Share

Bab 302

Penulis: Camelia
Jose mengangkat tangannya dan mengusap ujung hidung Aura, lalu mendorong pintu dan masuk ke ruangan tempat Daffa dikurung.

Aura tidak memahami maksud Jose. Namun, karena Jose tidak mengatakan apa-apa, dia pun tidak berani bergerak. Satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah menoleh dan menyaksikan apa yang terjadi di dalam ruangan.

Jose melangkah masuk, lalu duduk di atas sofa dan menyalakan sebatang rokok untuk diri sendiri. Di balik kepulan asap, dia menatap ke arah Daffa yang tergantung di atas.

"Daffa, kamu masih nggak mau bicara soal kejadian semalam?"

Daffa mengangkat kepalanya menatap Jose. Meskipun sudah dipukuli semalaman, Aura bisa melihat jelas bahwa Daffa masih tidak menyerah.

Dia malah tertawa kecil. "Jose, aku sudah bilang, semalam aku dan Aura memang janjian. Entah sudah berapa kali aku tidur sama dia. Kamu pikir kamu nemu harta karun? Hahaha. Asal kamu tahu, yang kamu dapat itu cuma barang bekas yang kubuang."

"Oh ya?" Jose tersenyum tipis. Di ruangan yang remang-remang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 307

    Tatapan Aura dipenuhi dengan ejekan. Ternyata benar, hanya bisa dilawan dengan cara kejam baru bisa melampiaskan rasa kesal. Aura merasa puas, bahkan perutnya mulai lapar.Dia berbalik dan menyuruh Kasih menumis satu lauk kecil untuknya. Baru saja duduk di lantai bawah, Ghea pun turun. Begitu masuk ruang tamu, dia langsung memelototi Aura."Aura, kalau sampai wajahku rusak, seumur hidup ini aku nggak bakal maafin kamu! Tunggu saja!"Ghea berbicara seolah-olah dendam di antara mereka bisa berakhir. Aura memutar bola mata, lalu kembali menunduk bermain ponsel tanpa memedulikannya.Melihat Aura tak menggubrisnya, Ghea pun tak punya waktu untuk berdebat lebih jauh. Dia lantas mengentakkan kaki dan berbalik untuk pergi.Aura sama sekali tidak menoleh. Jari-jarinya yang ramping dan putih terus bergerak di atas layar ponsel. Akhirnya, dia mengetik sebuah pesan dan mengirimnya.[ Suruh orangmu lebih cepat. Di sini ada perubahan situasi. ]Setelah pesan terkirim, Kasih datang dan meletakkan mak

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 306

    Saat Aura sampai di kamar Ghea, Ghea masih tertidur pulas. Kemungkinan besar dia mengamuk semalaman sambil minum alkohol. Makanya, sampai sekarang masih tidur seperti babi mati.Tatapan Aura menjadi dingin. Detik berikutnya, dia menyiramkan seluruh sup yang dibawanya ke atas ranjang Ghea."Ahhhh!" Ghea berteriak dan terbangun.Rasa sakit membuat wajahnya memberengut. Sup buatan Kasih memang sudah cukup dingin, jadi tak sampai menyebabkan luka bakar serius. Namun, disiram ke tubuh orang tetap saja menyakitkan.Ghea kesakitan sampai terlonjak dari tempat tidur. Begitu menoleh, dia melihat Aura berdiri santai di dekat jendela sambil menatapnya dengan tenang. Amarahnya langsung membara, matanya sontak memerah."Aura, kamu gila ya? Ngapain kamu siram aku?"Aura meniru ekspresi Ghea yang biasanya berpura-pura polos sambil tersenyum manis. "Jangan fitnah aku dong. Ayah selalu bilang kita harus saling menyayangi. Aku lihat kamu belum bangun. Karena takut kamu lapar, aku berniat baik antar sup

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 305

    "Sepertinya makin parah ya.""Ya, makanya kamu harus tanggung jawab," kata Jose. "Kalau bukan karena semalam kamu terlalu gila, lukaku nggak akan separah ini."Aura tidak bisa merespons. Jose benar-benar suka mengungkit hal yang paling tidak ingin diingat.Aura sengaja menghindari bayangan kejadian semalam, tetapi begitu Jose menyebutnya, semua potongan kejadian itu langsung membanjiri pikirannya.Aura berdeham pelan. "Lukamu belum ditangani dengan baik. Aku bantu bersihkan dan obati lagi ya?"Jose tidak menjawab. Aura langsung mengambil kotak P3K dan mulai mengobati lukanya. Luka itu memang cukup parah, tampak bengkak dan merah. Jika tidak dirawat dengan baik, mungkin akan lama pulih.Ditambah lagi luka lama di punggung Jose, membuat penampilannya menjadi semakin mengerikan.Jari-jari Aura yang putih dan halus memegang kapas dengan hati-hati, membersihkan luka Jose sedikit demi sedikit.Kemudian, dia mengoleskan salep secara perlahan. Saat selesai membalutnya kembali, dia bahkan mengi

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 304

    Merasa tubuh Aura sedikit bergetar dan melihat ekspresi keras kepalanya yang masih bertahan di wajah, sudut bibir Jose perlahan terangkat puas.Dia tampaknya sangat menikmati sensasi menguasai nyawa orang lain, seperti kucing yang menangkap tikus dan gemar bermain dengannya dulu sebelum akhirnya mencabik-cabiknya.Setelah beberapa saat, Jose akhirnya perlahan-lahan melepaskan tangannya. "Ya sudah kalau kamu bilang kamu nggak melakukannya. Nyawamu aku simpan dulu."Jose menyandarkan tubuhnya dengan santai ke belakang sofa. Kemudian, dia menoleh ke arah Aura lagi. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman menggoda yang samar."Bagaimanapun, nyawamu ini masih ada gunanya."Aura diam-diam mengembuskan napas panjang. Dia tahu, hari ini dia berhasil lolos. Namun, hanya dia sendiri yang tahu, punggung bajunya sudah basah oleh keringat dingin.Saat ini, seluruh punggungnya terasa lembap. Kondisinya benar-benar menyedihkan."Kalau memang nggak ada apa-apa lagi, aku permisi dulu," ucap Aura.P

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 303

    Aura hampir gila. Kalau bukan karena merasa jijik, dia benar-benar ingin menerobos masuk dan menjahit mulut Daffa.Jelas-jelas dia tidak melakukan hal itu, tetapi Daffa tetap bersikeras. Bukankah ini artinya dia ikut diseret ke dalam lumpur?Aura sebenarnya sangat paham, Jose membawa Daffa bukan sepenuhnya karena ingin membela dirinya.Semua ini karena kesombongan dan rasa kepemilikan Jose yang tinggi. Dia tidak bisa terima kalau miliknya disentuh orang lain.Dulu Jose pernah bilang, dia tidak suka pria lain menyentuh Aura. Semalam saat Jose masuk ke kamar, yang dilihatnya adalah Daffa sedang menindih dirinya.Sementara itu, Aura benar-benar tidak punya tenaga untuk melawan. Dari sudut pandang Jose, bukankah itu seperti mereka saling suka?Semakin dipikirkan, Aura semakin merasa nyawanya terancam. Andai saja dia tidak menuruti saran Marsel.Aura menarik napas dalam-dalam, tampak sangat teraniaya. "Pak Jose, kita sudah bersama selama ini, tapi kamu lebih percaya ucapan sepihak Daffa?"N

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 302

    Jose mengangkat tangannya dan mengusap ujung hidung Aura, lalu mendorong pintu dan masuk ke ruangan tempat Daffa dikurung.Aura tidak memahami maksud Jose. Namun, karena Jose tidak mengatakan apa-apa, dia pun tidak berani bergerak. Satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah menoleh dan menyaksikan apa yang terjadi di dalam ruangan.Jose melangkah masuk, lalu duduk di atas sofa dan menyalakan sebatang rokok untuk diri sendiri. Di balik kepulan asap, dia menatap ke arah Daffa yang tergantung di atas."Daffa, kamu masih nggak mau bicara soal kejadian semalam?"Daffa mengangkat kepalanya menatap Jose. Meskipun sudah dipukuli semalaman, Aura bisa melihat jelas bahwa Daffa masih tidak menyerah.Dia malah tertawa kecil. "Jose, aku sudah bilang, semalam aku dan Aura memang janjian. Entah sudah berapa kali aku tidur sama dia. Kamu pikir kamu nemu harta karun? Hahaha. Asal kamu tahu, yang kamu dapat itu cuma barang bekas yang kubuang.""Oh ya?" Jose tersenyum tipis. Di ruangan yang remang-remang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status