Share

Bab 19. Menangis Tanpa Suara

"Kenapa diam di sana?" tanya Ken memecah keheningan. Tidak ada suara lain kecuali deru halus penghangat ruangan di belakang sana. Keduanya ada di ruang makan dengan meja bundar yang elegan. Sebuah lampu kristal tergantung di atas sana.

Selayang pandang, tidak ada yang kurang dari kediaman ini. Sebuah home theather set terletak tak jauh dari mereka, berhadapan dengan sofa bed lembut. Bulu-bulu angsa menghiasi sisi-sisinya, membuat siapa saja nyaman berdiam di atasnya.

Tanpa banyak kata, Aira yang semula diam, kini mendekat ke arah Ken yang sedang membentangkan alas makan di atas paha. Kain segiempat warna putih itu menjadi penghalang noda yang mungkin mengotori pakaian.

"Mana yang ingin kamu makan?" ketus Aira, merasa malas meladeni suaminya. Terpaksa dia melakukan itu demi melindungi keluarganya, juga ... Hiro.

"Bukankah kamu begitu bahagia bertemu dengan suami keduamu? Tunjukkan senyum yang sama di depanku!" desak Ken, menaikkan satu sudut bibirnya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status