"A-anda memecat saya, Nyonya Marley?! Saya telah melakukan pekerjaan saya dengan baik. Saya tidak pernah sekalipun telat, saya selalu melakukan apa pun yang Anda minta, bahkan ketika itu tidak berhubungan dengan pekerjaan saya. Bagaimana mungkin Anda memecat saya setelah semua itu?! Anda juga tahu situasi saya saat ini, 'kan? Kumohon, jangan lakukan ini, Nyonya Marley," kata Lein dengan ekspresi penuh harapan.
Dia memiliki seorang ibu yang terbaring di rumah sakit. Jika dia kehilangan pekerjaan ini, bagaimana cara dia membayar biaya pengobatan ibunya? Sulit untuk menemukan pekerjaan lain yang memiliki gaji yang layak seperti di restoran ini. Karenanya, Lein akan berjuang untuk mempertahankan pekerjaannya. Namun, wanita yang bernama Marley itu hanya menunjukkan ekspresi acuh tak acuh saat dia membalas, "Aku tidak peduli dengan situasimu! Aku memintamu untuk membawakanku hadiah di pesta ulang tahunku, tapi kau tidak melakukannya. Jadi, aku memutuskan untuk memecatmu!" Mendengar itu, Lein menunjukkan ekspresi tidak percaya. Hanya karena itu dia memecatku?! Sungguh alasan yang tidak masuk akal! Marley tahu kondisi ekonominya. Bagaimana mungkin dia masih menuntut hadiah pada seseorang yang bahkan tidak mampu membeli sebatang coklat?! Ini membuat Lein sangat ingin menampar wajah Marley. Dia pantas mendapatkannya karena telah menjadi wanita yang tidak masuk akal. Namun, Lein menahan diri. Jika dia melakukan itu, dia akan di penjara. Itu akan menjadi skenario terburuk di hidupnya. Dia harus menghindari hal apa pun yang bisa membawanya ke penjara! Karenanya, Lein memutuskan untuk berlutut, memohon, "Kumohon, Nyonya Marley, jangan pecat saya! Saya bersumpah akan membelikan Anda hadiah yang mahal di masa depan. Mohon pikirkan kembali keputusan Anda." Marley menatap Lein dengan ekspresi merendahkan sebelum akhirnya membalas, "Kau akan membelikanku hadiah yang mahal?! Apakah kau bercanda, Sialan?! Kau bahkan tidak mampu membelikanku hadiah kecil, lalu bagaimana dengan hadiah yang mahal?! Jangan membuatku tertawa! Terlebih, alasanku memecatmu tidak hanya karena itu. Aku tahu bahwa ibumu bisa mati kapan saja. Mengingat restoran ini punya aturan bahwa setiap anggota keluarga karyawan yang meninggal dunia, mereka akan mendapatkan pasongan berupa tiga kali lipat dari gaji mereka, aku berpikir bahwa ini adalah saat yang tepat untuk memecatmu! Lebih baik aku menikmati uang itu untuk diriku sendiri daripada harus diberikan kepadamu!" Lein mengepalkan tinjunya dengan keras, sehingga terdengar suara pembuluh darah yang ditarik. Dia sangat marah sehingga hampir membuatnya jatuh dalam kegilaan. Namun, Lein lagi-lagi berhasil mempertahankan ketenangannya, tidak membiarkan amarah menguasai dirinya. Dia tahu jika dia menampar wanita ini, itu akan berakhir buruk untuknya. Dia tidak boleh berada di penjara karena tidak ada siapa pun yang akan merawat ibunya. Karenanya, Lein memutuskan meninggalkan ruangan sembari menatap Marley dengan penuh kebencian. Ketika dia akhirnya mencapai kesuksesan, dia bersumpah akan menghancurkan wanita jalang ini, memastikannya menyesal karena telah melontarkan hinaan yang begitu mengerikan kepada ibunya. Saat di luar restoran, Lein tiba-tiba menerima sebuah telepon. Itu berasal dari pacarnya; Miya. Ini membuat Lein menunjukkan senyum hangat. Dia tidak menyangka bahwa di situasi sulit seperti ini, Miya meneleponnya. Dia bisa bercerita banyak dengannya, meluapkan kesedihannya, membuatnya merasa lebih baik. Namun, Lein tidak menduga bahwa mengangkat telepon itu hanya akan memperburuk situasinya. Ketika panggilan tersambung, Lein bisa mendengar suara Miya yang kelelahan. Tidak, itu lebih seperti... Desahan. "Lein... A-aku ingin kita putus!" Lein yang tidak percaya dengan apa yang dia dengar, bertanya dengan ekspresi terkejut, "Apa yang baru saja kau katakan, Miya? Bukankah hubungan ini berjalan baik-baik saja? Mengapa kau tiba-tiba ingin putus?" "Baik-baik saja kau bilang?! Sudah tiga tahun aku menahan penderitaan ini! Aku sudah tidak tahan lagi bersama dengan pria miskin sepertimu! Kau bahkan tidak pernah membelikanku hadiah yang mahal! Apakah kau tahu jika aku sangat iri pada gadis-gadis yang mendapatkan hadiah mahal dari pacar mereka?! Maka dari itu, aku ingin kita putus! Aku sudah menemukan pria yang ribuan kali lebih baik darimu!" balas Miya dengan nada kesal. Lein menunjukkan ekspresi pahit, bertanya, "Apakah pria itu adalah Leon?!" Leon adalah mahasiswa paling kaya dan terkenal di Universitas Corholt. Selama beberapa hari terakhir, Lein mendengar desas-desus bahwa Leon menginginkan Miya, tapi Lein mengabaikan itu, berpikir bahwa Miya akan selalu setia padanya. Mengingat apa yang terjadi pada mereka selama tiga tahun terakhir, menghadapi suka maupun duka bersama, Lein percaya diri bahwa Miya tidak akan meninggalkannya. Namun, dia sepenuhnya salah! Miya tidak berbeda dengan wanita lainnya, selalu menginginkan kemewahan dan kekayaan. Miya tidak benar-benar mencintainya seperti yang dia pikirkan. Ini membuat Lein merasakan sakit yang parah. Terlebih, itu diperburuk dengan apa yang dikatakan Miya selanjutnya. "Itu benar. Saat ini aku dan Leon sedang berada di sebuah hotel bintang lima! Kami menikmati malam yang panjang bersama! Jika aku terus bersamamu, selama sisa hidupku aku pasti tidak akan pernah merasakan semua kemewahan ini! Aku harap kau melupakanku, menganggap bahwa kita tidak pernah saling mengenal sebelumnya! Berhentilah mengejarku! Sampah sepertimu hanya akan menjadi benalu di hidupku!" Tanpa menunggu balasan dari Lein, Miya langsung menutup telepon. Pada titik ini, Lein hanya bisa menunjukkan wajah gelap. Tidak hanya kehilangan pekerjaannya, dia juga kehilangan pacarnya. Apa yang harus dia lakukan saat ini?! Dia merasa seolah dunianya telah runtuh. Satu-satunya gadis yang dia kira mencintainya, telah meninggalkannya demi uang. Tidak hanya itu, jika dia tidak segera menemukan pekerjaan, ibunya mungkin juga akan meninggalkannya, selamanya! "Apakah ini artinya tidak ada yang tersisa di hidupku?! Apakah ini artinya aku telah benar-benar menjadi seonggok sampah yang tidak berguna?!" Lein kemudian duduk di trotoar, mulai menangisi nasib buruknya. Kesalahan apa yang telah dia lakukan di masa lalu sehingga harus menerima nasib seburuk ini?! Apakah Tuhan membencinya?! Apakah dia memang tidak layak bahagia?! Saat Lein jatuh dalam keputusasaan, berpikir bahwa hidupnya telah benar-benar berakhir, sebuah hologram merah tiba-tiba mengambang di penglihatannya, mengirimkannya beberapa pesan. Lein kebingungan, bertanya-tanya di dalam benaknya tentang apa yang terjadi saat ini. [Kecocokan sempurna, Tuan Rumah ditemukan! Sistem Balas Dendam diaktifkan!] [Neraka memahami keputusasaan Anda. Kami memberikan Anda kesempatan untuk membalas dendam kepada mereka yang merendahkan Anda!] [Semakin kejam balas dendam yang Anda lakukan, semakin baik hadiah yang akan Anda terima!] Lein mengerutkan keningnya, berpikir bahwa dia sedang berhalusinasi. Apakah rasa frustrasi dan putus asa yang parah membuatnya membayangkan hal-hal yang tidak masuk akal? "Namun, mengapa ini tampak begitu nyata? Apakah ini sebuah sistem seperti di novel-novel fantasi?" Dan, jawaban yang diterima Lein selanjutnya adalah sebuah notifikasi yang datang dari ponselnya. Ketika dia melihat ponselnya, matanya melebar karena terkejut. Dia baru saja menerima transfer dana sebesar 100 juta dollar di akun rekeningnya! Sistem kemudian berkata, [Itu adalah hadiah pertama untuk Anda! Anda juga mendapatkan sepuluh poin tambahan, yang mana itu bisa digunakan untuk mendapatkan sebuah hadiah acak.] [Buka kotak dengan menggunakan sepuluh poin. Anda akan mendapatkan sebuah hadiah acak.] [Poin saat ini: 10] Walaupun Lein ragu dan takut, tapi dia masih mengklik gambar kotak yang ada di tengah-tengah sistem. Jika semua ini nyata, maka dia tidak akan melewatkannya. Ini adalah kesempatannya untuk merubah hidupnya! Ini adalah kesempatannya untuk menghancurkan mereka yang telah menghinanya! "Karena Tuhan tidak mau berpihak padaku, mengabaikanku, menjadikanku manusia yang sangat menyedihkan, maka aku bersedia berjanji setia kepada neraka, selama aku bisa membalaskan semua penghinaan yang pernah aku terima!" kata Lein sembari mengepalkan tinjunya dengan keras. Dia telah membulatkan tekadnya! Kemudian, kotak terbuka dan sebuah kalimat muncul di tengah-tengah sistem. [Anda beruntung! Anda mendapatkan salah satu hadiah utama. Kecerdasaan Anda meningkat empat kali lipat!]Beberapa menit sebelumnya.Lein telah berhasil mengumpulkan semua perlengkapan yang ia perlukan. Tinggal menunggu malam tiba untuk melancarkan aksinya.Namun, tepat saat ia menghela napas lega, sebuah penglihatan masa depan mendadak menghantam pikirannya.Delta, wajahnya pucat, napasnya terburu, sedang menelepon, memberitahunya bahwa ada mobil van yang terus membuntutinya. Seketika, Lein sadar: sekelompok orang sedang mengincar Delta!Tak butuh waktu lama baginya untuk menyimpulkan siapa dalangnya. Selama dua hari terakhir, ia selalu terlihat bersama Delta. Itu cukup bagi musuh-musuhnya untuk menemukan titik lemah yang bisa dieksploitasi. Delta adalah sasaran mereka!Jantung Lein berdegup kencang. Ketakutan dan kemarahan bercampur jadi satu. Ia tak bisa membiarkan Delta celaka, tak peduli apapun taruhannya.Rahangnya mengeras. “Berani-beraninya mereka…” desisnya, jemarinya menggenggam ponsel hingga buku-bukunya memutih. Ia bersumpah akan membalasnya, membuat mereka menyesal karena per
Saat Lein sibuk mempersiapkan segalanya, tiga kaki tangan Keluarga Cedric yang selama dua hari terakhir mengawasinya dengan ketat, mengirimkan laporan terbaru kepada Chaidan.“Lord Chaidan, Lein Anthony sedang menuju sebuah toko pakaian,” lapor salah satu dari mereka melalui walkie-talkie dengan suara tertahan.Mendengar itu, Chaidan yang berada di ruang kerjanya mengerutkan kening. Toko pakaian? Apa yang sedang dia rencanakan sekarang?Selama dua hari terakhir, ia harus mengakui satu hal: Lein bukan orang biasa. Fakta itu membuat Chaidan sempat berpikir untuk membatalkan niat menghancurkannya.Bagaimana tidak? Malam kemarin, anak buahnya melaporkan bahwa Lein terlihat di kediaman Keluarga Abraham. Ia tidak tahu apa yang terjadi di sana, tetapi dari desas-desus yang beredar, keluarga itu tengah mengadakan acara lelang rahasia.Jika Lein bisa hadir di acara sekelas itu, jelas dia memiliki hubungan istimewa dengan mereka.Bukan hanya itu. Lein juga ternyata pemimpin utama The Blackjack.
Namun, sebelum Miya sempat menyentuh Delta, Lein segera menghentikannya dengan satu dorongan kuat, memaksanya mundur. Tatapan Lein sedingin baja saat ia berkata, “Kau ingin melukai Delta? Jangan pernah bermimpi. Aku akan menghentikanmu dengan cara apa pun!”Miya meraung marah. Lagi-lagi dia membela jalang ini?! Apakah Lein benar-benar melupakan semua yang telah mereka lalui bersama? Mengapa ia berpihak pada wanita yang baru dikenalnya?!Tak kuasa menahan diri, Miya berteriak,“Apa yang membuatmu memilihnya, Lein?! Aku jelas lebih baik darinya! Aku lebih cantik, lebih menarik! Lalu mengapa dia, bukan aku?!”Lein mengerutkan kening. Dari mana datangnya kepercayaan diri Miya? Ia berani membandingkan dirinya dengan Delta?Delta seribu kali lipat lebih baik darinya! Wanita ini hangat, tulus, bahkan rela membersihkan rumah dan memasak untuknya. Dialah yang paling layak disebut terbaik!Sedangkan Miya? Manja, egois, dan penuh masalah. Perbedaan mereka bagaikan langit dan bumi.Namun, Lein t
Dari informasi yang dia peroleh dari Hylos, Lein mengetahui bahwa Keluarga Anthony memiliki beberapa anak perusahaan yang diduga kuat menjual barang-barang ilegal. Meski kabar itu masih abu-abu di mata masyarakat, Hylos meyakini kebenarannya. Ia bahkan memiliki sejumlah bukti yang sudah diperlihatkannya langsung kepada Lein.Namun, meski bukti-bukti itu tergolong solid, Hylos tak berani melapor ke pihak berwajib. Keluarga Anthony terlalu kuat, dan langkah gegabah hanya akan menyeret Keluarga Abraham menuju kehancuran.Karena itu, Hylos memilih menyimpan bukti-bukti tersebut, hanya akan menggunakannya jika Keluarga Anthony benar-benar mencoba menghancurkan keluarganya atau setidaknya mengusik mereka.Berbeda dengan Hylos, Lein memiliki keunggulan: identitasnya tak diketahui siapa pun. Ia bisa bergerak bebas, menghancurkan bisnis gelap Keluarga Anthony dengan tangannya sendiri, tanpa perlu melibatkan aparat.Terlebih, dengan kekuatannya saat ini, ia lebih dari mampu melakukannya.Karena
Di dalam mobil, Lein menatap Tenmu dan David sebelum berkata tegas, “Aku akan memberi kalian lebih banyak dana. Rekrut lebih banyak orang! Kita harus memperkuat The Blackjack secara besar-besaran.”Lein tahu betul, kini banyak mata yang mengawasinya. Para keluarga besar pasti mulai menggali latar belakangnya, mencari tahu siapa dia sebenarnya.Tentu saja, yang akan mereka temukan hanyalah sosok mahasiswa biasa yang kerap bekerja paruh waktu. Mungkin, sebagian akan mencium fakta bahwa ia adalah putra terbuang Keluarga Anthony.Namun Lein yakin, mereka takkan mudah mempercayainya. Dengan kekayaan yang ia pamerkan, mereka justru akan curiga bahwa identitas aslinya jauh lebih besar dari itu. Secara alami, ini akan membuat kesan kemisteriusan tentang dirinya semakin besar dan besar.Dan misteri itu harus dipelihara. Untuk menegaskannya, ia perlu menguatkan pengaruhnya. Ia tidak bisa bersantai! The Blackjack harus segera tumbuh menjadi salah satu kekuatan terbesar di Kota Corholt, bahkan me
Setelah Norman meminta maaf, Hylos menoleh kepada Lein. “Nak, Norman sudah meminta maaf atas kekacauan ini. Jadi, bisakah kau menganggap seolah hal ini tidak pernah terjadi?”Hylos jelas tak ingin perselisihan ini berlarut. Ia membutuhkan keduanya, dan memihak salah satu sama saja menggali jurang kerugian bagi dirinya. Inilah jalan terbaik yang bisa ia tempuh.Beruntung, Lein tidak memperpanjang masalah. Dengan senyum hangat, ia berkata, “Jangan khawatir, Tuan Abraham. Saya tidak marah. Ini hanya masalah kecil.”Lagi pula, pihaknya tak benar-benar dirugikan. Lein tak merasa perlu membesarkan urusan sepele. Namun, dalam hatinya, ia tahu: kelak ketika kekuatan dan pengaruhnya telah mengakar, ia tak akan membiarkan perlakuan seperti ini berlalu begitu saja. Mereka yang berani menantangnya akan ia hancurkan tanpa ampun.Untuk saat ini, ia memilih merendah.Hylos mengangguk puas mendengar jawabannya. “Senang mendengarnya. Ngomong-ngomong, maukah kau duduk sebentar bersama kami dan berbinca