Share

74. Video Syur

Author: pramudining
last update Last Updated: 2025-10-21 17:12:00

Happy Reading

***

Jenni memegang pipi bekasa tamparan lelaki yang pernah menjadi orang yang sangat dicintainya. Kini, dia menatap Elang dengan marah. "Tega kamu melakukan semua ini padahal aku sudah mengatakannya dengan jelas tadi," katanya penuh kecewa.

Mendengkus, Elang mencengkeram pundak Jenni. "Kamu kira aku orang yang bodoh?" Tatapannya begitu menakutkan, tetapi Jenni malah tersenyum.

"Justru karena kamu pintar, harusnya kamu tahu anak siapa yang sedang aku kandung saat ini," sahut Jenni. Wajahnya tenang bahkan nyaris seperti orang yang menantang lawannya.

"Jadi, anak siapa yang kamu kandung? Bukankah semua orang tahu jika rahimmu sudah tidak berfungsi untuk menghasilkan keturunan," ejek Elang. Perlahan, dia melepaskan cengkeramannya di bahu si wanita.

Jenni kembali berdiri dengan tegak. Kedua tangannya mencoba memegang pipi si bos, tetapi Elang langsung melengos dan membuang muka.

"Kenapa kamu tidak suka mendengar kabar bahagia ini? Bukankah kita sudah lama mendambakannya?" t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menggoda Suami Majikanku   143. Bebal

    Happy Reading*****Elang dan Ardha saling pandang. Mereka makin bingung harus menjelaskan dengan cara yang bagaimana lagi. Lelaki di depannya benar-benar tidak bisa diajak bicara baik-baik. Mulut hampir berbusa, tetapi Darma tetap tidak mau mengerti. "Om, ini sebenarnya siapa, sih? Kenapa ngatain Mami selingkuh padahal Papa Harsa adalah orang tua kandung Za," ucap si kecil dengan polosnya. Walau umurnya masih lima tahun, tetapi Zanitha adalah anak yang cerdas dan mudah mengerti apa yang dijelaskan oleh orang dewasa. Termasuk ketika Ardha mengatakan jika Harsa adalah orang tua kandung, bukan Elang. Sampai sekarang, otak si kecil merespon hal tersebut dengan baik. "Kamu salah, mamimu adalah istri sah Papa. Jadi, kamu adalah anak kandungku berdasar hubungan tersebut." Darma kembali mengusap kepala Zanitha lembut. "Jangan pernah memaksakan sesuatu yang bukan menjadi hakmu." Melati muncul dari arah belakang mereka semua. "Nenek," panggil Zanitha. Si kecil memegang tangan Melati, men

  • Menggoda Suami Majikanku   142. Terus Berdebat

    Happy Reading*****Secara bersamaan, Elang dan Ardha menoleh ke sumber suara. Mereka mendapati Darma yang berdiri tegap dengan punggung tangan yang terbalut perban. "Mas, kenapa dia bisa keluar dari rumah sakit?" bisik Ardha pada Elang. Elang mengerakkan kedua bahunya ke atas. Dia melihat jelas tadi, keadaan Darma masih sangat lemah dan sepertinya tidak mungkin bisa keluar rumah sakit secepat itu. "Sepertinya, dia punya kekuatan super. Jelas-jelas tubuhnya begitu lemah, tapi tetap maksa keluar." Walau dirinya sendiri sangat khawatir dengan kehadiran Darma, tetapi Elang masih berusaha menghibur sang pujaan. Darma melangkah satu jengkal mendekati Ardha dan Elang. Lalu, dengan gerakan tangan yang cukup cepat, lelaki itu menarik pergelangan tangan sang pengusaha muda supaya menjauhi perempuan di sebelahnya. "Jauhi istriku!" peringat Darma, "Nggak pantas seorang lelaki sejati mendekati perempuan yang sudah berstatus sebagai istri orang." "Hei, dia bukan istrimu," bentak Elang. Tang

  • Menggoda Suami Majikanku   141. Terpecahkan

    Happy Reading*****Melati dengan cepat menyambar foto yang ada di tangan Elang. Lalu, secara teliti di menatap foto itu. "Nggak diragukan lagi, ini memang foto putriku yang hilang ketika masih bayi dulu," gumamnya. Air mata Melati mulai menetes tanpa terasa.Perempuan paruh baya itu menatap Elang dan Ardha yang cuma bisa terdiam. Keduanya melongo mendengar semua kalimat yang digumamkan perempuan paruh baya itu."Lang, Tante tanya sekali lagi. Apa kamu mengenal bayi yang ada di foto ini?" ulang Melati. "Nenek, foto bayi ini, kenapa mirip sama foto Za waktu masih kecil dulu," sahut si kecil yang ikut memperhatikan tangkapan layar foto di tangan Melati. Thalia makin penasaran. Dia terpaksa merebut foto bayi di tangan Melati dan memperhatikannya. Sementara itu, Ardha dan Elang malah terdiam. Entah apa yang mereka pikirkan saat ini. "Ar, beneran, deh. Foto bayi ini mirip Za. Mirip juga dengan wajahmu sebelumnya," kata Thalia. "Foto itu memang foto Zika ketika masih bayi dulu," sahut

  • Menggoda Suami Majikanku   140. Foto yang Sama

    Happy Reading*****Tangan kanan Ardha bergerak gemetar, memegang foto di tangan Melati. Sekali lagi, perempuan yang sudah melahirkan Zanitha itu mengamati foto tersebut. Lalu, mengambil ponsel yang ada di tasnya dan mulai menghubungi Elang. Melati cuma bisa menatap pergerakan anak angkatnya karena tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan. Makin lama, perempuan paruh baya itu makin tidak bisa membendung rasa ingin tahunya. "Ar, ada apa sama foto itu?" tanya Melati. Jelas, perempuan paruh baya itu yang kini penasaran. "Ma, tunggu Mas Awan datang, ya. Aku pasti jelaskan semuanya.""Kenapa mesti nunggu dia? Apa hubungannya sama dia?"Ardha menghela napas panjang. Tidak mungkin menceritakan apa yang menjadi keresahannya tanpa bukti di tangan. "Ma, Mas Awan punya bukti apa yang mau aku omongin. Kalau sekarang aku menjelaskan, takutnya Mama nggak percaya. Makanya, kita tunggu Mas Awan saja untuk kepastian semua.""Ar, mungkinkah ini berkaitan denganmu?" tanya Thalia. Ardha cum bisa meng

  • Menggoda Suami Majikanku   139. Kepastian Foto

    Happy Reading*****Melati mengarahkan pandangannya pada si anak angkat. Ekor matanya memutar, kentara sekali dia tidak menyukai sikap Ardha yang seperti tadi. Saat ini, Melati memilih mengangkat panggilan di ponselnya daripada menjawab omongan si anak angkat. Melihat nama sang suami, perempuan paruh baya itu yakin, ada hal penting yang ingin dibicarakan dengannya. "Ya, Yah," sapa Melati pada sang suami yang berada di seberang sana. "Ma, kamu sudah ketemu sama Darma?""Sudah. Kenapa?"Melati sengaja menghidupkan speaker di ponselnya, supaya Ardha juga mendengar jelas percakapan mereka. "Ada yang harus Mama ketahui terkait kesehatan Darma." Ada kekawatiran dari suara lelaki yang sudah membersamai Melati. Getaran kekhawatiran itu sangat terasa. "Ada apa dengan Darma, Yah?""Ma, anak itu baru saja keluar dari rumah sakit karena tumor ganas yang menyerangnya. Dia nggak akan bisa menerima kabar mengejutkan lagi. Papanya mengatakan, sebaiknya kita nggak membicarakan kematian Ardha deng

  • Menggoda Suami Majikanku   138. Foto Bayi

    Happy Reading *****Ardha menatap si mas yang sudah merebut foto dari tangan si adik. Sepertinya, perempuan itu mencari dukungan dari lelaki yang selalu menyayanginya itu. Mencoba memastikan jika pemikiran mereka sama. Elang pun menoleh ke arah sang pujaan, ketika tatapan mereka bertemu, lelaki itu menganggukkan kepala seolah mengatakan jika apa yang ada di pikiran Ardha adalah benar. "Aku cuma merasa jika foto ini mirip seseorang, Tan. Memangnya, siapa bayi ini?" Elang memberikan foto yang dipungut Ardha tadi. "Kita bahas foto itu nanti, ya. Tante mau hubungi papanya Darma dulu. Keluarga meeka harus tahu jika anaknya masuk rumah sakit. Jangan sampai kamu terbebani untuk menjaganya terus menerus." Tanpa menunggu jawaban Elang, Melati sudah menelepon keluarga Darma dan dalam hitungan detik, perempuan paruh baya itu sudah mengucapkan hallo pada lawan bicaranya di seberang sana."Kamu jemput anak manjamu sekarang juga di rumah sakit. Jangan sampai anakku tahu jika dia membuat ulah la

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status