Share

3. Tidur Bersama

Author: Niniluv
last update Huling Na-update: 2024-08-29 16:07:22

Liona semakin mengeratkan pelukannya. Dia sudah terbangun dari alam mimpinya, namun entah kenapa matanya masih berat untuk dibuka.

Tempat yang hangat, dan empuk membuatnya ingin kembali tertidur. Dia mencium aroma maskulin yang membuatnya begitu tenang dan nyaman, namun beberapa detik kemudian Liona tersadar.

Mata perempuan itu terbuka lebar, mendapati seorang laki-laki yang juga sedang terlelap di sampingnya. Yang lebih mengejutkannya lagi, ternyata sejak tadi Liona memeluk tubuh laki-laki tersebut.

Dia seketika terduduk. Berusaha mengingat kejadian tadi malam bersama Sehan. "Apa kami telah melakukannya?"

Dengan segera, Liona memeriksa keadaan sekujur tubuhnya yang masih berbalut selimut tebal. Pakaiannya masih terpasang lengkap, walau sudah sedikit berantakan.

Dia kemudian menoleh, kembali menatap Sehan yang masih tertidur pulas. Wajah laki-laki itu terlihat tenang, sedikitpun tak menunjukan rasa bersalah.

"Dia tidak mungkin melakukan itu pada ku kan?"

Liona masih penasaran, dan juga takut. Sayang sekali dia tidak bisa mengingat apapun. Setelah meneguk alkohol tadi malam, Liona langsung kehilangan kesadarannya.

Pandangannya mendadak terarah pada dua kancing kemeja Sehan yang terbuka. Seketika dia langsung memalingkan wajahnya, dan memukul kepalanya untuk menyadarkan diri.

"Sebaiknya aku segera pergi dari sini."

Liona mulai beranjak pergi. Namun sebelum itu dia meninggalkan sebuah catatan untuk memberitahu Sehan bahwa dirinya pulang lebih dulu, dan akan menghubungi Sehan kembali nantinya.

Sesampai di depan rumah. Liona langsung merapikan penampilannya kembali.

Dia menarik nafas dalam, dan mengukir senyum lebar sebelum akhirnya memasuki rumah keluarganya. Dia tak sabar untuk menyapa orang-orang di rumah itu.

"Liona!"

Langkah Liona terhenti tepat di ruang tengah. Di sana sudah ada Darwin, Gretta, dan juga Aoura. Sepertinya mereka telah menantikan kedatangan Liona.

Tentu saja, Aoura pasti sudah menceritakan semuanya pada Darwin dan Gretta tentang apa yang terjadi di hotel kemarin.

"Kau sudah keluar dari rumah sakit?" tanya Darwin, masih berusaha menahan amarahnya.

"Kalian pasti tidak pernah mengunjungi ku selama aku koma, sampai tidak mengetahui jika keadaanku sudah membaik."

Gretta memutar matanya malas. Tentu saja, mengunjungi Liona di rumah sakit hanya membuang waktunya. Dia kini berdiri dari duduknya. Tak mau basa-basi seperti Darwin. Gretta langsung membentak Liona, "berani sekali kau menemui Sehan tanpa sepengetahuan kami!"

Liona mengukur senyum sinis. Ini yang dia tunggu-tunggu. "Menemui siapapun yang ku mau, aku rasa itu adalah hakku dan tak perlu meminta persetujuan siapapun karena aku sudah dewasa -"

PLAK

Gretta menampar Liona cukup keras, hingga membuat Liona terhuyung ke belakang dan nyaris ambruk.

"Kau tau, Sehan adalah laki-laki yang dijodohkan dengan Aoura. Berani sekali kau mendekatinya!"

"Sehan saja tidak melarangku untuk mendekatinya, kenapa kau harus marah?"

Gretta mengernyit tak terima. Tidak seperti biasanya, Liona berani berbicara dengan lantang padanya. Membuat Gretta semakin geram dengan anak adopsinya itu.

"Liona, pernikahanmu dan Reno dibatalkan karena kau masuk rumah sakit. Jika sekarang keadaanmu sudah membaik, urus pernikahanmu kembali!"

Gretta mengukir senyum puas setelah mendengar ucapan sang suami. Sedangkan Liona hanya menggeleng tak habis pikir.

"Kenapa kalian terus bersikap seperti ini padaku? Apa aku tidak berhak memilih siapa yang harus aku nikahi?"

"Kak Liona!" Kini Aoura berdiri. Dia meneteskan air mata, menunjukan kesedihannya pada semua orang. "Bukankah dulu kau sendiri yang mengatakan sangat mencintai kak Reno? Dan tiba-tiba kau menuduhnya mencintaiku, setelah itu kau mendekati Sehan. Apa kau ingin menghancurkan ku?"

Benar. Bukan hanya Aoura yang ingin Liona hancurkan. Tapi juga ayah dan ibunya. Semua orang yang telah menyakitinya, Liona ingin mereka juga merasakan penderitaan yang sama dengan dirinya.

"Ayah tidak ingin berita ini sampai terdengar di luar sana, adik dan kakak merebutkan satu laki-laki yang sama. Itu hanya membuat ayah malu!" Darwin berdiri. Dia kembali menatap Liona dengan tegas. "Liona, pernikahanmu dan Reno harus dilaksanakan!"

"Kenapa semuanya menutup mata? Aku sudah tidur dengan Sehan, apa aku tetap tidak boleh menikahinya?"

Hening.

Aoura terduduk kembali di sofa. Tubuhnya lemas seketika setelah mendengar ucapan Liona barusan.

"Tidak mungkin!" Aoura terisak keras.

"Aoura!" Gretta langsung menghampiri putri bungsunya karena khawatir. Dia segera menenangkan. "Aoura, Sehan tetap akan menikah denganmu. Jangan menangis ya."

Namun bukannya berhenti, Aoura justru semakin terisak.

"Satpam!" panggil Gretta. Para satpam di rumah itu menghadap. Gretta kembali memerintah, "kurung dia di gudang bawah tanah!"

Mata Liona membulat. Ingatannya seketika kembali pada beberapa tahun lalu. Saat dia masih kecil dan selalu mendapat tuduhan dari Aoura. Gretta juga sering mengurungnya di gudang bawah tanah.

Liona nyaris ambruk, namun dua satpam langsung memegang tangannya. Dia menggeleng, memberontak saat satpam itu mulai menyeretnya menuju tempat yang sangat menakutkan bagi Liona.

Namun Liona tak berhasil. Dada Liona seketika sesak, bayangan menakutkan dari masa lalunya kembali terlintas di kepalanya setelah memasuki ruang sempit dan gelap itu.

"Ibu lepaskan!"

Liona terjatuh. Dia memegang dadanya yang semakin sesak.

"Aku takut."

Tempat itu ... adalah luka yang paling menyakitkan bagi Liona.

***

Sehan duduk di sofa, menghadap kedua orang tua dan neneknya. Setelah sekian lama, akhirnya dia pulang juga ke kediaman keluarga Wiratama. Itu pun juga karena terpaksa, jika bukan telepon penting dari sang nenek yang memintanya untuk datang.

"Aku sedang sibuk," ucapnya sebelum para orang tua di sana memulai pembicaraan.

Joana menghela nafas pelan melihat sifat cucunya yang masih saja sama.

"Keluarga Atharya ingin mempercepat pernikahanmu dengan Aoura," ucap Bram langsung pada intinya. Dia tau anak bungsunya itu tidak suka berbasa-basi.

Sehan berpikir sejenak. Sepertinya itu kesempatan yang bagus untuk membicarakan semuanya. "Kenapa Aoura tidak membatalkan perjodohan ini setelah melihat aku bersama perempuan lain?"

"Apa maksudmu Sehan?" tanya Sandra mewakili sang suami dan ibu mertuanya yang tampak terkejut karena perkataan Sehan.

"Aoura tau jika aku sudah tidur dengan kakak perempuannya."

Bram, Sandra, dan juga Joana serempak tersentak kaget dengan pernyataan Sehan barusan. Tampa rasa bersalah, Sehan mengatakannya dengan begitu santai.

"Maaf pa, ma, nek. Aku ingin menikahi Liona, bukan Aoura," imbuhnya dengan tegas.

"Mama tidak suka!"

Sorot dingin Sehan kini menatap Sandra.

"Kamu tau, kakak perempuan Aoura adalah -"

"Anak adopsi," potong Sehan. Dia kemudian menghela nafas kasar. "Apa itu salah?"

"Apa kamu yakin?" kini Joana yang bertanya untuk memastikan pada sang cucu.

Namun belum sempat Sehan menjawab, ponselnya mendadak berdering. Sebuah nomor tak dikenal menelponnya, Sehan sempat berpikir sesaat. Dia ingat, Liona mengatakan akan menghubunginya kembali.

Semua orang di sana diam, memperhatikan Sehan yang mulai menjawab panggilannya.

"Halo, dengan Sehan Wiratama di sini."

'Sehan, ini Liona. Tolong aku ...'

Sehan terdiam.

'Tolong ...'

Suara Liona di seberang sana semakin melemah. Sehan langsung berdiri, tanpa mengatakan sepatah kata apa pun pada tiga orang di depannya laki-laki itu melangkah pergi begitu saja.

Joana kembali menghela nafas pelan. "Anak itu dilahirkan dan dibesarkan di rumah ini, tapi setelah dewasa ... belum sampai satu jam berada di sini saja sudah kembali pergi."

Sandra tak menghiraukan ucapan ibu mertuanya barusan. Sorot matanya masih menatap kepergian sang anak, dia masih bertanya-tanya. 'Kenapa Sehan memilih kakaknya Aoura?'

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   219. Bahagia - End

    Enam tahun kemudian ...Rumah keluarga Wiratama kini tampak ramai. Para tamu undangan mulai berdatangannya, dan banyak anak kecil membawa hadiah.Tepat hari ini, Arsen Wiratama berusia genap lima tahun. Semua orang merayakan ulang tahunya dengan kegembiraan. "Okey, selanjutnya adalah acara potong kue!"Semua anak dan para tamu undangan bertepuk tangan dengan meriah, saat sang MC membacakan urutan acara selanjutnya. "Potong kuenya!""Potong kuenya!"Sorak anak-anak yang ada di sana. Dibantu dengan sang papa dan mamanya, Arsen mulai memotong kue ulang tahun di hadapannya. "Baik, kuenya sudah dipotong. Sekarang, Arsen ingin memberikan suapan pertama kuenya ke siapa ya?" tanya MC membuat semua orang di sana jadi penasaran tak sabar. Arsen menoleh ke kenan dan kirinya sesaat, mulai bingung."Arsen pasti ingin memberikan suapan pertama pada mama kan?" bisik Liona berusaha merayu putra kecilnya te

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   218. Hukuman

    Ke esok harinya, Sehan dan Galen duduk di jok belakang mobil. Sedangkan Dua pria berbadan kekar kekar duduk di jok depan mereka, dan satu pria itu mengemudikan mobil.Di depan mobil mereka, juga ada satu mobil lain yang menunjukan arah sekaligus mendampingi Sehan dan Galen.Setelah cukup lama, mereka telah sampai di sebuah bangunan beton yang tampak kusam. Menuju ke sana memerlukan waktu hampir tiga jam, letakkan memang sangat jauh dari pusat kota.Dua bodyguard yang ada dalam mobil tersebut keluar lebih dulu, lalu berdiri di sisi mobil, dan mengawasi sekitarnya.Sehan tak langsung keluar, dia menoleh ke samping, menatap sang kakak. "Kak Galen tidak mau menemuinya bersamaan langsung denganku?"Galen menggeleng. "Aku akan berbicara dengannya setelah kau selesai. Aku hanya ingin memarahinya karena sudah berani membuat kakiku tidak berfungsi, sedangkan kamu pasti banyak hal yang ingin dibicarakan bukan?"Sehan mengangguk m

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   217. Pernikahan Aoura

    Di sebuah gedung besar, sebuah pesta pernikahan dilaksanakan dengan tema yang begitu sangat sederhana. Tamu undangan hanya terbatas, yaitu para rekan kerja dan sahabat-sahabatnya dari mempelai pria. Reno dan Aoura berdiri berdampingan, bersalaman dan menyambut para tamu dengan ramah.Hingga kedatangan Darwin bersama anak dan mantunya, berhasil mengalihkan perhatian semua orang di sana. Beberapa orang yang dilalui oleh mereka tersenyum menyapa. Tentu karena kebanyakan tamu undangan di sana adalah karyawan Wiratama group, jadi mereka begitu menghormati Darwin dan Liona, terutama Sehan.Melihat tiga orang penting itu berjalan ke arahnya, tangan Aoura mendadak berkeringat dingin. Dia lalu menyenggol lengan Reno di sampingnya, dan berbisik protes. "Kau juga mengundang ayah?""Tentu saja, bagaimana pun dia juga pernah menjadi ayah untukmu. Kita harus menghargainya dengan mengundangnya ke pernikahan kita," jelas Reno berusaha membuat Aoura pah

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   216. Membujuk

    Satu Minggu kemudian. Liona dan Sehan sudah berpakaian rapi, bersiap untuk berangkat ke acara pernikahan Aoura dan Reno. "Sudah siap?" tanya Sehan memastikan saat sang istri baru saja keluar dari kamar. Liona tersenyum, lalu mengangguk mengiyakan. "Kalau begitu, kita berangkat sekarang."Sehan dan Liona berjalan keluar rumah. Saat ini mereka sudah berada di rumah mereka sendiri. Sehan memutuskan untuk kembali ke rumah mereka dua hari lalu, setelah Sehan berhasil meyakinkan Joana bahwa keadaannya sudah membaik.Mobil yang mereka tumpangi kini mulai melaju, meninggalkan halaman rumah. Tak langsung menuju gedung acara pernikahan, Sehan dan Liona meminta sang suami untuk mengantarkannya lebih dulu ke rumah Darwin. "Bukankah ayah pasti juga diundang oleh Aoura?" tanya Liona penasaran.Sehan menoleh sesaat, lalu kembali fokus pada jalanan di hadapannya. "Entahlah, aku juga tidak tau. Bahkan setelah meninggalkan rumah ayahmu, seperti

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   215. Ingatan Itu sudah lama kembali

    Setelah sampai di depan kamar yang mereka sewa. Sehan menurunkan Liona dari gendongannya. Laki-laki itu kemudian membuka pintu di hadapannya menggunakan key card yang baru saja dia kantongi.Setelan pintu terbuka, Liona masuk lebih dulu ke dalam sana, diikuti Sehan di belakangnya. Perempuan itu mengedarkan pandangannya ke sekitar, memperhatikan ruangan tersebut dengan seksama. "Sepertinya tidak ada yang berubah, ini masih sama seperti saat aku datang ke sini pertama kalinya."Sehan menghentikan langkahnya di samping sang istri, dia menatap wajah Liona yang tampak bahagia itu sesaat, sebelum akhirnya ikut memperhatikan sekitarnya dengan seksama. Sehan memang tidak pernah merubah tampilan ruangan itu. Sejak dulu masih sama, tetap begitu-begitu saja. Namun Sehan tak pernah bosan dengan tampilan yang seperti itu. "Lagi pula, aku jarang ke sini lagi setelah menikah denganmu. Dulu, aku menyewa kamar ini untuk tempat istirahatku, ji

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   214. Reka Adegan

    Setelah pergi dari rumah Reno, Sehan dan Liona kembali melanjutkan perjalanannya. Kini mobil yang Sehan kemudikan telah sampai di depan gedung hotel Wiratama, seperti apa yang Liona minta. Entah, Sehan belum mengerti kenapa istrinya mengajaknya ke sana. "Apa yang sebenarnya kamu rencanakan Liona?" tanya Sehan yang semakin penasaran. Namun Liona masih tak mau menjawabnya, perempuan itu hanya tersenyum saja. Liona kemudian keluar lebih dulu dari mobil, Sehan hanya mengikutinya. Hingga mereka memasuki gedung tersebut, dan Sehan terus mengikuti Liona dari belakang. Perempuan itu berjalan menuju restoran yang ada di lantai dua hotel tersebut. Hingga sampai di salah satu kursi pengunjung yang terletak di dekat jendela kaca gedung tersebut, Liona menarik Sehan dan memaksa laki-laki itu untuk duduk di sana. Sehan yang sejak tadi masih kebingungan, hanya menurut mengikuti apa yang sang istri lakukan padanya. Setelah Sehan duduk di s

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status