*****
Pembicaraan mereka seketika berhenti saat pegawai Lea mengantarkan minuman dan juga makanan kecil untuk mereka semua.
Meskipun Sarah terdiam dengan hardikan Xavera, tetapi wanita itu tetap saja berani menatap Xavera dengan pandangan meremehkan. Akan tetapi, Xavera sendiri menatap Sarah seolah ingin mengunyah wanita itu karena terlalu kesal. Lagi pula, di ruangan tertutup itu, ia tidak perlu menjaga imagenya agar terlihat baik-baik saja. Jika saja, Sarah berani melakukan tindakan seperti di restoran tadi, Xavera tidak akan tinggal diam untuk memberikan balasan yang lebih parah.
Ucapan berondong mulut cabe setan tadi cukup membuat Xavera sadar, jika dirinya tidak boleh tinggal diam. Xavera harus menjadi dirinya sendiri tanpa perlu anggapan dari orang lain. Bahkan di mata Tezza, Xavera adalah ratu iblis. Julukan yang mengerikan dan memang sebenarnya cocok dengan diri Xavera yang sebenarnya.
"Baby, kita datang ke sini buat ngomong dengan kepala
JANGAN LUPA KASIH KOMENTAR + REVIEW BUAT CERITA INI YAH!tengcuu semuanya :*******Kelakuan Tezza menutup mulut Xavera menjadi sorotan para pengunjung kafe Lea. Tidak cuma pengunjung, melainkan pegawai kafe pun ikut berbisik-bisik melihat tingkah pasangan itu.“Gue berasa lagi nonton drama Korea,”“Cowoknya ganteng banget, anjir!”“Gue mau juga, dong, digituin sama cowoknya,”“Cowok gue mana, wei! Aduh, lupa gue gak punya cowok!”“Beruntung banget jadi ceweknya,”“The real keuwuan ala drakor, dong. Envy gue!”Masih banyak lagi bisikan kekaguman dan pujian untuk Xavera dan Tezza. Jika tidak sedang dibekap mulut Xavera, wanita itu akan segera melancarkan aksi pamer dengan orang-orang di dalam kafe. Akan tetapi, kini pergerakannya dikendalikan Tezza sehingga wanita itu hanya bisa pasrah dan diam. Tezza tidak memed
HAYO HAYO JANGAN KENDOR DONG KOMENTARNYA APALAGI KASIH REVIEW BUAT CERITA INI. KUY! RAMEIN YAAAAAH, JAN SEPI-SEPI AJAHAPPY READING!!*****Lea melangkah penuh percaya diri menuju salah satu unit apartemen. Wanita bersuami itu sengaja datang ke rumah sahabatnya karena ingin mengembalikan mobil Xavera dan juga melanjutkan pergibahan mereka yang belum usai. Lea masih penasaran dengan apa yang terjadi antara Xavera - Kellan dan kehadiran pria muda tampan yang menimbulkan banyak pertanyaan.Xavera dengan piyama dan juga masker di wajahnya membuka pintu, menyambut kedatangan Lea yang menenteng plastik putih yang bisa Xavera tebak dengan muda berisi Sate Taichan dan Boba Milk Shake kesukaan mereka berdua."Gue nginep, yah." Tanpa menunggu sapaan Xavera.Sudah tidak aneh lagi, jika Lea akan menganggap apartemen Xavera sebagai rumahnya sendiri. Sebab keduanya memang sering kali menghabiskan waktu berdua, apalagi jika L
Hei yooo! Jangan lupa komentarnya yah!kasih review dan gem juga! tengcuuu******Sudah lebih dari satu minggu semenjak Lea menginap di apartemen Xavera dan mereka melakukan sesi curhat dadakan berlalu begitu saja. Mereka berdua bahkan hanya bertukar kabar hanya satu kali, Lea mengatakan jika dirinya sedang berlibur dengan suami tercinta yang sedang mendapatkan cuti selama empat belas hari, sedangkan Xavera kembali pada rutinitas hariannya sebagai seorang karyawan kantoran yang disibukkan dengan berbagai laporan, menemui klien dan beberapa kali mengadakan rapat dengan tim kerjanya.Tidak hanya komunikasinya renggang dengan Lea, Xavera bahkan sama sekali tidak berkomunikasi dengan pria muda yang telah ia klaim sebagai jodohnya. Xavera sama sekali tidak menelepon, mengirim pesan ataupun berkesempatan bertemu langsung. Xavera benar-benar sengaja menomor duakan keberadaan Tezza sementara waktu agar ia bisa fokus menyelesaikan semua
Happy Reading ^^Cintaku, jangan lupa komentar, kasih review bintang tujuh eh lima, sama GEM-nya biar dedek gemes cepet meleleh ^^ muaaah******Bekerja di perusahaan mobil mahal dan memiliki relasi orang-orang kelas atas tentunya Xavera sudah sangat terbiasa dengan apa pun yang dimiliki mereka semua. Akan tetapi, ia tetap saja tercengang ketika masuk ke dal
Happy Reading ^^Tetap jangan lupa KOMENTAR DAN KASIH REVIEW YAH BINTANG TUJUH ATAU SEPULUH WKWKWK*****Kerutan dahi Tezza semakin dalam ketika ia melihat Xavera tiba-tiba keluar dari apartemennya. Tubuhnya masih mencerna apa yang baru saja wanita itu lakukan padanya. Mengajaknya berpacaran, menciumnya dua kali dan meninggalkannya begitu saja. Padahal Tezza sama sekali belum sempat memberikan respon apa pun. Pria itu menyandarkan punggung pada sofa, berharap Xavera kembali lagi karena wanita itu tentu saja tidak bisa turun seenaknya begitu saja tanpa akses pemilik apartemen. Akan tetapi, dugaan Tezza keliru, setelah sepuluh menit berlalu, wanita itu tidak kunjung mengetuk pintu apartemennya lagi. Tezza melangkah membuka pintu unitnya dan memastikan keberadaan Xavera, tidak mungkin wanita itu memilih untuk turun dari lantai empat puluh dengan tangga darurat. Namun, di lorong unitnya sama sekali Tezza tidak menemukan keberadaan Xavera.
*****Kedua bola mata Xavera membulat sempurna mendengar pertanyaan Jonathan. Bibirnya begitu rapat terkunci, telapak tangannya basah, gugup sekaligus cemas. Baru kali ini Xavera bingung untuk merangkai alibi, biasanya wanita itu pandai bersilat lidah, hanya saja untuk saat ini Xavera mendadak terserang virus Tezza, irit suara.Jalan satu-satunya adalah meminta bantuan Tezza dari isyarat mata yang Xavera berikan agar memberikan alasan yang masuk logis. Akan tetapi, Xavera menyadari jika meminta Tezza untuk membuka mulut akan sia-sia. Seakan mengajak batu berbicara, tidak ada tanggapan dan pasti Tezza akan mengabaikannya.Xavera menangkap ekspresi Tezza yang tersenyum sangat amat tipis di wajah tampannya. Xavera menautkan kedua telapak tangannya berupaya keras mencari alasan secepatnya agar tidak menimbulkan kecurigaan yang lebih jauh. Xavera tidak akan mengatakan kalau semua itu terjadi akibat dirinya terlalu girang memberi sosoran maut pada bibir
Xavera melangkah bersama Tezza menuju parkiran. Kaki jenjang yang dibungkus high heels itu berhenti di depan mobil baru dengan plat yang masih putih. Terdengar desahan napas berat ke luar dari indera penciuman Xavera. Matanya fokus menatap mobil berwarna biru itu dengan tatapan nanar. Tezza melihatnya lantas mendengkus seolah memberi ejekan pada Xavera.“Kamu kenapa?” tanya Xavera penasaran dengan sikap Tezza yang tiba-tiba mendengkus di sampingnya.“Saya baru menemukan seseorang yang berucap bullshit!” Tanpa menoleh Tezza menatap tajam lurus ke depan.“Hah?! Siapa yang bullshit, Sayang, eh—maksudnya, Pak?” Xavera menepuk bibirnya yang sembarangan memanggil Tezza sayang. Dirinya lupa jika masih berada di lingkungan perusahaan dan harus tetap profesional. Xavera menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan jika tidak ada orang yang mendengar ucapannya tadi pada Tezza.Tidak ada jawaban apa
*****Xavera menarik ujung lengan kemeja Tezza dan berbisik santai, “apa isinya? Belom dibaca malah dirobek.” Kedua bola mata cokelat terang Tezza melotot tajam pada Xavera setelah wanita itu berbisik padanya.‘Kayaknya gue salah ngomong. Mampus! Bisa ditelen idup-idup gue setelah ini. By the way, tapi kan gue beneran kepo—apa isinya! Kenapa juga ini manusia jadi makin nyeremin sih? Cemburu? Marah? Atau kesambet malahan?’ batin Xavera penuh tanda tanya.Xavera menghela napas, masih bertanya-tanya penuh rasa penasaran tentang isi tulisan di dalam tisu tadi. Xavera menopang dagu dengan kedua telapak tangan menatap Tezza lekat. Xavera sedang memperhatikan dengan saksama makhluk Tuhan berbelalai bawah yang memiliki wajah begitu tampan dengan alis hitam tebal, batang hidung yang cukup tinggi, bibir cipokable, rahang tegas, kulit putih meskipun tidak begitu putih, sangat berbanding terbalik dengan kulit kecokelatan Xavera. Kedua