Share

41. Ketegasan

“Makasih, Jun. Gue janji bakal membayar semua ini,” ucap Mei kala Juna mengatakan sudah melunasi tagihan rumah sakitnya. Dan Mei sudah diperbolehkan pulang sekarang.

“Udahlah, Maemunah. Nggak usah dipikirin. Elu juga dulu sering bantuin gue, kan?”

“Kapan?”

“Dulu waktu SMA, gue sering lupa bawa uang terus utang jajan ke elu tiap ketemu di kantin, tapi sampai detik ini gue belum pernah bayar. Anggap aja udah gue lunasi sekarang.”

Seketika Mei terpingkal-pingkal. “Ah. Ada-ada aja elu, mah! Utang lu dulu itu kan nggak seberapa, gue ikhlas kok. Itu kan nggak sebanding dengan biaya rumah sakit gue ini,” ujarnya sambil geleng-geleng kepala.

“Ya sudah, gue juga ikhlas kok bayarin biaya rumah sakit elu ini. Jadi, nggak ada lagi istilah utang-utangan antara kita.”

“Thank’s, Jun." Mei terharu.

“Oke, udah nggak ada yang ketinggalan ‘kan? Yuk, kita pulang sekarang.”

Seorang suster tersenyum ramah ketika berpapasan dengan mereka di koridor rumah sakit. "Semoga lekas pulih ya, Mbak Mei. Hati-
Indy Shinta

Komen dan klik vote, yuk :)

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status