Home / Romansa / Menggoda Ibu Tiriku / Jatuh ke Pelukan Hangat

Share

Jatuh ke Pelukan Hangat

Author: Mommykai22
last update Last Updated: 2024-07-30 22:29:06

Sierra terus menahan napasnya sambil merapikan gaunnya saat ia melangkahkan kakinya masuk ke ruang pesta.

Sungguh, gaun panjangnya terlalu seksi dan ketat. Sierra hanya berharap agar tidak ada orang yang menganggapnya murahan dengan penampilannya yang sekarang, terutama anak tirinya yang brengsek dan menyebalkan itu.

Sierra pun terus mengembangkan senyumnya menyapa semua orang sampai tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan tatapan seorang pria nan jauh di sana.

Seketika senyuman Sierra pun langsung memudar. Jarak mereka saat ini memang cukup jauh, namun pesona pria itu sama sekali tidak bisa terbantahkan.

Memakai setelan jas formalnya, pria itu nampak begitu gagah dan mencolok di antara ratusan orang yang ada di dalam gedung ini.

Dan pria itu adalah Bastian, anak tirinya! Ya, pria gagah itu adalah anak tirinya! Oh, ini gila! Memikirkan hal itu saja membuat Sierra terus menghela napas kesal.

Sierra yang tidak nyaman pun langsung memutus kontak mata mereka dan memalingkan wajahnya.

Sementara di kejauhan sana, Bastian pun tidak berhenti menatap Sierra yang sialnya, terlihat begitu cantik malam itu.

Bastian masih terus memandangi Sierra dari ujung rambut panjang indah itu sampai ke ujung gaun yang menjuntai di kakinya saat tiba-tiba pertanyaan Tory membuatnya tersentak.

"Apa kau mulai tergoda padanya, Bos?"

Bastian langsung menatap tajam pada asistennya itu. "Jangan sembarangan bicara, Tory! Siapa yang tergoda padanya? Aku hanya merasa Sierra dan gaunnya itu sangat murahan, seolah dia mau menunjukkan kepada semua orang kalau dia memiliki punggung dan kaki yang indah! Murahan!" geram Bastian, sebelum ia meneguk minumannya dan melangkah meninggalkan Tory.

"Eh, tapi bukankah berarti kau mengakui kalau punggung dan kakinya memang indah kan?" gumam Tory sambil berlari kecil mengikuti bosnya.

Sedangkan di sisi lain lagi, Laura dan Stephanie sudah berdecak kesal melihat Jacob dan Sierra.

"Oh, itu dia Raja dan Ratu sudah datang! Cih, Ibu kesal sekali melihat wanita murahan itu! Hanya karena dia dinikahi oleh Jacob sedangkan Ibu tidak, mendadak levelnya seolah lebih tinggi daripada Ibu yang sudah mendampingi pria tua itu selama dua puluh tahun!" gerutu Laura kesal.

"Aku juga tidak menyukai wanita itu, Ibu! Sejak dia menjadi perawat Ayah, aku sudah tidak menyukainya. Dia selalu bersikap seolah sok polos tapi lihatlah, ternyata dia menggoda Ayah! Menjijikkan sekali!" timpal Stephanie sama kesalnya.

"Ck, sudahlah! Ayo kita ke sana, dia tidak boleh lebih mencolok daripada kita!" kata Laura lagi, sebelum ia mengajak Stephanie menghampiri Jacob dan Sierra.

"Selamat malam semuanya!" sapa Laura sambil langsung menyelipkan dirinya di antara Jacob dan Sierra.

Refleks, Sierra pun menggeser posisi berdirinya dan memberikan tempat untuk Laura.

"Oh, Raja hari ini sudah datang! Pimpinan kita, Pak Jacob Sagala!" Laura memeluk lengan Jacob dan membelainya sambil terus mencondongkan tubuhnya ke arah Jacob, seolah menggoda pria tua itu.

Jacob pun mengernyit, namun tatapannya langsung jatuh ke belahan dada Laura yang nampak membumbung itu.

Tidak dapat dipungkiri aset milik Laura adalah salah satu hal yang membuat Jacob tertarik. Jacob selalu menyukai ukuran yang big size dan Laura tahu itu. Karena itu, Laura selalu menonjolkan dadanya setiap berada di dekat Jacob, berharap Jacob mau memulai kembali affair mereka di umur mereka yang sudah tidak muda itu. 

Namun, sayangnya Laura tidak tahu kalau penyakit Jacob saat ini sudah membuat Jacob tidak terlalu bernafsu pada hal-hal seperti itu lagi.

"Ck, bisakah kau bersikap sedikit lebih normal, Laura? Memakai gaun dengan belahan dada begitu rendah di umurmu yang sudah tua itu menggelikan!" bisik Jacob yang langsung membuat Laura menegang.

Jacob menyeringai di depan Laura, sebelum ia kembali menatap semua karyawannya. 

"Ah, haha, mari semuanya, kita sapa yang lain! Ayo, Sierra!" ajak Jacob lantang.

Sierra pun baru saja berniat melangkah mengikuti Jacob saat suara Laura terdengar dan membuat Sierra menghentikan langkahnya.

"Kau terlihat murahan, Sierra! Sekalian saja tidak usah pakai baju kalau gaunmu sama sekali tidak menutupi apa pun seperti itu!"

"Gaun ini adalah pilihan Pak Jacob sendiri," sahut Sierra sambil memaksakan senyumnya. "Lagipula apa bedanya gaunku dengan gaunmu, Tante Laura? Kurasa dadamu akan segera tumpah dari sana!" Sierra memicingkan matanya menatap dada Laura hingga membuat Laura membelalak kesal.

"Berani sekali kau!" geram Laura.

"Ah, maaf, aku tidak punya waktu meladenimu, Tante! Permisi!" Sierra kembali tersenyum, sebelum ia melenggang pergi begitu saja.

"Oh, dasar wanita sialan! Lihat saja, aku tidak akan tinggal diam! Aku harus memberi pelajaran pada wanita itu agar dia tahu diri kalau tempatnya bukan di sini!" geram Laura kesal.

Stephanie yang mendengar ucapan Sierra pun mendadak ikut kesal. "Ibu benar! Dia kurang ajar dan tidak menghargai kita! Tapi Ibu tenang saja, aku yang akan memberinya pelajaran. Dasar wanita tidak tahu diri!" geram Stephanie yang sudah menatap punggung Sierra dengan penuh rencana.

Sierra sendiri yang belum mengetahui rencana Stephanie masih terlihat mengobrol dengan begitu santai sampai saat Sierra mendengar suara pria yang begitu berat di belakangnya yang seketika membuat tubuh Sierra mendadak meremang.

"Sedang memamerkan tubuhmu di depan semua orang, Bu Sierra? Rupanya kau begitu senang menjadi pusat perhatian ya!"

Sierra langsung menegang dan menelan salivanya mendengarnya. Perlahan ia pun menoleh dan Bastian sudah di sana, berdiri tepat di sampingnya sambil menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Aku tidak punya waktu bertengkar denganmu, Bastian," desis Sierra yang mencoba tetap bersikap tenang.

"Bertengkar? Aku tidak sedang mengajakmu bertengkar, Sierra. Aku hanya mau sedikit berkomentar tentang penampilanmu yang murahan malam ini."

"Sayangnya aku juga tidak butuh komentarmu," sahut Sierra cepat.

Bastian hanya tertawa sinis mendengarnya, sebelum Jacob melihatnya dan langsung mengenalkannya pada beberapa orang manager.

Bastian membenci ramah tamah seperti ini, tapi ia harus tetap menjaga wibawanya dengan menyapa semua orang.

Posisi Bastian, Jacob, dan Sierra pun masih berdiri berjejer saat Stephanie dan Laura mendadak muncul dan mencari perhatian lagi seperti biasanya.

Lagi-lagi Laura menerobos ke samping Jacob, sedangkan Stephanie malah sengaja berdiri di belakang Sierra. Stephanie sengaja menginjak ekor gaun Sierra sampai Sierra yang akan melangkah pun tertahan dan tubuh Sierra tersentak ke belakang.

Tepat saat Sierra sudah tersentak, Stephanie pun menyenggol tubuh Sierra sampai Sierra kehilangan keseimbangannya dan makin terhuyung ke belakang.

"Akhh!" pekik Sierra dengan jantung yang mendadak berdebar kencang.

Sialnya, saat Sierra berusaha mempertahankan posisi berdirinya, sepatu hak tingginya juga malah menginjak gaunnya sendiri dan membuat Sierra panik.

Sierra sudah berpikir bahwa dirinya pasti akan jatuh tersungkur dan ia akan malu setengah mati.

Namun, untungnya Sierra tidak jatuh ke lantai. Secara mengejutkan, Sierra malah jatuh ke sebuah pelukan yang terasa begitu hangat.

**

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menggoda Ibu Tiriku   Menggoda Ibu Tiriku (END)

    Setelah serangkaian acara selesai, anak-anak pun makan bersama lalu bermain bersama. Gelak tawa dan teriakan anak-anak memenuhi pinggir kolam renang sampai membuat Jacob dan Lidya pun terus tertawa senang. "Masa tua kita akan terus bahagia melihat para cucu kita yang tumbuh besar, aku senang sekali akhirnya kita menjadi keluarga besar, Bu Lidya." "Aku juga senang, Pak Jacob. Aku tidak pernah menyangka hari ini akan tiba. Masih teringat jelas bagaimana semua hal buruk itu terjadi dulu, tapi semua benar-benar sudah berubah beberapa tahun terakhir ini. Dan selama beberapa tahun ini aku hanya merasakan kebahagiaan, aku bersyukur sekali." "Haha, kau benar, Bu Lidya. Kau benar. Karena aku juga merasakan yang sama. Sejak Bastian menikah dengan Sierra, aku hanya merasakan kebahagiaan, aku bahagia sekali." Lidya yang mendengarnya hanya mengangguk dan tersenyum menatap anak-anak yang bermain bersama. Kali ini Bastian dan Jonathan mengobrol bersama, sedangkan Rosella dan Sierra pun mengobro

  • Menggoda Ibu Tiriku   Satu Tahun Kemudian

    Satu tahun kemudianSpanduk bertuliskan "Happy birthday Victor Sagala" membentang di pinggir kolam renang rumah Jacob pagi itu. Jacob ngotot menjadi tuan rumah dalam acara ulang tahun cucunya itu dan keluarga Sierra pun akhirnya merayakan ulang tahun Victor di sana. Lidya dan Sierra pun berangkat ke rumah Jacob membawa Santos dan Sania yang sudah berlarian kesana kemari dan tidak bisa diam itu. Namun, Santos dan Sania sangat menyayangi Victor. Perbedaan umur mereka yang hanya 1.5 tahun membuat mereka terlihat lucu saat bersama. Santos dan Sania akan menggandeng Victor di tengah dan Victor yang baru belajar berjalan itu begitu senang setiap kali digandeng oleh kakak kembarnya itu. Seperti pagi itu di pinggir kolam renang rumah Jacob. "Hati-hati, Santos! Jangan miring-miring jalannya! Nanti kalian bertiga bisa masuk ke dalam kolam!" seru Sierra yang masih sibuk menyusun kue-kue di meja untuk foto. Santos dan Sania membawa Victor berkeliling dan mereka berjalan zigzag. Kadang mere

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kebahagiaan yang Lengkap dan Sempurna

    Beberapa bulan berlalu dan perut para Ibu hamil pun sudah membola. Rosella sendiri sudah mendekati waktu melahirkan, namun ia masih begitu aktif bekerja sampai Adipura tidak tahan melihatnya. "Aduh, Rosella! Kau di rumah saja ya! Istirahat saja! Tinggal menghitung hari kau akan melahirkan! Ayah tidak mau cucu Ayah lahir di kantor!" "Aku baik-baik saja, Ayah. Lagipula aku tidak setiap hari ke kantor kan?" "Tapi Ayah takut sekali melihatmu berjalan dengan perut sebesar itu!" "Haha, benar, Rosella! Dengarkan ayahmu, dia sampai tidak bisa tidur memikirkanmu." Imelda mengulum senyumnya. Rosella sendiri ikut tersenyum. "Haha, baiklah, Ayah! Baiklah, besok aku tidak akan ke kantor ya," kata Rosella akhirnya. "Ah, iya, iya." Adipura pun bernapas lega dan jantungnya terus berdebar kencang karena terlalu antusias. Bahkan Adipura ikut diam di rumah bersama Rosella keesokan harinya. "Makan yang banyak, Rosella! Kau harus punya tenaga untuk melahirkan," pesan Adipura yang terus menghitung

  • Menggoda Ibu Tiriku   Calon Orang Tua yang Bahagia

    Hamil dalam keadaan sadar dan hamil dalam keadaan gila tentu saja adalah dua hal yang sangat berbeda. Dulu waktu Rosella hamil Julio, setiap hari ia hanya bisa berteriak dan memukuli perutnya, menolak kehadiran Julio dan terus mengamuk. Rosella benar-benar gila dulu dan rasanya apa yang terjadi dulu sudah tidak bisa lagi diungkapkan dengan kata-kata. Tapi di atas semua itu, Rosella bersyukur karena semua hal buruk sudah berlalu dan digantikan hal baik yang tiada henti di kehidupannya yang sekarang. Rosella memiliki keluarga yang hebat, suami yang hebat, mertua yang hebat, dan anak yang hebat. Pekerjaan yang hebat juga dan semua hal yang membuatnya tidak pernah menyesal telah dilahirkan, yang membuat Rosella tidak pernah menyesali lagi semua yang sudah terjadi di masa lalunya. Dan yang membuat Rosella paham bahwa Tuhan selalu punya rencana dalam hidup kita. Mungkin seringkali kita bertanya mengapa aku yang harus mengalami semua hal buruk itu, aku tidak kuat, aku tidak sanggup.

  • Menggoda Ibu Tiriku   Berkah Tiada Akhir

    Lidya dan Sierra masih begitu syok sampai mereka tidak tahu harus senang atau tidak, namun semua anggota keluarga yang lain malah memekik senang, terutama Jacob yang tidak berhenti tertawa senang. "Selamat ya, Sierra! Selamat! Haha! Ayah senang sekali akan bertambah cucu! Hahaha!" Sierra pun hanya memaksakan senyumnya sampai tidak lama kemudian, Bastian pun pulang ke rumah karena Sierra mengirimkan hasil tespeknya ke ponsel Bastian.Bastian yang baru memarkir mobilnya pun langsung berlari masuk dan mencari istrinya. "Sierra, Sayang, benarkah itu? Kau hamil lagi, Sayang?" Bastian langsung menangkup kedua bahu Sierra. "Entahlah, tespeknya bilang begitu!" Bastian yang mendengar jawaban Sierra pun langsung tertawa sumringah. "Bukankah tespek tidak pernah bohong, Sayang? Sekarang kita tanya ke dokter ya! Ayo, Sayang! Ayo!" Bastian pun langsung mengajak Sierra pergi ke dokter kandungan siang itu dan jantung Sierra pun terus berdebar tidak karuan sampai akhirnya ia dipanggil masuk dan

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kejutan Tidak Terduga

    Hampir satu minggu setelah acara pernikahan dan semua orang akhirnya bisa bersantai lagi dari padatnya acara mereka. Saking banyaknya undangan yang diundang oleh Adipura dari berbagai kota dan negara membuat jadwal keluarga mereka pun begitu padat untuk menjamu semuanya. Dan ketika semuanya berakhir, Rosella sendiri mengalami kelelahan yang tidak biasa. Ia lelah sekali sampai lemas dan tidak bernafsu melakukan apa pun, bahkan nafsu makan pun tidak ada. Selama tiga malam Rosella dan Jonathan masih menginap di hotel lalu setelahnya mereka pun pulang ke rumah Adipura. Jonathan memang belum mengajak Rosella tinggal berdua di apartemen karena keluarga Adipura masih begitu menikmati kumpul bersama seperti ini, apalagi sekarang Julio sudah tinggal bersama mereka. "Kau tidak apa, Sayang? Kau kelelahan ya?" Jonathan membelai kepala Rosella yang sedang berbaring tidur siang itu. "Hmm, aku lelah sekali, Jonathan. Aku sedikit meriang, kurasa aku tidak mau melakukan apa-apa dulu." "Kau mau

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status