Teriakan Davian meninggi, dan Radzian datang di waktu yang tepat, dia berjalan terbata-bata dari pintu masuk ruangan Ice Rink, pria berjaket kulit hitam itu mengamati situasi yang tengah terjadi. Berjalan sambil mengernyitkan ujung bibir, pula menggaruk belakang telinga. "Ada perang kayaknya," gumamnya berjalan tanpa beban. Saat melihat Devianza yang mematung, ketakutan pun, pria ini sama sekali tidak terkecoh, tujuannya hanya satu—yakni sang adik, nampak jelas jika Vemilla terkejut akan situasi ini. Nyaris menyalahkan dirinya, dia menganggap pertengkeran hebat Davian dengan Devianza karena ulahnya. "Kak Ian ..., gimana ini, mereka berantem, aku harus gimana? Mereka berantem karena aku, Kak—" rengek Vemilla berwajah sendu. Sigap Radzian menggelengkan. "Bukan, mereka udah bermasalah sejak awal," bantahnya menenangkan sang adik. "Seperti yang Kakak bilang tadi di telepon, kalau Davian udah tahu pacarnya selingkuh, udah berlangsung enam bulan, dan selama itu pula Davian mengetahuiny
Terakhir Diperbarui : 2025-05-08 Baca selengkapnya