Home / Romansa / Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO / 136. Kehadiran Pram Memicu Perasaan cemburu  

Share

136. Kehadiran Pram Memicu Perasaan cemburu  

Author: Ndraa Archer
last update Last Updated: 2025-02-07 08:52:53

“Pram, ayo bicara tentang proyekmu,” kata Jasmine berusaha mengalihkan suasana.

“Oh, tentu,” Pram menoleh ke arah Jasmine dan mulai menjelaskan tentang proyek pemasaran terbaru yang sedang ia kerjakan.

Namun, meski Pram berbicara, Noah tidak benar-benar mendengarkannya. Yang ada di pikirannya hanyalah satu hal: Jasmine miliknya. Tidak ada pria lain yang boleh mendekatinya, apalagi menyentuhnya seperti yang Pram lakukan tadi.

Ketika mereka sampai di hotel, Noah langsung menarik Jasmine keluar dari mobil sebelum Pram sempat mengatakan sesuatu. Ia menggenggam pergelangan tangan Jasmine erat dan menyeretnya menuju lift hotel tanpa peduli pada tatapan bingung Pram.

Begitu pintu lift tertutup, Noah mendorong Jasmine ke dinding dan menatapnya dengan mata yang membara.

“Kau menikmatinya, ya?” gumam Noah tajam.

“Aku tidak peduli dengan kont

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO    137. Aku Tidak Akan Melepaskanmu

    Jasmine menggeleng, mencoba mempertahankan akalnya. “Kau hanya mengatakan ini karena kecemburuanmu. Besok, kau mungkin akan melupakannya.”Noah mendesah frustrasi. Ia mengusap wajahnya, lalu menatap Jasmine dengan mata penuh luka dan keinginan yang ia sendiri belum bisa pahami.“Baiklah,” katanya akhirnya, suaranya lebih tenang tapi masih penuh ketegangan. “Kalau memang begitu yang kau pikirkan, maka nikmati saja sisa waktu kita bersama.”Lalu, dengan tatapan tajam dan penuh ancaman, ia menambahkan, “Tapi jangan salahkan aku jika setelah kontrak ini berakhir, aku tidak akan membiarkanmu pergi.”Jasmine menahan napasnya.Karena ia tahu, Noah tidak sekadar berbicara. Noah benar-benar tidak akan melepaskannya.Malam itu Noah tidur dengan mendekap erat tubuh Jasmine, sedangkan Jasmine tidur membelakanginya.Pagi di Bulgarion terasa lebih dingin dibandingkan biasanya. Langit mendung, angin berhembus sejuk, namun suasana hati Noah justru semakin panas.Sejak kedatangan Pram, batas antara di

    Last Updated : 2025-02-07
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   138. Cemburu Noah  Memuncak  

    Tangannya menekan pinggang Jasmine, membuat gadis itu semakin dekat dengannya. Bibirnya bergerak lebih agresif, menuntut respons, dan Jasmine meskipun berusaha mempertahankan harga dirinya, tidak bisa menolak perasaan yang perlahan menguasainya.Saat mereka akhirnya menarik napas, Noah menatapnya dengan mata gelap yang penuh dengan ketegangan. “Aku tidak suka melihatmu dengan Pram.”Jasmine tersenyum samar, meskipun pipinya merona. “Tapi aku tidak melanggar aturan apa pun.”Noah menggeram, lalu dengan suara serak dia berkata, “Aku akan mengubah aturannya.”Tidak lama mereka langsung saling menjauh saat terasa Pram mendekat ke arahnya. Jasmine dan Noah bersikap seolah hanya perselisihan antar saudara.Pram menatap Noah dengan ekspresi jengkel. Ia melipat tangan di dadanya dan mendesah keras sebelum akhirnya berkata, “Ayolah, Noah. Beri kesempatan sepupumu ini bersenang-senang. Kamu nggak kasihan? Dia sudah jauh dari suaminya, di sini cuma tertekan olehmu sebagai sepupu iparnya.”Noah t

    Last Updated : 2025-02-07
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   139. Noah yang Mabuk Bagai Bayi Besar

    Jasmine menghela napas panjang saat ia berusaha membawa Noah yang setengah sadar menuju mobil. Pria itu benar-benar memberatkannya, tubuhnya terasa lemas akibat pengaruh alkohol, membuat Jasmine harus menopangnya dengan hati-hati.“Kamu mengerjaiku, Noah! Dan juga bayimu saat ini. Kalau ada apa-apa dengan kami, aku tidak akan memaafkanmu,” omelnya kesal.Namun, Noah hanya tersenyum samar, matanya yang sayu menatap Jasmine dengan tatapan yang sulit diartikan. Dengan gerakan lambat, ia mengangkat satu jarinya dan menempelkannya di bibir Jasmine.“Ssttt… diam, cantik. Semua salahmu,” gumamnya dengan suara berat dan serak. “Aku lelah… mau beristirahat…”Jasmine memutar bola matanya. “Dasar menyebalkan,” gumamnya, tetapi tetap membantunya masuk ke dalam mobil.Di perjalanan menuju hotel, Jasmine harus menghadapi kekacauan lainnya—Noah hampir muntah berkali-kali. Ia menggertakkan giginya, berusaha menjaga kesabaran sementara tangannya sibuk menahan kepala Noah agar tidak terlalu banyak berg

    Last Updated : 2025-02-07
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   140.  Menerima Panggilan Pram di Waktu Bercinta

    Jasmine dengan susah payah menyudahi ciuman itu. Tangannya menahan wajah Noah agar tidak semakin dalam menyesap bibirnya. Nafasnya memburu, wajahnya merona karena sentuhan Noah yang semakin berani.“Noah, cukup,” bisiknya pelan, meski tubuhnya sendiri terasa gemetar karena efek mabuk pria itu yang justru semakin liar.Namun, Noah tidak mau berhenti begitu saja. Jemarinya mulai berusaha membuka hoodie yang Jasmine kenakan, tetapi dengan cekatan Jasmine menahannya.Sebagai gantinya, ia malah membalas dengan membuka kancing kemeja Noah satu per satu, membuat pria itu tersenyum samar.“Kamu mau ikut bermain denganku?” suara Noah terdengar rendah, penuh godaan.Jasmine menghela napas panjang. “Aku tidak bermain, Noah. Aku hanya ingin membersihkan tubuhmu.”Tanpa memberikan kesempatan Noah untuk menggoda lebih lanjut, Jasmine menyalakan shower kembali dan mulai menyabuni tubuh pria itu. Gerakannya lembut, telaten, seperti seorang ibu yang sedang memandikan anak kecil.Tapi Noah tetaplah pri

    Last Updated : 2025-02-07
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   141. Rasanya Engan Turun dari Tempat Tidur

    Matahari pagi menyelinap masuk melalui celah tirai, membiaskan sinar keemasan yang menerpa wajah Jasmine. Ia menggeliat pelan, merasakan kehangatan yang menyelimuti tubuhnya.Saat kesadarannya kembali, ia menyadari satu hal: dirinya masih berada di dalam pelukan Noah.’Wajahnya sangat membuat nyaman jika masih terpejam,’ puji Jasmine di dalam hati, di ikuti senyum dengan wajah malasnya karena baru membuka mata.Pria itu masih tertidur lelap, satu lengannya erat melingkari pinggangnya, seolah tidak ingin melepaskan Jasmine pergi. Napasnya berhembus pelan di sisi leher Jasmine, membuat jantung wanita itu berdegup lebih cepat.Seharusnya Jasmine pergi. Seharusnya ia menjauh dari Noah sebelum semuanya menjadi lebih rumit.Namun, entah kenapa, tubuhnya enggan bergerak. Ia hanya menatap wajah pria itu dalam diam. Betapa damainya ekspresi Noah saat tidur. Tidak ada raut dingin atau sikap arogan seperti biasanya. Hanya seorang pria yang terlihat lelah dan rapuh.Jasmine tersenyum miris. ’Sean

    Last Updated : 2025-02-07
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   142. Kecurigaan Pram Mulai Terarah.

    Jasmine duduk dengan tenang di meja lobi hotel, menikmati roti panggang dan susu strawbery yang dibawakan Pram. Pria itu duduk di hadapannya, tersenyum lembut seperti biasa."Terima kasih, Jasmine," ujar Pram tiba-tiba.Jasmine menghentikan kunyahannya dan menatapnya dengan bingung. "Untuk apa?""Untuk kesabaranmu merawat Noah tadi malam. Aku tahu dia bisa sangat merepotkan," jawab Pram sambil mengaduk kopinya. "Walau dia itu kakak iparmu, tetap saja… aku tahu kamu pasti capek."Jasmine tersenyum kecil. "Noah memang menyebalkan, tapi aku sudah terbiasa."Pram menghela napas panjang. "Kalau kamu lelah, kamu bisa cerita padaku, Jasmine. Aku ada di sini, dan aku selalu bisa mendengar."Jasmine menatapnya, menyadari ketulusan di mata Pram. Pria itu memang selalu baik, selalu ada ketika ia membutuhkannya. Bukan seperti Noah yang selalu membuat segalanya men

    Last Updated : 2025-02-08
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   143. Perasaan Jasmine di Guncang

    ”Noah, apa kabar?” Jabat tanggan tuan Bulharm yang kemudian di ikuti putri sulungnya Venesia.Wanita itu ingin melakukan cium pipi kanan dan kiri, tapi Noah segera melepas dan tidak menyambutnya.Jasmine tersenyum kecil kemudian mereka menuju ruang pertemuan.Suasana ruang pertemuan di kediaman Bulharm terasa begitu dingin dan penuh tekanan. Jasmine duduk di kursinya, mendengarkan percakapan antara Noah, Pram, dan Venesia tentang kesepakatan bisnis mereka.Noah berbicara dengan nada yang tenang dan berwibawa, seolah kejadian tadi malam tak pernah terjadi.Jasmine mencoba fokus, tapi pikirannya terusik oleh tatapan Venesia yang sesekali mengarah kepadanya, tatapan penuh ejekan dan superioritas.“Noah, jika kita menandatangani kontrak ini, berarti perusahaan Dirgantara dan Bulharm resmi menjadi mitra jangka panjang,” ujar Venesia, menggeser dokumen ke

    Last Updated : 2025-02-08
  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   144. Pertengkaran Tanpa Henti  

    “Kenapa aku marah?” ucapnya, suara Noah penuh tekanan. “Karena kau membiarkan Pram berbicara seperti itu di depan semua orang. Seakan-akan kau memang ingin bersamanya.”Jasmine menatapnya, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.“Apa masalahnya, Noah? Aku sudah mengatakan sejak awal. Nikmati saja semua ini selama kontrak masih berjalan. Setelah itu, kita akan kembali ke kehidupan masing-masing.” Noah terdiam.Jasmine tersenyum pahit. “Itu juga yang kau katakan padaku, bukan? ‘Jangan berharap lebih, bahkan kau harus bisa merahasiakan hal ini.’”Mata Noah berubah tajam. Ia teringat dengan kata-katanya sendiri saat awal kontrak mereka dibuat. Saat itu, ia ingin menjaga jarak, tidak ingin perasaan ikut terlibat. Tapi sekarang, semuanya sudah berubah.Jasmine hendak membuka pintu mobil, tapi Noah dengan cepat menar

    Last Updated : 2025-02-08

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   352. Rekaman Suara dari Masa Lalu

    Di sisi lain kota, Zora berdiri di depan cermin besar berbingkai emas di kamar utama rumah Dirgantara. Cermin itu telah menjadi saksi begitu banyak perubahan dalam hidupnya—dari wanita muda ambisius, menjadi istri dari pewaris kekaisaran bisnis, hingga kini... seorang istri yang mulai kehilangan pijakan. Ia merapikan blouse satin putih yang telah ia kenakan puluhan kali, mencoba menyembunyikan kegelisahan yang makin lama makin sulit ditutupi.Matanya menatap pantulan diri dengan senyum yang hambar—senyum yang ia bentuk hanya sebagai formalitas sosial. Beberapa hari terakhir, gosip dan bisik-bisik di antara sosialita dan direksi perusahaan mulai membentuk luka kecil yang lambat tapi pasti merobek hatinya.Bukan hanya Noah yang berubah. Dunia pun ikut berputar, seolah tak ada tempat lagi untuknya. Mereka bilang Jasmine adalah ibu dari pewaris masa depan keluarga Dirgantara. Mereka menyambut wanita itu seolah-olah dia satu-satunya yang pantas berdiri di sisi Noah.Zora menggigit bibirnya

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   351. Rumah Ini Tak Lagi Sama

    Jasmine kembali terdiam, pikirannya kembali ke masa lalu. Setelah percakapan emosional itu, Jasmine dan Noah duduk di balkon rumah kecil itu. Hujan masih turun, tapi lebih ringan.“Aku tidak bisa janji semua akan mudah,” kata Noah, menatap gelap malam.“Aku tidak minta mudah,” balas Jasmine. “Aku cuma mau tahu... kamu akan ada di sini. Meski saat aku marah. Saat aku takut. Saat aku ragu.”Noah menoleh, lalu menyentuh perut Jasmine yang membulat.“Aku akan ada. Untuk kamu. Untuk dia.”Dan di bawah langit yang masih menangis, untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Jasmine merasakan tenang. Bukan karena semua masalah selesai. Tapi karena ia tahu—ia tak lagi sendiri.Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Jasmine menoleh. Noah muncul dari balik pintu kamar, membawa selimut tambahan dan termos susu.“Sudah tidur?” tanyanya pelan.Jasmine mengangguk. “Baru saja.”Noah berjalan pelan, lalu duduk di sampingnya. Ia menatap bayi mereka, lalu mencium kening Jasmine.“Aku suka malam h

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   350. Tujuh Bulan Lalu di Tengah Hujan

    “Waktu kadang menyembuhkan luka, tapi ada jenis luka yang justru membuat kita ingin kembali… hanya untuk memastikan bahwa semuanya memang layak diperjuangkan.”Suara rintik hujan yang menghantam jendela terdengar bagai irama pilu yang menggema di seluruh ruangan. Lampu kamar menyala temaram. Di pelukannya, seorang bayi kecil tertidur dengan damai, napasnya ringan, dadanya naik turun perlahan.Jasmine duduk di kursi goyang dekat jendela, membiarkan matanya tertumbuk pada kegelapan malam di luar sana. Tangannya membelai lembut punggung bayi itu, tapi pikirannya melayang jauh… menuju malam hujan yang sama, tujuh bulan lalu. Malam yang ia kira hanya akan berakhir sebagai luka.Tujuh bulan sebelumnya.Rumah kecil tempat ia tinggal bersama Nina untuk sementara waktu terasa terlalu sunyi malam itu. Angin mengetuk jendela loteng dengan kasar. Jasmine memegangi perutnya yang membuncit—usia kehamilannya memasuki bulan ketujuh, dan setiap gerakan kecil dari dalam kandungannya menjadi pengingat ba

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   349. Luka yang Tak Sempat Sembuh (Versi Panjang)

    Sore itu, langit di atas rumah kaca menyimpan gradasi warna yang murung. Biru kelabu berbaur dengan oranye pucat, seolah alam pun ikut menyesali semua yang telah terjadi. Angin menyusup masuk lewat sela-sela jendela, membawa aroma bunga melati yang hampir layu. Jasmine berdiri di dekat balkon dengan tangan memeluk tubuhnya sendiri, seakan udara terlalu dingin untuk ditahan, padahal sebenarnya yang dingin adalah hatinya.Sudah berapa lama ia terjebak dalam pusaran luka yang tak pernah benar-benar bisa ia benahi? Sejak pertama kali menerima tawaran menjadi ibu pengganti, hidupnya seperti berubah menjadi cerita yang tak ia kenali.Noah mendekat perlahan, langkahnya nyaris tanpa suara. Ia tidak ingin mengganggu, tapi juga tak sanggup menahan keinginannya untuk bicara. Jasmine tahu dia datang—ia bisa mencium aroma parfum kayu cendana lembut yang biasa Noah pakai. Tapi ia tetap diam, masih terpaku menatap taman kecil yang mulai gelap.“Aku boleh bicara?” tanya Noah perlahan.Kepala Jasmine m

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   348. Forum Global Jasmine

    Langit Arenia berwarna keperakan pagi itu, menyelimuti kota dalam cahaya mendung yang lembut. Gedung pusat kebijakan internasional yang menjulang di jantung distrik Saphira tampak megah. Di dalamnya, ratusan kursi telah tertata rapi, mikrofon disiapkan, dan layar besar menampilkan satu kalimat: Forum Etika Global untuk Ibu Pengganti dan Hak Anak.Di kursi utama, Jasmine duduk tenang mengenakan setelan biru tua dengan aksen perak. Tak ada perhiasan mencolok, hanya liontin kecil yang tergantung di lehernya—hadiah terakhir dari ibunya, Sylvia. Di sampingnya, Noah dan Kiara mempersiapkan presentasi utama, sedangkan Evan memantau keamanan data dan jaringan digital.Forum ini bukan sekadar acara simbolik. Jasmine—dengan dukungan penuh dari Project Axis—berinisiatif mengadakan forum ini setelah tekanan internasional terhadap praktik kontrak ibu pengganti yang tidak adil mulai meningkat, menyusul pengakuannya dan penyelidikan terhadap Levara Group.“Sepuluh negara sudah mengirim delegasi,” la

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   347. Leonhart Menuntut Balik

    Noah menoleh pada Jasmine. “Apa kamu siap jika Leonhart muncul kembali?”Jasmine menjawab pelan, tapi tegas, “Aku siap. Karena aku tidak lagi melawannya sendirian.”Dan hari itu, suara seorang ibu menggetarkan kota Arenia. Bukan dengan amarah. Tapi dengan keberanian yang lahir dari kasih.Hanya dua hari setelah pidato Jasmine mengguncang Arenia, dampaknya terasa seperti ombak besar yang menyapu seluruh jagat media. Hashtag #IbuUntukZai telah menembus tren global. Wawancara dari pakar hukum, aktivis perempuan, hingga influencer keluarga membanjiri lini masa dengan satu suara: Jasmine layak mendapatkan keadilan.Tapi di tengah dukungan itu, ada kekuatan yang bergerak diam-diam. Di ruang pertemuan bawah tanah sebuah kantor legal internasional di Kairo, seorang pria berambut perak duduk di ujung meja panjang. Ia mengenakan jas gelap yang pas, dan di tangan kirinya ada cincin berlambang burung hitam bersayap patah.Leonhart.“Jadi, gadis kecil itu sekarang memanfaatkan simpati publik?” uca

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   346. Suara dari Seorang Ibu

    Matahari Arenia naik perlahan, memantulkan sinarnya pada jendela-jendela kaca yang berbaris rapi di gedung-gedung pusat kota. Tapi pagi itu, sorotan media bukan tertuju pada kemegahan bangunan atau kecanggihan teknologi kota modern tersebut. Fokus mereka adalah satu wanita muda yang berdiri di balik podium sederhana—Jasmine Ayu Kartika.Dalam balutan blazer putih yang elegan namun sederhana, Jasmine berdiri dengan tegak, wajahnya tenang. Di hadapannya, puluhan kamera dari berbagai media siap menangkap setiap kata yang keluar dari mulutnya. Suasana di luar gedung forum publik Arenia benar-benar hening untuk sesaat.“Terima kasih telah datang. Hari ini, saya berdiri bukan sebagai tokoh besar, bukan sebagai pemegang saham, bukan pula sebagai pion dalam perang kekuasaan,” ucap Jasmine membuka pidatonya. “Saya berdiri sebagai seorang ibu.”Beberapa wartawan langsung mengambil gambar, beberapa lainnya menunduk menulis cepat. Kata-kata Jasmine tajam, sederhana, dan langsung menancap ke hati

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   345. Awal yang Rapuh

    “Saya tidak berdiri di sini sebagai wanita sempurna,” ucapnya. “Saya bukan pahlawan. Tapi saya tahu, saya adalah seorang ibu. Dan tidak ada kontrak, manipulasi, atau rekayasa hukum yang bisa menghapus cinta seorang ibu dari hatinya.”Ia menatap langsung ke hakim. “Saya tidak meminta apa pun selain kesempatan untuk memeluk anak saya... dan membesarkannya tanpa harus bersembunyi.”Hening menyelimuti ruangan.Hakim mengangguk. “Saya akan memberi putusan sore ini.”Sore itu, seluruh ruangan kembali berkumpul. Cahaya matahari mulai menguning, menandai hari yang panjang akan segera berakhir.Hakim berdiri, membawa map berisi keputusan.“Setelah mempertimbangkan bukti tertulis, kesaksian di bawah sumpah, serta laporan psikologis anak... pengadilan menyatakan bahwa hak asuh penuh atas anak dengan inisial ZJ diberikan kepada Ny. Jasmine Jorse.”Terdengar isakan tertahan dari sisi pendukung Jasmine.Hakim melanjutkan, “Dengan supervisi kunjungan yang diatur terhadap pihak Ny. Zora Dirgantara, s

  • Menjadi Ibu Pengganti untuk Anak CEO   344. Penentu Akhir

    “Apakah Anda menyangkal bahwa Anda memalsukan keterangan medis Jasmine pasca melahirkan?” tanya hakim tegas.Zora tidak menjawab. Ia hanya menunduk.Noah akhirnya berdiri. “Yang Mulia, saya juga ingin berbicara. Saya sudah cukup lama diam. Tapi hari ini, saya berdiri bukan hanya sebagai ayah, tapi sebagai pria yang menyaksikan semua ketidakadilan ini.”Ia menatap Jasmine sebentar, lalu melanjutkan. “Anak saya... tidak boleh tumbuh besar dalam kebohongan. Ia berhak tahu siapa ibunya. Ia berhak dipeluk dan dicintai tanpa batas. Saya mendukung Jasmine. Bukan karena kami pernah mencintai. Tapi karena... tidak ada ibu yang lebih layak.”Ketika sidang diskors untuk makan siang, kabar dari dalam pengadilan sudah bocor ke media. Tagar #JusticeForJasmine dan #HakAsuhZai mulai trending di media sosial.Di luar gedung, para pendukung mulai berkumpul. Beberapa bahkan membawa papan bertuliskan “Seorang Ibu Adalah Ibu” dan “Zai Berhak Tahu Kebenaran.”Zora keluar lewat pintu samping, wajahnya ditut

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status