Share

33

Senopati Bantala menutup kembali kedok di wajahnya saat ia mendengar suara derap kaki kuda dari kejauhan. Ia mundur merapat ke batang pohon besar di belakangnya, menyamarkan dirinya dalam kegelapan yang terlindung dedaunan dari sinar bulan yang sangat cerah malam ini.

Lalu ia meraba hulu pedang saat kuda itu menapak pelan ke arahnya. Namun saat hidungnya menghidu bau tubuh yang sudah sangat ia hapal itu, seluruh kewaspadaannya seketika terurai. Ia bahkan melangkah maju agar terlihat. Kedok kain ia turunkan kembali.

Yang datang memang Rinjani. Perempuan remaja itu juga sama sepertinya, mengenakan busana serba biru gelap untuk membuat diri tak terlihat dalam kegelapan malam.

“Bagaimana? Semua lancar?” tanya Senopati Bantala.

“Lancar, Senopati. Kami berangkat siang tadi selepas makan siang dengan naik kuda. Begitu masuk Kademangan Larangan Lor, pihak istana Pangeran Candrakumala menyambut dengan menyediakan tandu bagi kami bertiga. Perjalan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status