? Dari raut wajah sang adik saja ia bisa tahu.”Apa yang dia lakukan sama kamu dan ibu? Di mana kamu bertemu? Karena selama ini dia ada tapi tidak ada buat kita!!” Ya … yang mereka maksud adalah ayah mereka yang sudah lama bahagia dengan keluarga barunya. Meninggalkan mereka bahkan sejak Keysa bayi. Keyla sangat paham dengan perasaan adiknya.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status