Share

59. Marah

59. Marah

***

Selepas Ava memasuki kamar rawat Tuan Yarendra, juga Desi yang berpamitan ke kantin untuk membeli minuman, kedua kakak beradik ini tengah duduk termenung di ruang tunggu depan ruang rawat. Mereka sama-sama terdiam dan bermain dengan pikiran masing-masing.

"Kayaknya semua bakal sama saja." Rasya memecah keheningan setelah ia dan Kafka hanya diam di koridor rumah sakit.

Kafka yang mendengar menoleh, menatap sang kakak dengan satu alis yang menukik tanda tidak mengerti. "Maksudnya?"

Rasya mengembuskan napasnya dalam. "Kayaknya Papa bakal tetep mempertahankan rumah tangga kami," ucapnya lirih yang masih bisa didengar Kafka.

Kafka tahu kami yang dimaksud kakaknya pasti sang kakak dan juga Ava. Jujur saja, ia tidak menyukai perkataan itu. Detik selanjutnya pandangan mereka bertemu.

"Kau lihat sendiri, kan,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status