Share

17. Sebuah Pengakuan

Siang itu Demiurge begitu padat pengunjung. Matahari cukup terik. Para pekerja dituntut untuk bekerja cekatan saat ini, tak terkecuali Amelie. Gadis itu memaksa diri utuk bergerak cepat meski saat ini dia sangat kelelahan. Berjalan tergopoh-gopoh membawa perut yang semakin besar.

"Pelayan, di sebelah sini!" seru seorang pria berkecamata saat Amelie membawa baki berisi pesanannya. Nyaris gadis itu terantuk punggung pekerja lain yang berdiri tidak jauh darinya.

"Oh, baik, Tuan." jawab Amelie ramah. Perlahan menyajikan makanan yang dipesan pengunjung tersebut.

"Kau baik-baik saja, Nona? Wajahmu pucat sekali," tanya pria berkecamata yang mendapati wajah Amelie pucat.

"O, tidak, Tuan. Saya baik-baik saja. Terima kasih atas perhatiannya." jawab Amelie kemudian berbalik badan.

Siang itu udara panas sangat terasa, meski semua kipas angin di hall berputar.

Keringat dingin bercucuran di dahi Amelie. Dia berjalan tertatih membawa tubuhnya yang terasa begitu berat. Kedua kakinya sangat berat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status