Share

Part 22

Kamalia menunjukkan wajah cerah saat sarapan dengan mamanya, apalagi saat berbincang. Namun, tatapannya datar ketika memandang Devin.

Untungnya Ben belum bangun, jadi selamatlah mereka dari adiknya yang suka usil.

Bu Rahma menanyakan kondisi perkebunan, juga rencana Devin yang waktu itu sempat di tawari sebagai pemasok teh di sebuah perusahaan baru. Devin menjabarkan banyak pertimbangan.

"Mungkin setelah resmi pensiun dua tahun lagi, Mama belum pulang ke sini dulu, Dev. Mama masih tetap ngajar. Lumayan dapat gaji tambahan. Sekalian dampingi adik kamu sampai wisuda."

"Mama, tidak capek?"

"Belum. Nanti Mama akan berhenti kalau sudah bosan. Tinggal sama kalian di sini sambil momong cucu."

Devin memandang Kamalia yang menunduk menikmati sarapannya.

"Iya. Tapi Mama jangan memaksakan diri juga. Ngukur kemampuan dan ingat usia, Ma.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Anita
suka sekali,, tpi aku lelah menunggu klo bonusnya sudah habis
goodnovel comment avatar
Mama'akbar
pesen novel nya dimna
goodnovel comment avatar
Rahmi Safnita
saya pengen pesan novelnya, menarik dan keren
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status