Beranda / Romansa / Menulis Ulang Takdir / BAB 15 - Umpan Cinta

Share

BAB 15 - Umpan Cinta

Penulis: vitafajar
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-11 19:05:17

Persetujuan telah dibuat. Lyra dan William kini adalah partner perang, dan juga partner dalam sandiwara cinta yang berbahaya. Mereka akan menggunakan status "pasangan" mereka sebagai senjata untuk menarik perhatian Adrian dan Peter.

Lyra kembali ke kampus keesokan harinya, tetapi bukan untuk menghadiri kelas. Dia langsung menemui William di kantor penelitiannya yang tersembunyi. William sedang mengawasi pergerakan saham Grup Hawkins secara real-time.

“Kita harus menyerang celah Grup Hawkins sebelum dia mengkonsolidasikan kekuatannya,” kata William tanpa melihat Lyra. Ia tampak kelelahan, tetapi matanya tajam.

“Apa langkah pertamaku?” tanya Lyra sambil mendekat ke monitor.

"Aku sudah memberikan dana kecil dari investasiku. Itu cukup untuk pembelian awal. Dengarkan baik-baik. Kau akan membeli saham minoritas yang sangat spesifik di Grup Hawkins. Bukan untuk kontrol, tapi untuk hak suara di rapat umum pemegang saham nanti."

Lyra mengamati grafik saham. "Saham minoritas di Grup Hawkins? P
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menulis Ulang Takdir   BAB 23 - Jejak Hitam Arthur

    Pagi itu datang dengan keheningan yang menyesakkan di suite William. Meskipun mereka berbagi ciuman yang melepaskan ketegangan malam itu, jarak antara William dan Lyra justru terasa semakin besar.Ciuman itu adalah pengakuan emosional yang tak terhindarkan, tetapi kata-kata terakhir William tentang ketidakpercayaannya terhadap kata-kata Lyra, menjadi tembok tak terlihat yang memisahkan mereka.William sudah kembali ke mode eksekutif. Lyra melihatnya berbicara melalui headset dengan Max di balkon, mengatur penyelidikan rahasia terhadap Peter dan, yang paling menyakitkan bagi William, terhadap ayahnyasendiri, Arthur Hawkins.Lyra duduk di sofa, memegang secangkir kopi yang dingin. Suara William yang memerintahkan Max untuk menyisir semua transaksi keuangan Arthur selama sepuluh tahun terakhir, termasuk yang terkait dengan asuransi kecelakaan mendiang ibunya, membuat hati Lyra mencelos.William berada di ambang jurang kehancuran moral dan emosional, da

  • Menulis Ulang Takdir   BAB 22 - Sistem dan Batasan Kejujuran

    Setibanya di suite William, Max segera memanggil dokter pribadi yang sangat rahasia untuk merawat luka William. Dokter mengonfirmasi bahwa luka tusukan di lengan pria itu cukup dalam tetapi tidak fatal, dan dia hanya membutuhkan jahitan serta istirahat total.Lyra menunggu di ruang tengah, mondar-mandar dengan gelisah. Dia merasa tak berdaya, dia bisa menyelamatkan William dari api, tetapi tidak bisa menyelamatkannya dari kebenaran yang kejam.Dia mendengar suara pintu tertutup. William keluar dari kamar, mengenakan bathrobe hitam, rambutnya basah, wajahnya masih pucat dan lengan kirinya terbalut perban tebal. Ekspresi matanya keras, jarak emosional yang Lyra rasakan di mobil kini terasa sepuluh kali lipat.William berjalan ke sofa, namun tidak duduk. Dia berdiri, menatap Lyra dari kejauhan, matanya memancarkan kecurigaan yang dingin.“Duduk, Lyra,” perintah William, suaranya tenang, mengendalikan setiap emosi yang ia rasakan.Lyra dudu

  • Menulis Ulang Takdir   BAB 21 - Api, Darah, dan Retaknya Kepercayaan

    William melihat api yang menyambar dengan cepat di pintu masuk gudang. Lyra, berdiri di luar, menjerit padanya. Dalam sepersekian detik, dia menyadari kengerian dan kejeniusan di balik tindakan Lyra.Lyra telah menciptakan dinding apiyang mencegah Peter mendekatinya dan pistol yang Lyra pegang. Dia tidak bisa menembus api itu, tetapi Peter juga tidak bisa mengejar. Lyra telah membeli waktu William dengan harga yang sangat mahal.Petermeraung marah,terkejut karena ditikam Lyra dengan api. Dia terhuyung mundur, menjauh dari luka tikaman pecahan kaca yang ia sebabkan di lengan William, dan kini menjauh dari panas api yang menjulang.“Kau gila!” teriak Peter, suaranya dipenuhi frustrasi dan rasa sakit yang menusuk.William tidak menyia-nyiakan waktu. Dia tahu Peter pasti memiliki rute pelarian tersembunyi. William menendang tumpukan peti di belakangnya, menyingkap pintu baja kecil. Dia melihat Peter mengarahkannya.“

  • Menulis Ulang Takdir   BAB 20 - Kuburan Umpan

    Peter tertawa, ia menjauhkan pisau itu sedikit, menikmati ketakutan yang ia lihat di mata Lyra.“Kau tahu, Lyra,” Peter berbisik, suaranya seperti desisan ular. “Kau adalah kesalahan terbesarku, mengizinkanmu hidup. Kau seharusnya tetap menjadi mahasiswa manis yang terperangkap dalam jebakan cinta palsu. Sekarang, kau akan membayar semua kesalahanku di masa lalu.”Lyra menarik napas dalam. Rasa pusing karena kloroform mulai hilang, digantikan oleh adrenalin murni. “Kau tidak akan pernah menang, Peter. William selalu selangkah di depanmu.”Peter tertawa, tawa yang kering dan pahit. “Tidak kali ini. William hanyalah anak kecil yang menyimpan dendam. Dan sekarang, dia sedang menuju jebakan yang kubuat khusus untuknya.”Peter menatap jam tangannya. “Satu menit lagi. Dia akan tiba. Dan kau, Nona Watson, akan menjadi tontonan pribadiku.”Sementara itu, di jalanan yang gelap menuju pelabuhan, ban

  • Menulis Ulang Takdir   BAB 19 - Jebakan Penculikan

    Lyra berdiri di ambang lobi gedung Grup Hawkins, ponselnya di tangan, tetapi ia tidak sempat menekan tombol panggil. Jantungnya berdebar kencang bukan lagi karena kemenangan di RUPS, melainkan karena rasa takut yang dingin.Pesan anonim itu jelas. [Kami menunggumu di luar. Jangan hubungi William.]Lyra melihat ke sekeliling. Di luar gedung, sebuah mobil van hitam tanpa plat nomor terlihat, diparkir terlalu dekat dengan pintu keluar.Lyra tahu, itu adalah utusan Peter Hawkins. Setelah gagal dalam serangan legal dan serangan personal, Peter beralih ke cara lama yang kejam.Lyra merasakan keringat dingin membasahi punggungnya. Peter ingin melumpuhkan William dengan menjerat Lyra. Dia melirik ke belakang, berharap melihat Charles. Tetapi Charles sudah pergi ke kantornya, dan Lyra telah melarikan diri dari RUPS tanpa ditemani siapa pun. Dia sendirian.Lyra memutuskan tidak akan lari ke mobilnya sendiri, karena

  • Menulis Ulang Takdir   BAB 18 - Pertarungan di Meja RUPS

    Lyra tidak tidur malam itu. Dia hanya minum kopi dan mengulang presentasinya. Dia memvisualisasikan skenario, Peter akan mencoba menekan, merendahkan, dan memutarbalikkan fakta. Dan dia harus melawan dengan fakta dingin dan ketenangan yang dia pelajari dari William.Matahari seolah terbu-buru menampakan sinarnya.Setelah membersihkan diri, Lyra segera mengenakan setelan bisnis formal yang dipilih William, bukan gaun pesta mewah, melainkan setelan abu-abu bergaris yang memancarkan otoritas dan keseriusan.Setelah sarapan, Lyralangsung berangkat kegedung Grup Hawkins, di mana RUPS darurat akan diadakan.Ketika sampai, Lyra disambut oleh Charles di lobi. Wajah Charles tampak tegang, tetapi ada sedikit rasa hormat di matanya yang belum pernah Lyra lihat sebelumnya.“Kau datang sebagai tunangan William Hawkins,” bisik Charles, nadanya memperingatkan. “Kau akan mewakili kepentingan aliansi Hawkins-Watson. Jangan membuat kesala

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status