Setelah pernikahan mereka, Ando memilih memisah dari keluarganya– dia memutuskan untuk tinggal rumah miliknya sendiri dengan istrinya, Aulia. Dia menikahi perempuan ini karena perasaan iba dan tanggung jawab atas perbuatannya pada Aulia. Oleh sebab itu, setelah menikahi Aulia, sikap Ando pada perempuan itu terkesan cuek. Sebab dia tidak mencintai Aulia. "Tuan Ando, aku sudah memasak sarapan. A--apa Tuan tidak sarapan lagi?" tanya Aulia, gugup setengah mati ketika berhadapan dengan suaminya tersebut. Hidupnya jauh lebih baik setelah menikah dengan Ando. Hanya saja, suaminya ini sangat cuek padanya. Dari hari pertama mereka menikah, Ando belum pernah sekalipun mau menyentuh masakan yang dia buat. Mereka bahkan pisah kamar. "Tidak." Ando berkata datar, "maaf, aku sudah terlambat," lanjutnya dengan menoleh ke arah jam tangannya. 'Padahal masih jam setengah tujuh.' batin Aulia murung. "Kalau begitu Tuan Ando bawa saja bekal ke kantor. Aku sudah menyiapkan bekal untuk sarapan dan maka
Hingga tiba-tiba saja …."Aulia, bekalnya man--" Aulia spontan menoleh ke arah ambang pintu, menatap seorang pria yang terdiam di sana dengan raut muka yang sulit dijelaskan. Sadar akan keadaannya, Aulia buru-buru menyekat air mata yang sempat membasahi pipi. Dia berusaha untuk tersebut ke atas Ando, berdiri kemudian menghampiri suaminya tersebut. Dia memilih menunda untuk memakan bekal sarapan untuk suaminya tersebut. Ah, sepertinya Ando kembali karena ada hal penting. Mungkin handphone atau dokumennya tertinggal. "Ada apa, Tuan Ando? Ada yang ketinggalan yah?" tanya Aulia lembut dan hangat. Aulia selalu berusaha untuk menjadi istri yang baik pada suaminya. Meskipun Ando belum bisa menerima kehadirannya, tetapi Aulia akan tetap belajar menjadi istri yang baik. "Aku … meminta bekal sarapan dan makan siang," ucap Ando dengan pelan, menatap Aulia dengan pandangan yang sulit diartikan lalu menatap ke arah bekal yang sudah dimakan secara miris. Bukan! Ando bukan sedang marah karena
Beberapa bulan kemudian. "Namanya Davin Sbastian Lucas," ucap Daniel, memberikan nama pada cucunya yang baru lahir. Disha dan Damon sama-sama tersenyum mendengar nama tersebut. Nama yang bagus untuk putra mereka yang baru lahir. "Namanya indah dan bagus, Ayah," ucap Disha, tersenyum hangat ke arah ayahnya tersebut. "Humm, nama yang bagus." Damon ikut berkomentar, menggenggam tangan istrinya yang baru melahirkan dan terus menatap Disha dengan penuh cinta, hangat serta penuh kasih sayang. Istrinya ini baru saja melahirkan putra mereka. Damon sangat berterimakasih dan sangat bersyukur. Disha telah berjuang untuk sebuah kehidupan baru, dan Disha memang wanita yang hebat. Dia sangat hebat di mata Damon. "Arshila, sekarang kamu punya adik. Hihihi … adik yang tampan sekali," ucap Sera yang dengan menggendong bayi berusaha satu bulan, sembari memperlihatkan baby Davin pada bayi tersebut. Arshila Keyna Lucas. Bayi Sera dan Ben yang masih berusia satu bulan. Yah, Sera lebih dulu melah
Disha Azalea, perempuan yang masih berusia sembilan belas tahun tersebut duduk di atas ranjang dengan menekuk kedua kaki– di atas ranjang pengantin. Dia meletakkan dagu di atas lututnya yang ditekuk sembari menatap kosong ke arah depan. Jantung Disha berdebar kencang dan dadanya bergemuruh hebat. Gaun pengantin masih melekat di tubuhnya-- tak berani melepas atau menggantinya. Dia sangat takut pada pernikahan ini. Usianya masih muda namun harus menikah dengan pria berusia tiga puluh tahun dan sudah beristri.Demi Tuhan! Disha tidak mau menikah diusia muda begini, terlebih harus dijadikan istri kedua. Harusnya dia fokus pada pendidikannya. Akan tetapi, dia terpaksa melakukan semua ini, rela dijadikan istri kedua oleh miliarder penguasa di negeri ini hanya demi membayar hutang keluarganya. "Aku sangat membenci Papa," lirih Disha. Wajahnya murung dan tatapan matanya sayup serta sendu.Papanya jahat, telah mematahkan sayap Disha untuk mengejar cita-citanya. Demi membayar hutang istrinya
--Satu tahun kemudian--"Sayang, cepatlah. Aku tidak sabar mempertemukan bayi kita dengan keluarga kita. Mereka pasti senang." Kinja– istri dari Damon, menunjukkan air muka bahagia luar biasa. Dia menggendong bayi mungil berusia tiga minggu bersamanya, lalu membawanya masuk dalam mobil. Disha hanya bisa meratapi pasangan yang membawa bayinya tersebut dengan air muka murung dan sedih. Sembilan bulan bayi itu dalam perutnya, menemani Disha dan juga kadang menjadi teman berbincang Disha. Yah, selama kehamilan Disha, dia diasingkan di sebuah rumah yang ada di kota kecil, supaya tak ada satupun yang tahu mengenai pernikahannya dengan Damon. Keluarga Damon sebenarnya tahu jika Damon menikah lagi untuk mendapatkan keturunan. Yang Damon hindari adalah media dan publik. Bagaimanapun Damon tidak benar-benar menganggap Disha sebagi istri. Disha hanya penghasil anak untuknya! Setelah mobil mewah itu pergi, Disha memasuki rumah dan langsung menutup pintu. Dia memilih duduk di sofa dengan kepa
"Aku masih nggak nyangka jika Vano meninggal. Ini seperti mimpi," gumam Disha dengan langkah pelan dan lemah ke arah rumah-nya. Vano, sahabatnya sewaktu kuliah meninggal setelah mengalami kecelakaan maut. Padahal sebelumnya Vano mengajak Disha ketemuan, pria itu mengatakan jika dia ingin mengutarakan sesuatu pada Disha. Namun sebelum hari H mereka bertemu, ajal lebih dulu menjemput Vano. Sampai sekarang, Disha masih belum bisa menerima kenyataan. Lima tahun berjalan dan rasanya kehidupan Disha hanya monoton. Dia pindah ke kota ini untuk melanjutkan pendidikan dan juga karena perintah suaminya. Yah, setelah kejadian itu– di mana Damon dan Kinja membawa bayi yang Disha lahiran–dua Minggu setelah itu Damon menemuinya dan membawanya ke kota ini. Marc Dala Lucas, nama bayinya dan Damon. Marc sakit parah dan tidak mau meminum ASi dari ibu susunya yang telah disiapkan ataupun susu formula khusus bayi merek apapun. Jadi Damon membawanya, mengembalikannya pada Disha untuk merawat Marc sa
"Marc di mana?" Suara tinggi mengalun, membuat semua bodyguard dan maid di sana menegang dan ketakutan. Bahkan anggota keluarganya juga ikut ketakutan dengan suara dingin tersebut. "Sayang, kamu baru pulang. Jangan marah-marah begini." Kinja menghampiri suaminya dan langsung memeluk lengan Damon. "Ada apa ini?" Daniel De Lucas, ayah dari Damon datang bersama Audi Anastasia-- ibu Damon. Di susul oleh Tiara yang merupakan Nenek Damon dan juga Stella yang merupakan sepupu Damon. "Ayah, Tuan muda Marc hilang dari kamarnya dan tak ada juga di tempat beraninya," jawab Ando– kepercayaan Damon dan sekaligus Kakak angkatnya. Karena itu dia memanggil Ayah pada Daniel namun tetap memanggil Tuan pada Damon dan Marc. "Bagaimana bisa?" Daniel memijit kening, pusing dan juga mengkhawatirkan cucunya. Penjaga banyak di rumah ini, dan Marc juga diberikan pengasuh untuk mengurus Marc. Dan kenapa anak sekecil itu masih bisa hilang atau kabur? "Karena kalian semua tidak becus menjaga putraku!" ger
"Umm … a--aku akan memanggil Marc," gugup Disha, kemudian dia memutar tubuhnya membelakangi Damon dan berniat beranjak dari sana. Namun tiba-tiba saja ….Deg deg deg'Disha berhenti melangkah, lengannya ditahan oleh seseorang yang tak lain adalah Damon. Jantung Disha dalam sana sudah berdebar kencang dan raut mukanya sudah pucat pias. Dengan perlahan dan tubuh yang sudah panas dingin, Disha menoleh ke arah belakang. "A--ada apa, Tuan?" tanya Disha dengan suara bergetar dan pelan. Damon menaikkan sebelah alis. "Kau tidak mempersilahkan kami masuk?" ucap Damon dengan nada datar. Yah, bukan hanya dia yang datang kemari. Tetapi Ando juga ikut dengannya. "Oh, ya Ampun." Disha langsung menepuk jidat. "Silahkan masuk Tuan," ucapnya kemudian, setelah menarik lengannya lebih dulu dari cekalan Damon. Hal tersebut membuat Damon lagi-lagi menaikkan sebelah alis dengan kepala miring sedikit, merasa aneh juga geli dengan tingkah Disha yang menurutnya sangat menggemaskan. 'Menarik.'"Silahkan d