Beranda / Romansa / Menggoda Ibu Tiriku / Apa Kau Mulai Tergoda Padanya?

Share

Apa Kau Mulai Tergoda Padanya?

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-18 22:01:09

"Berikan aku waktu untuk tetap di sini sampai aku menyelesaikan tugasku, Bastian," pinta Sierra yang masih berusaha membuat kesepakatan dengan Bastian.

"Dan apa untungnya bagiku?"

"Tentu saja aku bisa membantumu di perusahaan ini. Aku butuh waktu ...."

"Aku bukan temanmu, Sierra!" sela Bastian sebelum Sierra sempat menyelesaikan ucapannya. "Hubungan kita juga sama sekali tidak baik sampai kita bisa mencapai kata sepakat. Jadi, jangan bermimpi membuat kesepakatan apa pun denganku!"

Jawaban Bastian pun membuat Sierra mendadak terdiam dan menganga.

"Kalau tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, silakan kemasi barangmu dan keluar dari ruang kerjaku!" kata Bastian lagi dengan tegas.

Dan Sierra pun terus uring-uringan setelah ia keluar dari sana.

"Ini benar-benar membuatku gila, Valdo! Dia sama sekali tidak bisa diajak bicara baik-baik, Valdo!"

"Bastian memang bukan orang yang ramah, Sierra."

"Ya, ya, seharusnya aku tahu itu! Dia pria yang brengsek! Tapi aku tidak peduli, Valdo! Aku akan tetap di sini untuk menyelesaikan tugasku sampai semua perjanjianku dengan Pak Tua itu terpenuhi," ucap Sierra dengan penuh keyakinan.

Sementara itu, di ruang kerjanya, Bastian dan asistennya yang bernama Tory juga sedang menyusun rencana mereka sendiri.

"Apa menurutmu dia akan keluar dari perusahaan ini, Bos?"

"Tidak, Tory. Aku tahu dia tidak mungkin pergi hanya karena aku menyuruhnya. Dia adalah tipe wanita yang baru akan pergi setelah menguras habis semuanya."

"Ah, tapi sungguh, dia tidak terlihat seperti itu, Bos. Dia terlihat seperti wanita yang berbeda dari Stephanie maupun Bu Laura."

"Ck, jangan mudah terlena dengan kecantikan dan wajah polosnya, Tory!"

"Eh, kau sendiri juga mengakui kalau dia cantik kan, Bos?" kekeh Tory.

Bastian memicingkan matanya sambil mengangguk. "Dia memang cantik, Tory. Tapi wanita yang rela menikahi pria tua demi uang adalah wanita yang menjijikkan untukku! Dan aku tidak akan pernah tergoda oleh wanita seperti itu!"

Tory hanya mengangguk mengerti mendengar ucapan bosnya itu.

"Baiklah, mulai bergerak, Tory! Aku mau kau memeriksa semua yang sudah wanita itu lakukan! Aku mau membatasi wewenangnya agar dia tidak bisa semena-mena lagi dan kau juga harus mencari bukti kecurangannya agar aku bisa segera mendepaknya dari sini!" perintah Bastian tegas.

*

Jacob Sagala langsung kegirangan saat mendengar kabar bahwa Bastian setuju bekerja di perusahaan.

"Benarkah itu, Valdo? Bastian sudah bekerja di perusahaan mulai hari ini?" pekik Jacob di teleponnya.

"Benar, Pak. Mulai hari ini, Bastian bekerja di perusahaan dan menempati ruang kerja Anda yang semula ditempati oleh Sierra."

"Hmm, lalu ke mana wanita itu pindah?"

"Ke ruangan sekretaris di sampingnya yang masih kosong."

Jacob hanya mengangguk mendengarnya. "Baguslah kalau wanita itu tahu diri! Saat anakku masuk, memang dia harus keluar! Kalau begitu pada acara besok, aku akan memperkenalkan Bastian secara resmi pada semua orang di perusahaan. Kau bantu aku menyusun acaranya, Valdo!"

"Baik, Pak!"

Jacob pun menutup teleponnya dengan sumringah. Satu masalah teratasi, akhirnya Bastian mau bekerja di perusahaan yang memang akan diwariskan padanya.

Sejak divonis sakit keras, Jacob sudah cukup banyak merenung dan tentu saja, ia menyesali semua perbuatannya di masa lalu. Hanya saja, gengsinya masih terlalu tinggi untuk minta maaf dan memohon langsung pada anaknya untuk kembali. Selain itu, kalau Bastian tahu Jacob sakit keras, pasti yang ada, Bastian akan mengatakan itu karma dan tetap menolak Jacob. Karena itu, Jacob terpaksa memakai cara ini.

Lagipula dengan tubuh tuanya dan penyakitnya, Jacob tidak bisa melawan semua orang sendirian. Karena itulah, Jacob membutuhkan Valdo dan Sierra yang akan menjadi kaki tangannya.

"Pada akhirnya nanti, aku mau keluarga Laura pergi dari sini, Sierra juga pergi, semua orang jahat pergi, hanya tersisa kita, Bastian. Tentu saja, Ayah berharap masih punya umur yang cukup sampai saat itu. Tapi untuk saat ini, biarkan seperti ini dulu saja. Hahaha!"

"Ah, sepertinya menggunakan Sierra memang tidak mengecewakan, bahkan ini berjalan lebih lancar dari dugaanku," gumam Jacob dengan begitu lega.

Jacob yang begitu senang pun tidak berhenti tersenyum sepanjang hari itu, bahkan ia pergi sendiri membeli gaun yang harus Sierra pakai di pesta besok.

Keesokan harinya, semua orang pun mendadak begitu sibuk menyiapkan pesta tahunan yang memang selalu diadakan rutin oleh Sagala Group.

Pesta itu ditujukan untuk keakraban sekaligus memberi penghargaan bagi karyawan dan manager terbaik.

Ini adalah cara Jacob untuk membuat karyawannya makin loyal pada perusahaan, walaupun tentu saja yang namanya oknum licik dan tamak akan tetap ada.

"Keluarlah, Sierra! Aku mau melihat bagaimana kau memakai gaun itu!" teriak Jacob sambil terus mengetuk pintu kamar mandi di dalam kamar Sierra malam itu.

Valdo yang sudah berdiri di samping Jacob hanya bisa bersabar menghadapi pria tua yang memang menyebalkan dan tidak sabaran itu.

Sedangkan Sierra yang sudah begitu kesal mendengar ketukan di pintu pun akhirnya keluar sambil terus merapikan gaunnya.

Untuk sesaat, Jacob maupun Valdo nampak terkesima menatap Sierra sampai mereka tidak dapat berkata-kata.

Sierra nampak begitu cantik dan elegan dengan gaun yang melekat erat di tubuhnya. Gaunnya berwarna merah menyala dengan potongan dada yang tidak terlalu rendah, namun punggungnya terbuka. Selain itu, belahan pahanya juga cukup tinggi sampai membuat Sierra tidak nyaman.

"Apa kau maniak, hah, Pak Tua? Apa aku tidak bisa mendapatkan gaun yang lebih wajar daripada ini? Gaun ini kekurangan bahan!" pekik Sierra kesal. "Lihatlah punggungnya terbuka! Lihatlah belahan pahanya akan terbuka begitu lebar saat aku berjalan! Mengapa tidak sekalian saja kau minta aku memakai bikini, hah?"

Jacob terkekeh. "Karena bikini memang tidak cocok untuk pesta di gedung, Sierra. Dan gaun itu ... cocok untukmu!"

Sierra tertawa kesal mendengarnya. "Aku sangat tidak nyaman dengan gaun ini, rasanya seluruh kulitku terlihat, aku merasa begitu murahan memakai gaun seperti ini!"

Valdo ikut tersenyum mendengarnya. "Tidak, Sierra! Sungguh, kau terlihat luar biasa! Kau hanya butuh sedikit senyuman untuk membuatmu menjadi pusat perhatian nanti malam. Kau harus percaya diri," ucap Valdo tulus.

Sedangkan Jacob pun diam-diam masih mengagumi Sierra. "Baiklah, kuakui kau lumayan juga, tapi sayangnya dadamu tidak sebesar dada Laura. Aku selalu menyukai yang ukuran besar," seru Jacob dengan kedua tangan yang diangkat dengan gaya meremat.

Sierra pun langsung membelalak mendengarnya. "Dasar maniak! Aku juga tidak berharap sesuai dengan seleramu! Dasar pria tua menyebalkan!" geram Sierra, sebelum ia melangkah keluar dari kamarnya meninggalkan Jacob dan Valdo yang masih tersenyum sendiri.

Suasana di pesta pun sudah nampak begitu meriah. Ballroom yang luas itu pun sudah mulai ramai oleh karyawan Sagala Group beserta keluarga mereka.

Laura dan Stephanie pun sudah begitu sibuk menyapa semua orang, begitu juga dengan Noah, suami Stephanie yang juga bekerja di Sagala Group.

Mereka semua menunjukkan ekspresi ramah mereka sebagai tuan rumah sambil menunggu Jacob yang selalu terlambat.

"Ini pertama kalinya kita ikut di pesta ini, Bos," kata Tory yang sudah berdiri di dekat stall minuman bersama Bastian.

"Hmm, pesta yang entah penting atau tidak! Pesta seperti ini hanya membuang uang!" sahut Bastian yang masih meneguk minumannya sambil merapikan setelan jas formalnya. "Bahkan tadinya aku sudah tidak mau datang, tapi Pak Tua itu memaksaku. Dan sekarang, dia sendiri yang terlambat!"

"Haha, pesta seperti ini cukup menyenangkan bagi para karyawan dan keluarga mereka, Bos. Lihat saja wajah mereka begitu senang!"

"Hmm," sahut Bastian singkat sambil kembali meneguk minumannya.

Bastian dan Tory pun masih mengobrol santai sambil memperhatikan satu persatu orang yang belum mereka kenal itu.

Sampai tiba-tiba semua perhatian tersedot ke pintu masuk yang besar itu.

Jacob Sagala nampak tertawa sumringah di sana bersama dengan Valdo dan seorang wanita muda yang nampak begitu mempesona dengan gaun merahnya.

Wanita itu tersenyum begitu cantik dan menyapa semua orang dengan gaya yang anggun.

Dengan begitu ramah dan cekatan, wanita itu menjabat tangan para karyawan dan semua gerakannya membuat Bastian sama sekali tidak bisa mengedipkan matanya, bahkan tangan Bastian yang sedang memegang gelas minumannya pun nampak tergantung di depan bibirnya.

Apalagi saat punggung terbuka milik wanita itu terpampang di sana dan kaki jenjang wanita itu mengintip lewat belahan gaun yang begitu tinggi di bagian pahanya.

"Woah, pantas saja Pak Tua itu menikahi wanita itu! Bodynya ... mana tahan, Bos!" Tory pun membuat gerakan di udara dengan kedua tangannya, membentuk lekukan tubuh wanita.

Tory pun masih mengagumi Sierra, namun mendadak ia mengernyit karena tidak kunjung mendapat sahutan dari Bastian.

Sontak, Tory menoleh ke arah Bastian dan ia bersumpah melihat sang Bos menelan salivanya kasar menatap sang ibu tiri yang katanya sangat dibencinya itu.

"Eh ... ehem ... ehem ... Bos, bukankah kau bilang tidak akan tergoda padanya, Bos? Tapi kau terus menatapnya seolah akan memakannya hidup-hidup!" Tory terkikik sejenak, sebelum ia kembali menggoda bosnya itu.

"Apa kau mulai tergoda padanya, Bos?"

**

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menggoda Ibu Tiriku   Menggoda Ibu Tiriku (END)

    Setelah serangkaian acara selesai, anak-anak pun makan bersama lalu bermain bersama. Gelak tawa dan teriakan anak-anak memenuhi pinggir kolam renang sampai membuat Jacob dan Lidya pun terus tertawa senang. "Masa tua kita akan terus bahagia melihat para cucu kita yang tumbuh besar, aku senang sekali akhirnya kita menjadi keluarga besar, Bu Lidya." "Aku juga senang, Pak Jacob. Aku tidak pernah menyangka hari ini akan tiba. Masih teringat jelas bagaimana semua hal buruk itu terjadi dulu, tapi semua benar-benar sudah berubah beberapa tahun terakhir ini. Dan selama beberapa tahun ini aku hanya merasakan kebahagiaan, aku bersyukur sekali." "Haha, kau benar, Bu Lidya. Kau benar. Karena aku juga merasakan yang sama. Sejak Bastian menikah dengan Sierra, aku hanya merasakan kebahagiaan, aku bahagia sekali." Lidya yang mendengarnya hanya mengangguk dan tersenyum menatap anak-anak yang bermain bersama. Kali ini Bastian dan Jonathan mengobrol bersama, sedangkan Rosella dan Sierra pun mengobro

  • Menggoda Ibu Tiriku   Satu Tahun Kemudian

    Satu tahun kemudianSpanduk bertuliskan "Happy birthday Victor Sagala" membentang di pinggir kolam renang rumah Jacob pagi itu. Jacob ngotot menjadi tuan rumah dalam acara ulang tahun cucunya itu dan keluarga Sierra pun akhirnya merayakan ulang tahun Victor di sana. Lidya dan Sierra pun berangkat ke rumah Jacob membawa Santos dan Sania yang sudah berlarian kesana kemari dan tidak bisa diam itu. Namun, Santos dan Sania sangat menyayangi Victor. Perbedaan umur mereka yang hanya 1.5 tahun membuat mereka terlihat lucu saat bersama. Santos dan Sania akan menggandeng Victor di tengah dan Victor yang baru belajar berjalan itu begitu senang setiap kali digandeng oleh kakak kembarnya itu. Seperti pagi itu di pinggir kolam renang rumah Jacob. "Hati-hati, Santos! Jangan miring-miring jalannya! Nanti kalian bertiga bisa masuk ke dalam kolam!" seru Sierra yang masih sibuk menyusun kue-kue di meja untuk foto. Santos dan Sania membawa Victor berkeliling dan mereka berjalan zigzag. Kadang mere

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kebahagiaan yang Lengkap dan Sempurna

    Beberapa bulan berlalu dan perut para Ibu hamil pun sudah membola. Rosella sendiri sudah mendekati waktu melahirkan, namun ia masih begitu aktif bekerja sampai Adipura tidak tahan melihatnya. "Aduh, Rosella! Kau di rumah saja ya! Istirahat saja! Tinggal menghitung hari kau akan melahirkan! Ayah tidak mau cucu Ayah lahir di kantor!" "Aku baik-baik saja, Ayah. Lagipula aku tidak setiap hari ke kantor kan?" "Tapi Ayah takut sekali melihatmu berjalan dengan perut sebesar itu!" "Haha, benar, Rosella! Dengarkan ayahmu, dia sampai tidak bisa tidur memikirkanmu." Imelda mengulum senyumnya. Rosella sendiri ikut tersenyum. "Haha, baiklah, Ayah! Baiklah, besok aku tidak akan ke kantor ya," kata Rosella akhirnya. "Ah, iya, iya." Adipura pun bernapas lega dan jantungnya terus berdebar kencang karena terlalu antusias. Bahkan Adipura ikut diam di rumah bersama Rosella keesokan harinya. "Makan yang banyak, Rosella! Kau harus punya tenaga untuk melahirkan," pesan Adipura yang terus menghitung

  • Menggoda Ibu Tiriku   Calon Orang Tua yang Bahagia

    Hamil dalam keadaan sadar dan hamil dalam keadaan gila tentu saja adalah dua hal yang sangat berbeda. Dulu waktu Rosella hamil Julio, setiap hari ia hanya bisa berteriak dan memukuli perutnya, menolak kehadiran Julio dan terus mengamuk. Rosella benar-benar gila dulu dan rasanya apa yang terjadi dulu sudah tidak bisa lagi diungkapkan dengan kata-kata. Tapi di atas semua itu, Rosella bersyukur karena semua hal buruk sudah berlalu dan digantikan hal baik yang tiada henti di kehidupannya yang sekarang. Rosella memiliki keluarga yang hebat, suami yang hebat, mertua yang hebat, dan anak yang hebat. Pekerjaan yang hebat juga dan semua hal yang membuatnya tidak pernah menyesal telah dilahirkan, yang membuat Rosella tidak pernah menyesali lagi semua yang sudah terjadi di masa lalunya. Dan yang membuat Rosella paham bahwa Tuhan selalu punya rencana dalam hidup kita. Mungkin seringkali kita bertanya mengapa aku yang harus mengalami semua hal buruk itu, aku tidak kuat, aku tidak sanggup.

  • Menggoda Ibu Tiriku   Berkah Tiada Akhir

    Lidya dan Sierra masih begitu syok sampai mereka tidak tahu harus senang atau tidak, namun semua anggota keluarga yang lain malah memekik senang, terutama Jacob yang tidak berhenti tertawa senang. "Selamat ya, Sierra! Selamat! Haha! Ayah senang sekali akan bertambah cucu! Hahaha!" Sierra pun hanya memaksakan senyumnya sampai tidak lama kemudian, Bastian pun pulang ke rumah karena Sierra mengirimkan hasil tespeknya ke ponsel Bastian.Bastian yang baru memarkir mobilnya pun langsung berlari masuk dan mencari istrinya. "Sierra, Sayang, benarkah itu? Kau hamil lagi, Sayang?" Bastian langsung menangkup kedua bahu Sierra. "Entahlah, tespeknya bilang begitu!" Bastian yang mendengar jawaban Sierra pun langsung tertawa sumringah. "Bukankah tespek tidak pernah bohong, Sayang? Sekarang kita tanya ke dokter ya! Ayo, Sayang! Ayo!" Bastian pun langsung mengajak Sierra pergi ke dokter kandungan siang itu dan jantung Sierra pun terus berdebar tidak karuan sampai akhirnya ia dipanggil masuk dan

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kejutan Tidak Terduga

    Hampir satu minggu setelah acara pernikahan dan semua orang akhirnya bisa bersantai lagi dari padatnya acara mereka. Saking banyaknya undangan yang diundang oleh Adipura dari berbagai kota dan negara membuat jadwal keluarga mereka pun begitu padat untuk menjamu semuanya. Dan ketika semuanya berakhir, Rosella sendiri mengalami kelelahan yang tidak biasa. Ia lelah sekali sampai lemas dan tidak bernafsu melakukan apa pun, bahkan nafsu makan pun tidak ada. Selama tiga malam Rosella dan Jonathan masih menginap di hotel lalu setelahnya mereka pun pulang ke rumah Adipura. Jonathan memang belum mengajak Rosella tinggal berdua di apartemen karena keluarga Adipura masih begitu menikmati kumpul bersama seperti ini, apalagi sekarang Julio sudah tinggal bersama mereka. "Kau tidak apa, Sayang? Kau kelelahan ya?" Jonathan membelai kepala Rosella yang sedang berbaring tidur siang itu. "Hmm, aku lelah sekali, Jonathan. Aku sedikit meriang, kurasa aku tidak mau melakukan apa-apa dulu." "Kau mau

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status