Share

Benih Cemburu

"Ra, buka pintunya!" teriak Gilang. Ia mulai panik dan terus mengetuk pintu berharap Rara buka.

Sayang, harapan cuma jadi harapan pasalnya pintu tetap tertutup rapat. Bahkan bunyi-bunyian yang ada di dalam makin nyaring saja.

Tak bisa menunggu lagi, Gilang pun menerjang pintu yang dikunci dari dalam. Ia tendang berkali-kali pintu itu hingga akhirnya terbuka. Setelahnya menghambur diri dan memeluk Rara. Istrinya itu tampak mengerikan. Rambutnya acak-acakan. Keadaan kamar juga tak kalah berantakan. Ia peluk Rara dan melempar buku tebal yang ada di tangan Rara. Tadi istrinya itu memukul kaki sendiri dengan buku itu.

"Ra, kamu tenang. Istighfar."

Sayang, Rara yang masih kalut tidak mengindahkan. Ia malah meraung makin nyaring dalam dekapan Gilang. Rasa marah, frustrasi dan benci menggumpal jadi satu membuat gadis itu tidak bisa apa-apa selain menangis.

"Istighfar. Ini cobaan. Allah tidak akan menguji hambanya melebihi batas kemampuan," ucap Gilang lagi. Ia dekap makin erat kepala Rara. Se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status