Abimanyu melangkah menuju ruang ganti artis, terlihat Reyna menghadangnya sebelum Abimanyu masuk. “Maaf Pak Abim, aku tidak mengizinkan Anda bertemu Angela, reputasi Angela dipertaruhkan. Aku tidak mau hubungan kalian ketahui oleh publik," ucap Reyna. “Aku hanya ingin bicara sebentar,” pinta Abimanyu. “Maaf, lebih baik bicara lewat ponsel,” balas Reyna. Abimanyu mendesah kasar, kemudian melangkah pergi. Sesampainya di tempat parkir. Abiamanyu menelepon Angela. “Hallo Angela, aku tunggu kamu di mobil, sekarang, atau aku akan memaksa masuk ke ruang ganti,” ancam Abimanyu tegas. “Oke, hari ini sudah selesai jadwal shootingku, aku segera menemuimu,” balas Angela. Sekitar sepuluh menit, Angela datang dan bergegas masuk ke dalam mobil milik Abimanyu. Terlihat Abimanyu tampak senang dengan kehadiran Angela, lalu tubuh nan seksi berbalut baju kurang bahan itu di peluknya erat, sambil membisikkan sebuah kata, ”I love you Angela.” Angela hanya diam, walau hatinya masih sakit, tapi tidak
Hazna keluar dari taksi yang ditumpangi, hari menjelang sore, dilangkahkan kakinya menuju pintu depan, tampak Bu Ratna melempar senyum pada Hazna, ketika melihat menantu pilihannya ada di depan mata. “Bagaimana Haz, kamu sudah selesai merenovasi kamar pribadi Abimanyu, sekarang itu juga kamarmu, sesekali kalian harus menghabiskan waktu menginap di hotel,” ucap Bu Ratna, dengan binar mata bahagia. Perkataan Bu Ratna, sebenarnya membuat mual Hazna, tidur di ranjang bekas pengkhianatan suaminya, rasanya seperti tidur di atas tumpukan duri yang menusuk seluruh tubuh. Seketika bayangan suaminya yang tangannya merekat kuat di pinggang Angela membuat sasak dadanya. “Sudah Bu, Hazna sudah mengganti furniture yang lebih minimalis, pasti Mas Abim menyukainya,” jawab Hazna, dengan tersenyum kecil. Ia masih tidak tega membuat Ibu mertuanya kecewa, jika mendengar bahwa putranya masih berhubungan dengan kekasihnya. Hazna dan Bu Ratna melangkah masuk ke dalam rumah. Setelah menyelesaikan kewaj
Hazna melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamarnya, sebuah kamar yang sangat sederhana yang menemaninya di saat masih kecil hingga ia dewasa, kamar itu masih sama, bercat dinding putih dengan ranjang kecil dan satu set lemari dua pintu dan meja belajar, berlahan Hazna menghempaskan tubuhnya di tempat tidur yang tidak begitu empuk, tapi terasa sangat nyaman, lalu matanya menatap langit-langit kamar, pikirannya menerawang jauh pada sosok Angela Kana, seorang aktris cantik dan seksi, itu bukan hanya memikat hati suaminya tapi juga membuat ibunya mengidolakannya. Dalam hati Hazna berkata, tidak akan mampu bersaing dengan Angela, aktris itu begitu mempunyai fisik sempurna, yang akan membuat pria manapun pasti tunduk padanya. Hari menjelang malam, jam tangan Hazna menunjukkan pukul tujuh malam, Hazna keluar beranjak dari kamar, begitu aroma sambal terasi dan tempe goreng mengoda perutnya untuk segera datang menyantap menu sederhana favoritnya. “Emmm begitu ada aroma sambal trasi dan t
Hazna, berjalan agak menjauh dari Ratna, kemudian di raihnya ponsel dari dalam tas kecil miliknya. Dengan pelan Hazna menelepon Anton untuk segera ke rumah sakit menemui Ratna. “Hazna sudah meminta Pak Anton untuk datang ke sini Bu, apa perlu aku pangilkan Mas Abimanyu untuk masuk ke kamar?” tanya Hazna ragu, mengingat kemarahan ibu mertuanya itu pada suaminya. “Tidak perlu Haz, ibu hanya ingin bicara padamu. Kamu sebagai wanita jangan terlalu lemah Haz, sampai kapanpun, Ibu tidak ridho jika Abim, menikahi wanita itu. Haz, berjanjilah pada ibu, kamu tidak akan membiarkan wanita lain ada di hati Abimanyu,” pinta Ratna, sambil menarik pelan kedua telapak tangan Hazna, sambil menitikkan air matanya. “Hazna berjanji Bu... akan menuruti kemauan Ibu,” balas Hazna, dengan gugup. “Kamu harus kuat, kamu tidak kalah cantik dengan Angela, kamu pasti bisa menyingkirkan bayangan Angela dari pikiran Abimanyu.” Sekali lagi Ratna memohon pada Hazna dengan menggenggam kedua tangan Hazna. Hazna m
Abimanyu tampak marah, ia tak menyangka Ibunya membuat keputusan yang tak masuk akal. Dengan rasa kecewa ia menyuruh Anton untuk keluar ruangan. Dengan kasar dihempaskan tubuhnya kembali duduk di kursi kebesarannya, matanya menatap pada satu titik semu, pikirannya melayang pada sosok wanita yang akhir-akhir ini mulai mengisi pikirannya, tapi saat ini kebenciannya justru mulai dalam merasuk pada satu nama yaitu Hazna Safitri. “Hazna, apa yang membuat Ibu memutuskan hal itu, pasti kamu yang telah meracuni pikiran ibu,” desis kemarahan terucap di bibir Abimanyu. Seketika laki-laki berbadan atletis dan berpenampilan menarik itu bangkit dari duduknya, dengan langkah cepat menuju basement tempat parkir. Beberapa karyawan hotel yang menyapanya tidak di hiraukannya, pikiran Abimanyu sedang kacau, saat ini ingin meminta penjelasan pada Ibunya. Beberapa menit kemudian sampailah mobil yang di kendarai Abimanyu tiba di parkiran rumah sakit, dengan langkah cepat segera diayunkan langkahnya
Abimanyu gegas meninggalkan apartemen Angela. Entah apa yang sedang dipikirkan, laki-laki tampan dan gagah itu senang, tapi bercampur bingung, senang karena seorang anak akan lahir di rahim wanita yang amat di cintai, tapi bingung dengan statusnya. Dan yang lebih membuat Abimanyu khawatir, reaksi apa yang akan di lakukan ibunya, jika seorang cucu akan lahir dari rahim Angela Kana, wanita yang di bencinya. Mobil sedan mewah, berhenti tepat di halaman depan, suasana rumah Ratna sudah ramai, banyak anak-anak dengan pakaian nuansa putih, duduk rapi berjajar di ruang tamu. Abimanyu tampak heran, karena tamu yang datang kebanyakan anak-anak. “Bu, yang ibu undang siapa sih, kok banyak anak kecil?” tanya Abimanyu seraya menghampiri ibunya yang sibuk mengawasi menu yang akan dihidangkan. “Oh, Ibu mengundang anak yatim, dari panti asuhan Kasih Bunda, ini semua Hazna yang mau, jadi ibu nurut saja,” jawab Ratna, seraya tersenyum hangat menyambut Abimanyu. “Kenapa sih, harus Hazna yang memutu
Malam yang panjang dan indah, itulah yang dirasakan Hazna, perlahan tapi pasti ia sedang mengambil cinta dari hati suaminya. Netra Hazna terbuka, jam dinding menunjukkan pukul tiga pagi, di usapnya lembut wajah suaminya yang masih mendengkur tipis, seraya tersenyum. Lalu Hazna beranjak dari tempat tidur, seraya meraih baju sleep dreesnya yang sudah berceceran di lantai kamar, lalu dipungutnya, langkahnya menuju cermin, dilihatnya wajah cantiknya yang berantakan, banyak tanda merah di bagian tubuhnya.“Aku, bagaikan seorang pelacur semalam, kenapa aku bisa begitu liar, cintakah atau kemarahanku pada mereka yang bermain di belakangku,” gumam Hazna, tak terasa bulir bening jatuh pelan di pipinya.Kemudian Hazna menuju kamar mandi , membersihkan dirinya dari ujung rambut sampai ujung kaki, setelah mengenakan pakaian gamis sedernaha ia pun berwudhu. Lantuan ayat-ayat suci di lantunkan, dengan merdu. Hingga membuat Abimanyu terbangun, ia mengerjab-ngerjabkan matanya, menatap Hazna yang se
“Kamu pinter masak Haz, masakanmu selalu membuatku untuk menambah makan,” ucap Abimanyu.“Ibu yang mengajariku memasak sejak kecil, selain itu aku sering membantu Ibu memasak untuk catering..” jelas Hazna, ada wajah berbinar bahagia, karena merasa suaminya sudah mulai memujinya dan itu menandakan jika ada sudah ada cinta di hatinya walau sedikit.“Seharusnya kamu menikah dengan laki-laki yang bisa menghargaimu dengan baik Haz, bukan laki –laki seperti aku,” sahut Abimanyu menatap nanar wanita yang entah sejak kapan meninggalkan sebuah rasa pada dirinya.“Jika aku mendapat pasangan yang belum sempurna, mungkin ada pada diriku yang kurang sempurna, Jika Mas Abim mau, kita bisa sama-sama berjalan, supaya langkah kita begitu sempurna,” Hazna menjawab seraya memegang bahu suaminya.“Sudahlah Haz, kamu tidak akan mengerti. Sekarang pulanglah, aku akan melanjutkan pekerjaanku!” perintah Abimanyu kembali bersikap dingin.Hazna membereskan sisa makanan, sambil berucap,” Mas.. nanti pulangnya j