Hari menjelang sore, ketika Hazna terbangun, ia sedikit terkejut karena ia sudah berada di atas tempat tidur. Rasanya nyaman sekali tidurnya, tidak ada yang perlu ditakutkan berada di dekat Abimanyu.Kini pikiran Hazna bercabang, dalam hatinya ia bertanya-tanya apakah mungkin Abimanyu Raharja yang berstatus suaminya yang menyebabkan kecelakaan dirinya.Suara ketukan pintu depan membuyarkan lamunannya, jam dinding menunjukkan pukul 4 sore. Bergegas kaki Hazna menginjak lantai dan berjalan untuk membuka pintu.Ceklek!...”Pak Abimanyu,” sapa Hazna.“Sudah puas tidurnya, dari siang hingga sore, kalau sudah, aku ada tugas untukmu.”“Tugas di hari libur?” Hazna memicingkan matanya.“Ya, ada tugas untukmu, ayolah ikut denganku.” Abimanyu langsung menarik tangan Hazna, tidak memberi kesempatan untuk Hazna menolak perintahnya.Abimanyu terus mengandeng paksa Hazna, hingga sampai di area loundry.“Hari ini, Ibu, Leon dan Bi Eni sedang liburan di puncak, aku ingin kamu mencuci bajuku.”“Ahhh a
Abimanyu membaringkan tubuh Hazna ke atas pembaringan, melucuti sleep dres yang masih menempel, kini hanya terlihat tubuh polos yang sangat dirindukannya, tiga bulan sudah ia menahannya dan saat ini, Abimanyu ingin meluapkan hasratnya, desahan nama Hazna selalu di sebutnya dalam puncak kenikmatan, demikian juga Hazna, wanita itupun merasakan hal sama sebuah kenikmatan bercinta ia rasakan.Hujan rintik diluar sana, menjadi saksi permainan panas keduanya di atas ranjang, hingga kedua tubuh itu terkulai di atas ranjang dangan saling berpelukan.Hazna membuka matanya, tubuh polosnya masih berada dipelukan Abimanyu, ia manatap wajah pria yang berada beberapa centi itu, dalam hatinya ia meragu. jika pria yang memperlakukannya penuh dengan cinta adalah target balas dendamnya.Perlahan di uraikannya pelukan Abimanyu, lelaki itu masih tertidur pulas, Hazna turun perlahan dari tempat tidur, meraih bajunya dan beregas membersihkan diri, jam di dinding menunjukkan pukul tiga dini hari, sebuah cha
Seketika wajah Bagaskara berubah pucat, kedok kebusukannya sudah terbongkar, tapi ia mencoba bersikap tenang.“Untuk menuntut seseorang, harus ada bukti, Abim.”“Bukti? Tenang saja, aku sudah mempersiapkan buktinya, Santi dengan jelas menceritakan jika kamu yang membawa Hazna pasca kecelakaan, dan kesaksian Pak Dito, jika ia diberi obat tidur oleh Santi hingga menyebabkan kecelakaan, kalian akan cukup lama di penjara!” gertak Abimanyu lalu menutup ponselnya.Bagaskara terlihat panik, ia berusaha menghubungi Santi beberapa hari yang lalu tapi tidak bisa, tidak lama kemudian masuk chat video. Dengan cepat Bagas membukanya, dan video tentang pengakuan Santi yang melibatkan Bagaskara .Kini Bagaskara sadar, jika nasibnya berada di tangan Abimanyu, dan mungkin kali ini Abimanyu tidak akan memaafkannya.Satu minggu telah berlalu, Hazna sudah diperbolehkan pulang, dan saat ini ia sudah berada di kamarnya bersama Abimanyu.“Hemmm aku merindukan kamar ini,” ucap Hazna, lalu menatap dirinya
Pria tampan, berkulit putih, tubuh tinggi berisi dan tegap dengan alis tebal dan mata tajam, tersenyum puas, dengan peluh membanjiri tubuh kekarnya. Desahan wanita yang dipeluknya, mampu membuatnya terbang melayang menuju surga dunia. Angela Kana, gadis cantik, dengan tubuh tinggi semampai, rambut berwarna tembaga yang panjang sebahu dengan ikal di bawahnya, serta kulit putih bersihnya, mata hitam serta hidung mancung itu mampu membuat Abimanyu jatuh dalam pelukannya.Angela Kana, seorang aktris yang cukup terkenal, menjalin hubungan dengan pengusaha restoran, hotel, dan resort bernama Abimanyu Raharja. Hubungan yang sudah berjalan 2 tahun itu, semakin erat, layaknya suami istri.“I love you Abim, jangan pernah tinggalkan aku, meski saat ini kamu sudah menikah,” desah manja Angela di telinga Abimanyu, membuat desiran kuat mengalir ke jantung Abimanyu.“Aku, berjanji sayang, kamu adalah satu-satunya wanita yang aku cintai,” balas Abimanyu sambil mendaratkan kecupan di bibir merah
Walau matanya memanas, Hazna mencoba menahan tangis, ia masih berpikir positif, mungkin lelaki di depannya yang sekarang bergelar suami, memerlukan waktu untuk menerima perjodohan ini. Dengan nada pelan, Hazna berucap,” Iya Mas Abim, Haz mengerti, mungkin kita memerlukan waktu untuk beradaptasi, dan saling mengenal, tapi Hazna siap menjalankan kewajiban sebagai seorang istri, baik lahir maupun batin.”Mata tajam Abimanyu, malah semakin tajam menatap wanita di hadapannya, ia pun bangkit berdiri. ”Terserah apa yang kamu pikirkan, tapi aku tidak akan mengubah keputusanku,” ucap Abimanyu, lalu berjalan ke meja kerja, yang berada satu ruangan dengan kamarnya.Berlahan air mata yang ditahannya luruh tanpa permisi, membasahi pipi Hazna. Hingga ketukan pelan pintu kamar, menghentikan tangisnya. Berlahan Hazna, mengusap air matanya dan beranjak untuk membuka pintu kamar.Ceklek! Suara pintu terbuka, terlihat Bi Eni, asisten rumah tangga ada di depan pintu, wanita berusia 40 tahun itu, tersenyu
Abimanyu menghelas napas kasar, lalu kembali duduk di meja kerja. Sebuah panggilan telepon mengagetkan Abimanyu, dengan segera Abimanyu mengangkat telepon dari Angela.“Maaf sayang, tidak siang ini, aku ada rapat mendadak, Oke,” ucap Abimanyu dan langsung menutup ponselnya.Sementara itu Hazna menyiapkan makan siang, ia duduk di sofa dan menata menu makan siang di atas meja. Menu sop buntut dan ayam kecap, merupakan menu favorit Abimanyu, sudah tertata rapi di meja siap untuk di santap. Dengan malas lelaki bertubuh atletis itu berjalan ke arah Hazna, lalu Abimanyu duduk di sofa, ia menyantap menu yang ada di hadapannya,Tanpa bicara Abimanyu menghabiskan satu piring makan siang.Emmm masakan Hazna, enak, batin Abimanyu, sambil mengukir senyum di sudut bibirnya.“Oke, sekarang aku sudah makan, sekarang pulanglah, aku masih sibuk!” perintah Abimanyu.“Iya Mas, aku akan pulang,” balas Hazna, seraya tanganya membereskan tempat makan, dan setelah itu meraih tangan Abimanyu, dan mencium pun
Satu bulan berlalu, semuanya masih sama, dingin, tanpa rasa. Hazna harus menghadapi pernikahannya dengan rasa sakit. Hampir setiap malam, Abimanyu pulang larut malam, dengan kemeja yang berantakan, dan bau alkohol.“Haz, kamu belum tidur,” ucap Abimanyu, ketika masuk ke dalam kamar dan mendapati Hazna, duduk di sofa.“Aku tidak bisa tidur, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan. Aku akan ambilkan minuman hangat untukmu,” balas Hazna, lalu beranjak menuju keluar kamar menuju dapur.Beberapa menit kemudian, Hazna membawa segelas teh hangat, di lihatnya Abimanyu sedang duduk di sofa, memainkan ponselnya, sambil mengulas senyum.“Sebahagia itukah kamu Mas... dengan Angela,” desah Hazna, membuat Abimanyu, tersentak.“Aku tidak mau membahas Angela,” balas Abimanyu dengan tatapan sinis.“Kalau begitu, jangan memikirkan dirinya, setelah tiba di rumah,” pinta Hazna, dengan tatapan penuh harap dan sinar mata yang berkilat.“Haz, sekarang kamu berani, menuntutku!” bentak Abimanyu.“Maaf Mas
Tok...tok...suara pintu kamar di ketuk. Abimanyu yang sedang membuka kancing kemejanya, bergegas membuka pintu, terlihat ibunya ada di depan pintu dengan membawkan minuman.“Ini teh melati, di luar dingin, minumlah,” ucap Bu Ratna pada putranya.“Ibu, tidak usah repot-repot, biar Hazna yang menyiapkan,” balas Abimanyu.“Tadi ibu bikin, sekalian buat kamu, kalau Hazna ‘kan tidak suka teh, jadi ini buat kamu,” timpal Bu Ratna.“Iya Bu, terima kasih,” jawab Abimanyu seraya meraih secangkir teh dari tangan ibunya dan segera menutup pintu kamar, ketika Ibunya melangkah pergi.Abimanyu, duduk di sofa, ia menyerutup sedikit demi sedikit secangkir teh melati, favoritnya, sampai habis tidak tersisa. Lalu diletakkan cangkir kosong di atas meja.“Haz, cepatlah keluar dari kamar mandi, aku mau ganti baju,” ucap Abimanyu, sambil melepas celana kain panjang, hingga menyisakan celana pendek.. ”Di luar hujan, tapi kenapa tubuhku gerah dan terasa panas,” guman Abimanyu, yang tiba-tiba merasa aneh deng