Share

Bab 69—MAS

last update Huling Na-update: 2025-06-08 20:15:32

Memberontak atas keputusan yang harusnya dia sendiri memilihnya. Sabrina beranjak dari kursi, menyudutkan tatapan perintah pada Vemilla, pergerakan matanya memerintah gadis itu untuk tenang dan kembali duduk.

"Illa ..., duduk dulu, kita emang belum ngobrol, tapi ini untuk kebaikan kamu, Reyhan anak yang baik, kamu akan bahagia, Sayang." Sabrina berusaha baik dan hangat di depan Reyhan.

Akan tetapi, kata-kata Sabrina justru menjadi trauma mengerikan bagi Vemilla, embun di mata gadis itu perlahan menjadi lautan air mata, membasahi pipi, hingga sekujur tubuhnya gemetaran.

"Ini hidupku Mah! Pernikahan ini perkara serius," berontak Vemilla menggelengkan kepala.

Semakin larut bersama waktu, tubuh gadis itu kian menjauh. "Oke! Aku bisa dijadikan boneka oleh kalian, diarahkan kesana-kemari tanpa bertanya, aku hanya bagian terkejut dan menerima, tapi ini?" Kernyir wajah Vemilla.

Embusan napas semakin lama semakin merendah, Vemilla frustasi, dia me
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Menjaga Adik Sahabatku   BAB 144—MAS

    Setelah berita pernikahannya dengan Davian menyebar luas, ternyata masih ada beberapa orang yang masih tidak mengetahui statusnya sebagai istri dari seorang CEO agensi model seperti Ligh and Sun Modelling.Vemilla menanggapinya dengan santai, bahkan tak menaruh kecurigaan lebih pada wanita yang tiba-tiba datang dan bertanya hal demikian. "Iya, itu Pak Davian Antareksa Villarius, hubungannya dengan saya, suami saya," ungkapnya dengan polos.Suami?Bola mata wanita membesar, pupilnya mengembang bagai kapas yang terendam air, perlahan dia mengendur dan berpamitan. "Ah, oke, terima kasih."Vemilla menguncupkan bibir, bingung. "Ada apa dengan wanita itu?" Gadis itu mengerutkan dahi."Aneh banget. Apa dia gak baca berita? Bukannya pernikahanku tersebar luas? Kak Devianza yang dari Singapura aja sampai datang ke sini," sambung Vemilla.Meskipun penasaran dengan wanita itu, Vemilla tetap tenang dan kembali ke ruang istirahat, sementara D

  • Menjaga Adik Sahabatku   BAB 143—MAS

    Davian terlena oleh permainan yang dia mulai, semakin erat, bibir lelaki itu melekat, mengunci permainan lebih lengket dari seharusnya.Mereka terjerat has rat dan menikmatinya sampai Devianza menghentakkan kaki dan berputar pergi, meninggalkan pasangan yang tidak berhenti saling menc*mbu.Kemudian, Davian menghentikan aksinya. Mereka tersengal-sengal di akhir permainan yang nyaris menembus batasan-batasan karena hubungan itu hanya sebagai benteng."Sorry, dia gak akan pergi kalau sampai kita tidak menunjukkan apapun," ungkap Davian segera memeluk istrinya.Vemilla menggila karena aksi suaminya, juga ini adalah ci*man pertamanya, Davian merampasnya secara mendadak, tanpa memberikan ruang bagi gadis itu untuk menepis atau membuat kesepakatan bersama.Hati yang berdebar, terkejut, sekaligus bingung, gadis itu terus mengulang napas, memompa dirinya untuk kembali, setelah masa-masa tadi dirampas oleh Davian dan gejolak has rat dari ke-duanya.

  • Menjaga Adik Sahabatku   BAB 142—MAS

    Habis sudah. Rasa cinta yang mulai tumbuh di hati Vemilla secara diam-diam harus hancur dan mendapatkan sebuah fakta, jika dirinya memang bukan bagian dari rencana hidup Davian. Hati gadis cantik berkulit putih itu tersisih, pedih rasanya dia menyadari kenyataan pahit ini, Vemilla terhenti di lorong yang membawanya ke ruang ganti para Ballerina, dia tertunduk lirih, membujuk dirinya dengan pikirannya. "Illa ..., sepertinya cinta pertamamu harus terpatah dan hancur tanpa permulaan, ini kesalahanmu, hadir saat Kak Davian masih terikat dengan mantannya," kata Vemilla bertatapan sendu. Gadis itu melaju dengan langkah lirih dan mendayu, lemah, sementara Davian menggeram, kesal, di hadapan sang mantan kekasih, tatapannya menyala dengan embun mulai berkaca-kaca di kelopak mata. Frustasi dia menyugar rambut sampai menepuk leher satu kali. "CUKUP!" bentak Davian membuat Devianza melompat ke belakang. Raganya bergetar,

  • Menjaga Adik Sahabatku   BAB 141—MAS

    Kendatipun panggilan lantang itu membuat Davian terkejut sampai jantungnya berdegub, hebat, lelaki itu dengan tenang menoleh tanpa mengubah posisi berdiri.Kemudian dia berjalan melanjutkan langkah yang sempat terhenti. Seraya mengayun langkah, dua tangannya secara spontan membenam ke dalam saku celana, di sisi lain angin dan dedaunan beterbangan mengiringi langkahnya."Berisik," jawabnya ketus, tak lupa lirikan matanya yang tajam dan tegas.Demikianpun dengan Vemilla dan Johan, dua insan itu mendengar sebuah nama tak asing melantang, mereka menoleh ke depan dan menyaksikan Davian yang berjalan ke arahnyaVemilla agak mematung di posisinya. Seraya meremas buket bunga pemberian papanya, gadis itu diam-diam membaca ekspresi wajah yang ditunjukkan Davian.Kak Davian, kenapa? Kayaknya lagi kesel, mukanya kayak mau nerkam orang. Batin gadis itu mengurai pendapatnya.Johan memutar tubuh dan menghadap pada Davian. "Kamu dari mana? Kamu

  • Menjaga Adik Sahabatku   BAB 140—MAS

    "Keras kepala yang selalu menuntut ini dan itu, tanpa aku sadari, jika aku disetir dan aku membiarkan itu, karena aku hanya membutuhkan seseorang di sampingku, tanpa paham apakah hubungan itu cinta atau sekedar hubungan tanpa rasa," urai Davian lumayan panjang.Suaranya melirih, tergulung angin yang berhembus di sekitar sana, debur angin semakin membuncah saat Davian tiba di sudut salah satu dinding gedung megah kompetisi.Taman hijau dengan pohon-pohon hias tampak rapi berjajar di beberapa spot, menampilkan sosok gadis cantik berbalut gaun indah, namun tipis berwarna merah menyala."Devianza?" kata Davian bersuara pelan.Cara dia menatap mantan kekasihnya itu masih terbilang biasa saja, hatinya pun tak begitu bereaksi, responnya normal dan cenderung malas.Hanya saja ada rasa kesal karena Devianza pergi dari hidupnya karena sebuah perselingkuhan, dengan alasan jika Davian tidak begitu berguna bagi topmodel itu."Pah! Kenapa Papa

  • Menjaga Adik Sahabatku   BAB 139—MAS

    Melodi penyambutan bergema, alunannya mendayu dengan merdu dan lembut, setiap petikan musik menjadi irama yang mengiringi langkah Davian—turun dari atas secara bertahap.Bersamaan dengan tirai merah di atas panggung terbuka, ia melebar dan menarik seorang gadis cantik tertutup topeng putih, persis topeng ballerina yang Davian temui di Singapura.Debar dalam dada lelaki bertubuh tegap itu membuncah, dia membulat dan terdiam, kaku, di tangga tengah antara dua area deretan kursi penonton. "Mus-tahil," bisik Davian.Tatapannya berdebar. Menggelengkan kepala, mencoba mencerna hal-hal yang terjadi begitu mendadak di depan matanya, perlahan dua alis lelaki itu mengerucut, menciut hingga terasa mengecil."Ba-bagaimana bisa?" katanya bernapas berat sambil tersengal-sengal.Bukan frustasi. Davian membenamkan jari-jemarinya ke pangkal kepala karena dia sungguh tak dapat memercayai hal ini, Ballerina cantik yang dia perhatian di Singapura, ternyata istrinya sendiri."What?" seru pelan Davian, "Re

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status