Share

Bab 16: Ancaman

"Maaf."

Hanya satu kata yang bisa meluncur dari bibir tipis Kalila. Kehilangan tak pernah mudah dan ia tidak pernah tahu kalau Farhan telah menanggung duka sejak kecil. Ia yang hanya kehilangan salah satu sayap saat sudah dewasa saja seperti didera mimpi buruk berkepanjangan, apalagi Farhan yang harus kehilangan dua kepak sayap saat dia masih sangat membutuhkan pelukan keduanya.

Mungkin karena itu Bang Farhan tidak banyak bicara. Bukankah duka bisa memerangkap manusia dalam ruang gelap bernama sunyi? Kalila menghela napas sembari mengaduk gelas. Ada hening di antara ia dan Farhan. Kalila kehilangan kata. Sekilas ia melihat seperti ada lapisan air di mata Farhan. Namun, Kalila tidak ingin memperhatikan lebih lama sehingga ia memilih memandang sisi barat kota Yogyakarta yang tampak dari tempat mereka duduk.

"Nanti orangtua saya akan diwakili Paman dan Bibi.” Farhan kembali membuka obrolan. “Mereka tinggal di Jogja. Jadi, kapan saja bisa datang."

Kalila hanya mengangguk lalu meny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status