Home / Romansa / Menikahi Ayah Gebetanku / BAB 31: Awal mula perpisahan?

Share

BAB 31: Awal mula perpisahan?

last update Last Updated: 2025-07-08 20:15:27

Gideon keluar dari ruangan kerja ayahnya setelah selesai membuat lelaki sepuh itu menjadi lebih tenang, ia kemudian berlalu ke ruang tengah hendak mencari keberadaan Shani.

Tetapi sesampainya di sana, ia tidak menemukan Shani. Hanya Daroll yang berada di sana.

Gideon mengerutkan alis kemudian mendekati anaknya itu.

“Shani kemana?” Tanya Gideon pada Daroll yang hanya termenung.

Daroll tersentak dan segera menoleh. Ia terdiam sejenak sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“Entah, intinya dia pergi.” Jawab Daroll seadanya tanpa memandang wajah Gideon.

Gideon menghela napas pelan. “Nanti kita bicara, Daroll.” Ucap Gideon sebelum berlalu keluar rumah.

Tetapi langkah lelaki itu terhenti. Ia kembali menatap Daroll.

“Ayah mohon jangan membuat masalah lagi, Daroll. Ayah yakin kamu sudah cukup dewasa untuk mengerti kesalahanmu saat ini.”

Gideon kemudian melanjutkan langkahnya tanpa menunggu tanggapan dari anaknya itu. Ia melipir menghampiri mobilnya dan masuk ke dalam.

I
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 37: Belum mau mengaku juga?

    “Cemburu? Siapa? Saya?” Gideon langsung mendengus sambil menggeleng pelan. “Saya jadi penasaran dari mana asalnya kepedean kamu itu.” Tambahnya.Gideon sengaja menekankan kata-kata ‘kepedean’ saat mengucapkannya di hadapan Shani hingga membuat wanita itu tersulut emosi, Shani pun hanya terdiam tetapi matanya seketika menelisik gerak gerik lelaki itu. “Kalau bapak memang tidak cemburu, lalu mengapa mengungkitnya?” Tanya Shani.Kini giliran Gideon yang terdiam karena pertanyaan Shani barusan, ia menyibak rambutnya frustasi sambil menghela napas kasar. “Intinya, kamu memang lebih memilih Aland kan dari pada saya kan!?” Gideon berkeras, masih tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Shani.Sedangkan Shani hanya menghela napas berat setelah mendengar perkataan lelaki di hadapannya, ia mendecih pelan sebelum kembali bersuara. “Bapak, saya kan sudah bilang…” “Ya sudah tidak usah dibahas lagi, kita pulang saja.” Sela Gideon sambil membuang pandangannya ke arah lain. Lelaki itu tampak s

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 36: Penyelidikan rahasia

    Waktu terasa berjalan lebih lambat untuk lelaki yang saat ini tengah termenung di tengah rapat bersama para manajer divisi perusahaan yang ia pimpin. Bukan tanpa alasan ia begitu, pasalnya sejak pulang mengantar Shani ke apartemennya ia sudah terpikirkan wanita itu. “Mungkinkah, teman masa kecil bisa saling mencintai satu sama lain?” Gumam Gideon pelan disela lamunannya.“Apa, Pak?” Gideon tersentak, ia lupa saat ini sedang rapat dengan beberapa manajer divisi.“Bukan apa-apa, silahkan lanjutkan presentasinya.” Ucapnya cepat.Ah, sial. Hanya karena itu fokusku teralihkan. Sebaiknya aku berhenti memikirkannya. Keluh Gideon dalam hatinya.Tetapi, mau sekuat apapun ia bertekad tak ingin memikirkannya. Kemungkinan-kemungkinan buruk mengenai Shani dan Aland terus terlintas di pikirannya. Bahkan hingga waktu makan siang telah tiba, lelaki itu masih terganggu dengan pikirannya sendiri.“Tuan Gideon sepertinya sedang khawatir dengan sesuatu? Ada yang bisa saya lakukan untuk meredakan kekh

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 35: Baikkan?

    “Kenapa baru pulang jam segini? Ibu pikir terjadi sesuatu padamu.” Ucap ibu.“I-ibu?” Shani bertanya pelan, dalam posisinya saat ini ia berusaha memfokuskan pandangannya ke arah wanita itu.“Ya kalau bukan ibu, lalu siapa lagi?” Jawab ibu sambil merapatkan cardigan yang menutupi tubuhnya.Shani menghela napas lega sambil memegangi dadanya yang seketika berdetak kencang karena terkejut barusan. “Kamu dari mana saja, Shani. Kenapa baru pulang jam segini?” Ibu bertanya lagi.Shani tersenyum, ia bergerak menggandeng tangan ibu dan menariknya untuk duduk di sofa. “Aku… Baru pulang dari jalan-jalan bersama Gideon, Bu.” Jawab Shani malu-malu, pipinya merona lagi. Ibu manggut-manggut, ia ikut tersenyum sambil mengelus pelan punggung tangan Shani. “Syukurlah tak terjadi apa-apa padamu.” “Tapi dia juga membawa kabar baik untuk kita.” “Kabar baik apa?”Shani terdiam sejenak, ia kemudian bergerak merogoh saku celananya. “Tada! Kunci rumah kita!” Shani berucap kegirangan sambil menunjukan

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 34: Hiburan pasar malam

    “B-bapak!?” Shani beringsut menjauh dari Gideon hingga tangan lelaki itu terlepas dari bahunya, ia segera menyeka air mata yang menghalangi pandangannya. “B-bapak kenapa bisa ada di sini?” Tanya Shani tergagap. Gideon terdiam sejenak, ia menghela napas pelan.“Ini perusahaan saya, jadi wajar kalau saya ada di sini.” Jawabnya dingin, “Kenapa masih di kantor?”“Ah, itu. S-saya tadi masih ada pekerjaan, jadi saya mengambil waktu lembur. Kalau begitu, saya pamit pulang. Pak.” Jawab Shani patah-patah, wanita itu menunduk sopan sebelum berniat pergi.“Jangan pulang dulu, ikut saya.”Titah Gideon membuat Shani membeku. Lelaki itu berlalu lebih dulu menuju pintu samping di lobby utama ke parkiran mobil, diikuti oleh Shani di belakangnya dengan wajah kebingungan.Mau kemana semalam ini? Shani bertanya dalam hatinya.Mereka pun akhirnya melaju, meninggalkan gedung kantor dengan kecepatan konstan. Tetapi suasana di dalam mobil hening semenjak mereka masuk ke dalamnya, perang dingin tampaknya

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 33: Ulah Lily

    Dalam ruangan yang cukup luas hingga mampu menampung lebih dari 20 orang karyawan ini, Shani tak henti-hentinya menatap kertas-kertas laporan yang menumpuk di meja kerjanya serta komputer yang sedari pagi sudah menyala. Wanita itu sibuk dengan dunianya sendiri hingga petang, di saat orang-orang sibuk bersiap-siap untuk kembali ke rumah mereka. Shani malah masih sibuk dengan pekerjaannya, bahkan ia juga tak menyentuh roti coklat dan susu untuk makan siang yang dibelikan oleh rekan kerjanya atas dasar kekhawatiran mereka pada Shani.“Jangan terlalu memaksakan dirimu, Shani.” Ucap salah seorang rekan kerjanya sebelum akhirnya ia berlalu meninggalkan ruangan.Shani hanya menoleh dan tersenyum, tak lupa ia menunduk sopan sambil memandangi punggung rekannya yang sudah hilang di balik pintu.Wanita itu menghela napas panjang, setidaknya saat ini kondisi orang-orang tak lagi menuduhnya sebagai wanita penggoda. Setelah kejadian konferensi pers Daroll beberapa waktu lalu, orang-orang kini ber

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 32: Dia ingin berpisah

    “Sekarang bukan saatnya untuk bercanda, Shani.” Gideon menghela napas seraya berdecih pelan, ia hendak kembali melangkah tetapi segera mengurungkan niatnya saat mendapati tatapan mata Shani yang tak biasa padanya. “Kamu sedang bercanda, kan?” Tanya Gideon memastikan. “Saya serius.” Jawab Shani dingin, wajahnya tampak serius saat ini. “Mana bisa seperti itu, mana bisa mengakhiri hubungan semaumu seperti itu.” Gideon patah-patah berucap setelah diam sejenak. “Saya tahu kamu marah dan frustasi dengan keadaan seperti ini, tapi kamu hanya harus bersabar…” “Bersabar seperti apa lagi!?” Sela Shani dengan suara bergetar.Wanita itu kemudian menggigit bibirnya, seketika suasananya menjadi hening. Baik Shani maupun Gideon, mereka tampak sedang bertarung dengan ego masing-masing. “Kita tetap tak bisa berpisah hanya karena itu, kontrak tetaplah kontrak!” Tegas Gideon. Lelaki itu kembali melangkah ke arah mobilnya dengan keangkuhan khasnya, tak memedulikan tatapan dingin Shani padanya yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status