Khalid masih memikirkan apa yang dikatakan oleh sang Mama mengenai gadis bernama Saifi. Pikirannya kalut. Ia sama sekali tidak bisa berfikir jernih.
“Ah, mengapa Mamah selalu saja membuatku gila?” gumam Khalid sambil meremas rambutnya. Kakinya ia langkahkan menjauh dari rumah utama. Entah berapa lama ia sibuk dengan pikiran-pikiran dan bayangannya.
“Tuhan. Andai aku boleh memilih antara menuruti keinginan Mamah dan keinginan hatiku, aku ingin menuruti keinginan hatiku karena aku tahu sumber kebahagiaanku. Tapi . . . kalau aku mengingat semua kebaikan Mamah padaku, aku memang berat untuk menolak.”
Khalid masih melangkah tanpa tahu kemana kakinya berjalan meninggalkan rumahnya. Hingga dimenit yang entah keberapa, dia mencapai sebuah taman. Matanya ia edarkan, menatap sekeliling dimana disana banyak sekali anak-anak sedang bermain menanti datangnya senja, ah lebih tepatnya menikmati senja bersama kedua orang tua atau entah siapa.
Khalid terpana menyaksikan ketidakpedulian Dzi kepadanya. Gadis itu meninggalkannya begitu saja.“Benar-benar unik. Apakah kau sama sekali tidak ingin mengenal calon suamimu, Sayang?’ gumam Khalid sambil tersenyum. Ia segera menelpon Defandra dan memintanya untuk datang ke tempat rahasia mereka sekarang juga.“Apakah aku bisa menolak, Tuan? Hari ini aku menemukan Dzi sedang di parkiran rumah sehat Alfitrah. Aku ingin sekali mengetahui apakah dia akan tergoda olehku atau tidak.”“Baiklah. Setelah urusanmu selesai kutunggu di tempat biasa.”“Ok”Khalid meninggalkan Alfitrah setelah anak buahnya menjemput dan membawanya ke tempat rahasia, menunggu Defandra menyelesaikan urusannya. Sedangkan Defandra, kini sedang menghadang langkah Dzi di tempat parkir.“Hai” sapanya. Dzi menatap Defandra dengan tatapan tak suka.“Assalamualaikum”“Ok Assalamu
“Selamat pagi, Tuan. Perkenalkan nama saya Sahal.” Kata Khalid sambil menundukkan badannya memberi salam dan hormat kepada kepala kebersihan dan Personalia. Muri, sang kepala personalia yang membawa Khalid menghadap Sutriman kepala divisi kebersihan dan keamanan segera menyerahkan Khalid.“Dia anak buahmu yang baru. Tambahan personil seperti yang kau minta dalam proposal bulan lalu, Pak Triman. Bimbing dia agar bisa bekerja dengan baik.”“Baik Pak. Saya terima dengan baik. Semoga dengan bertambahnya personel, pekerjaan para Office Boy bisa lebih ringan dan kantor menjadi semakin bersih dan terawat.”“Aku pergi dulu.”“Silakan, Tuan.”Sutriman memberi hormat pada Muri yang hendak meninggalkan ruangannya. Setelah Muri pergi, Sutriman memanggil Khalid.“Duduklah di sini anak muda.”“Terima kasi, Pak.”“Siapa namamu?”“Sahal
Pengajian rutin bulanan yang diselenggarakan remaja masjid di bawah pimpinan Wildan kini digelar. Pembawa acara sudah membacakan susunan acara diawali dari pembacaan ayat suci Alquran oleh siswa siswi taman pendidikan Al Quran binaan Wildan.Khalid yang sejak tadi duduk di teras masjid menyimak dengan seksama. Air matanya menggenang, mengenang betapa dirinya selama ini sangat jauh dari kitab suci yang dijadikan sebagai tuntunan bagi umat islam.“Astaghfirullahal adhiim” gumamnya. Ia tatap anak usia dua belas tahun yang kini sedang berada di mimbar, melantunkan ayat-ayat dengan suara merdunya tanpa mushaf sama sekali. Seorang anak duduk di belakangnya, menunggu sang hafid menyelesaikan bacaan, lalu dengan suara merdu ia ucapkan terjemah ayat yang dibaca sang hafid.“Yaa Tuhan, ampunilah aku. Selama ini aku sibuk dengan urusan duniawi tanpa menimba ilmu agama sama sekali. Aku selalu membanggakan harta dan kekayaanku padahal hartaku selalu membawa
“Demikian tadi kajian dari Ustadz Ali Badruzaman Ibrahim, Lc. Yang membahas tentang pergaulan remaja antara akhwan dan akhwat. Bahwasanya islam melarang hubungan tanpa status alias pacaran karena hubungan tersebut lebih mengarah kepada mendekati Zina. Sesungguhnya Allah melarang laki-laki dan perempuan bukan mahram untuk berdua-duaan karena mereka akan mengundang fitnah dari orang-orang sekitar kita. Kiranya tidak bijaksana kalau saya panjang lebarkan sebelum saya akhiri marilah kita akhiri kajian kali ini dengan doa kafaratul majelis. Bismillahirrohmanirrohim ashadualla ilaha illa anta astaghfiruka waatubu ilaik. Kebenaran datangnya dari Allah dan segala keburukan semua adalah murni kekurangan dan kekhilafan saya. Akhir kata wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”“Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh”Dzi menyerahkan speaker kepada Wildan sang ketua rohis masjid Baiturrahiim.“Mohon perhatian untuk semua peserta kajian
Wildan dan Khalid kembali memasuki masjid. Mereka bergabung dengan para pengurus lain yang sedng menata sound system, alat makan dan minum serta membersihkan masjid, dari menyapu sampai mengepel. Membuang sampah di tempat yang sudah disediakan.“Mas orang baru ya?” tanya seorang gadis pada Khalid saat ia sedang membuang sampah di gerobak yang terparkir di halaman.“Iya.”“Boleh kenalan tidak?”Khalid mengangguk.“Aku Sahal”“Aku Nindy, Mas. Anak kompleks C. Rumah Mas Sahal dimana?”“satu kontrakan dengan Mas Wildan.’“O iya? Bagus dong.”“Kenapa?”“Ya seenggaknya kan bisa sering ketemu kalau pas aku ke masjid.”“Tidak boleh.”“Kenapa bisa? Mas sudah punya pacar ya?’Khalid menggeleng.“Ustadz Ali melarang kan? Kalau sudah terlanjur pacaran harus diput
Ba’da maghrib, setelah menyerahkan catatan perolehan infaq, Dzi meninggalkan rumahnya dengan scoopy kesayangannya menuju rumah Sehat Al Fitrah. Khalid yang mengetahui kepergian Dzi segera mengikutinya dari belakang menggnakan Varionya.“Kau mau kemana malam-malam begini, Dzi?’ gumam Khalid sambil terus mengikuti gadis yang dicintainya. Setelah setengah jam, Dzi memasuki rumah Sehat. Khalid menghentikan motornya di depan pagar, memperhatikan semua aktivitas yang terjadi di dalam. Ia melihat Dzi memasuki rumah sehat yang kini tertutup rapat. Beberapa orang security yang sedang berjaga menyilakan dirinya masuk dengan menundukkan badannya memberi hormat.“Apakah dokter Willy sudah hadir?”“Sudah, Mbak. Beliau ada di dalam. Dokter Willy tadi berpesan kalau Mbak sudah hadir langsung disuruh masuk ke ruangan beliau.”“Baik, Mas. Terima kasih.Dzi melangkah menuju ruang kerja dokter Willy. Setelah dokter Will
Pagi ini Dzi berada di kampus UNOC. Pagi-pagi sekali dia berangkat, mengendarai scoopy kesayangannya.Sesampainya di kampus, dia langsung menemui dokter Firman untuk berkonsultasi tentang disertasi yang akan dia tulis.“Assalamualaikum, Dokter Firman.” Ucap Dzi setelah dipersilakan masuk ke ruangan dokter Firman oleh anak buahnya.“Waalaikum salam, dokter Dzi. Apa kabar? Sudah lama tidak bertemu.”“Alhamdulillah saya baik, dokter. Dokter Firman bagaimana kabar?”“Alhamdulillah saya juga baik. Ada pencerahan tentang penelitianmu, dokter?’“Sudah. Saya sudah melakukan wawancara kepada founder medical hacking tentang hubungan bedong dengan kesehatan generasi muda terutama anak-anak, dok. Founder mengatakan bahwa bedong adalah reposisi salat. Dimana apabila seseorang melakukan gerakan salat dengan benar, maka dia akan sehat. Bedong sebagaimana kita tahu adalah warisan leluhur yang semakin lam
“Kau buat semua bengkel tutup hari ini. Kalau sampai ada yang buka, kau beri hukuman dan hancurkan. Beri mereka kompensasi untuk pendapatan sehari.”“Baik, Tuan”Defandra segera menutup panggilannya.ia mencari keberadaan Dzi namun gagal. Gadis yang sejak tadi ia halangi kepergiannya sudah tak berada di sisinya.“Shit. Ia benar-benar seperti belut. Susah sekali untuk dipegang. Tapi mengapa bos suka sekali padanya? Kaya tidak ada gadis lain saja di dunia ini.” Umpat Defandra. Ia segera melajukan mobil dan saat melihat motor Dzi di depannya, ia memperlmbat dan mengikutinya dari belakang. Dzi yang sudah tahu kalau semua bengkel tutup mengubah arah. Ia mencari jalan alternatif untuk bisa sampai di rumahnya dengan cepat dan selamat.“Dzi!”Seorang gadis menyambutnya dengan terkesima saat melihat Dzi memarkirkan motornya di depan warung makannya. Gadis itu baru saja membuang sampah di sudut jalan.&ld