“Kamu pinter masak Haz, masakanmu selalu membuatku untuk menambah makan,” ucap Abimanyu.“Ibu yang mengajariku memasak sejak kecil, selain itu aku sering membantu Ibu memasak untuk catering..” jelas Hazna, ada wajah berbinar bahagia, karena merasa suaminya sudah mulai memujinya dan itu menandakan jika ada sudah ada cinta di hatinya walau sedikit.“Seharusnya kamu menikah dengan laki-laki yang bisa menghargaimu dengan baik Haz, bukan laki –laki seperti aku,” sahut Abimanyu menatap nanar wanita yang entah sejak kapan meninggalkan sebuah rasa pada dirinya.“Jika aku mendapat pasangan yang belum sempurna, mungkin ada pada diriku yang kurang sempurna, Jika Mas Abim mau, kita bisa sama-sama berjalan, supaya langkah kita begitu sempurna,” Hazna menjawab seraya memegang bahu suaminya.“Sudahlah Haz, kamu tidak akan mengerti. Sekarang pulanglah, aku akan melanjutkan pekerjaanku!” perintah Abimanyu kembali bersikap dingin.Hazna membereskan sisa makanan, sambil berucap,” Mas.. nanti pulangnya j
Sementara itu di unit apartemen, Angela masih menangis dengan menenggelamkan kepalanya di tumpukan bantal.“Sudah Angela! Hentikan tangisanmu, kenapa kamu mengulang kesalahan Mommy,” gerutu Katrina dengan kesal.“Kesalahan Mommy, apa maksudnya Mom?” tanya Angela terkejut dengan pernyataan Mommynya.“Hah..sudahlah lupakan perkataaku. Kamu menyia-yiakan waktumu demi laki-laki seperti Abimanyu!” bentak Katrina kesal.Katrina terlihat menelepon seseorang. Wajah wanita berusia 45 tahun itu terlihat serius, kemudian menutup ponselnya.“Angela, ayo ikut Mommy,” ajak Katrina seraya mengambil hoodie dan memakaikannya pada Angela, di tutupinya kepala Angela, dan memakaikan masker serta kaca mata hitam untuk penyamaran.“Mom kita akan kemana?”“Jangan banyak tanya, kamu harus menyamar, aku tidak ingin, seseorang mengetahui kehamilanmu,” balas Katrina kesal.Katrina menyetir mobil Alphard miliknya , disampingnya duduk Angela yang masih bingung kemana ibunya akan membawanya pergi, Mobil terus mel
Adzan subuh bekumandang sahdu, Hazna terduduk di tepi ranjang yang berukuran besar, di sampingnya Abimanyu masih terlelap. Hazna ragu ingin membangunkan sang suami untuk menjadi imam salat subuh, tapi ia takut jika pria yang masih terlelap itu marah,karena beberapa hari ini, ia terlihat sangat dingin, dan Hazna tidak tahu penyebabnya.Dengan menyakinkan dirinya, ia memberanikan diri membangunkan Abimanyu, tangannya mulai mengusap lembut bahu kekar yang sedang memeluk guling.“Mas.. bangun yuk, kita salat berjamaah,” ajak Hazna dengan nada pelan.Abimanyu sesaat mengeliat, dan menguap kecil, perlahan ia membuka kelopak mata yang terasa berat.“Ada apa?” tanya lelaki yang perlahan mengubah posisi tubuhnya dan menatap Hazna.“Kita salat subuh yuk,”ajak Hazna sekali lagi.Abimanyu perlahan bangkit dari tidurnya, lalu menuju kamar mandi membersihkan diri, berganti baju dan mengambil air wudhu, lalu menghampiri Hazna yang sudah memakai mukena dan duduk di sajadah menantikan Abimanyu mengim
Abimanyu duduk di kursi keja, matanya fokus menatap layar laptop dan tangannya sibuk di atas keybord.Entah kenapa hatinya merasa tak enak, melakukan kebohongan, sebelumnya ia juga sering berbohong tapi kali ini ia merasa berdosa dan bersalah pada Hazna.Tapi desakan dari Angela, lebih kuat mempengaruhi pikiran Abimanyu, dengan segera ia memperiapkan proposal penarikan dana sebesar 1 milyar. Tiga lembar kertas sudah ada di tangannya, lalu berjalan menuju ruangan Hazna. Tanpa mengetuk pintu, Abimanyu membuka pintu ruangan Hazna.“Haz, aku butuh tanda tanganmu,” ucap Abimanyu, seraya meletakkan berkas di hadapan Hazna.Untuk sesaat Hazna menatap dan membaca 3 lembar berkas, yang ada dihadapnnya, lalu menatap suaminya yang terlihat cemas, Hazna tahu, jika suaminya sedang ada masalah, raut wajahnya tidak bisa membohongi Hazna.“Mas Abiamnyu, menarik uang sebesar 1 miliar untuk biaya operasional hotel?” tanya Hazna.“Iya, cepatlah tanda tangani dan jangan banyak tanya, kamu membuang- buang
Hazna berjalan cepat menuju basement tempat parkir, ia berhenti di samping mobil sedan putih milik Abimanyu, seraya menyandarkan tubuhnya di badan mobil. Lalu air matanya tumpah, entah mengapa kali ini, rasa cemburu yang besar membakar hatinya, ketika mengetahui Abimanyu sering menghabiskan waktu bersama Angela di tempat yang menurutnya sangat indah, yaitu di atas rooftop hotel.Hazna menangis sesenggukkan, sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tanganya. Hingga suara suaminya membuatkan Hazna membuka telapak tangannya.“ini sapu tangan, hapus air matamu, dan berhenti menangis, aku tidak mau kita pulang, matamu sembab, nanti ibu mengira aku menyakitimu, dan ibu akan menghukumku lagi,” ucap Abimanyu seraya menyodorkan sapu tangan kepada Hazna.Tanpa berucap, Hazna meraih sapu tangan yang diberikan Abimanyu kepadanya, lalu mengusap air matanya. Kemudian Abimanyu membuka pintu mobil dan menyuruh Hazna masuk ke dalam mobil, di susul Abimanyu duduk di belakang setir, kemudian mulai
“Terima kasih Bu, atas semua menu makanan yang ibu sediakan,” ucap Hazna, sambil mengusap mulutnya dengan tisu, lalu meneguk air mineral dalm gelas panjang.“Bagaimana pekerjaanmu di hotel?” tanya Ratna seraya mengambil buah apel lalu memotongnya dan menaruhnya di dalam piring.“Aku baru belajar sedikit dan untunglah beberapa staff hotel membantu Hazna, oh ya Bu, tadi Mas Abim minta tanda tangan Hazna untuk pencairan uang di bank,” ucap Hazna datar.“Berapa yang uang di cairkan Abim?” tanya Ratna, menghentikan aktivitasnya, dan menatap Hazna.“1 Miliyar Bu,” balas Hazna ragu, ia takut ibu mertuanya murka pada suaminya.Ratna sedikit terkejut, kemudian kembali bersikap tenang.”Untuk apa Haz, uang sebanyak itu?” Ratna bertanya dengan menatap serius ke arah Hazna.“Dari berkas yang Hazna baca, untuk biaya operasional hotel,” balas Hazna.“Ohh ya sudah, kamu jangan terlalu banyak pikiran Haz, buat santai saja dalam bekerja,” sahut Ratna, tak ingin Hazna terlalu berat memikirkan mas
Ratna meraih sebuah bingkai foto, di tatapnya nanar foto gambar dirinya yang bersanding dengan seorang pria yang tampan, ketampanan menurun pada Abimanyu, hampir semua bentuk wajah dan fisik yang di miliki Raharja, menurun pada Abimanyu. Selain menuruni bentuk fisik dan wajah, tangan dingin dari Abimanyu mengembangkan usaha Hotel dan resort juga tak kalah handal dari Raharja. Dengan kegigihan Abimanyu, ia berhasil membangun 10 kafe yang tersebar di kota Jakarta, dan 10 resort di tempat wisata di kota Bandung juga berhasil di kelola dengan baik.Ratna mendesah pelan, perlahan bingkai foto di letakan di atas nakas samping tempat tidur. Ingatan Ratna kembali pada awal pertemuannya dengan Hazna, gadis cantik sholehan dan berhijab, yang langsung membuat dirinya ingin menjadikan menantunya.FlasbackWaktu itu Ratna berniat mengambil uang di ATM di dalam mall “Tunggu dulu ya Pak Wawan,” pinta Bu Ratna pada Wawan.“Baik, Nyonya.”Bu Ratna melangkah pelan masuk ke mall, mencari ATM, untuk
Mentari bersinar begitu cerah, hingga sinarnya memasuki kamar, jendela yang sudah terbuka lebar, dengan udara segar masuk ke dalam kamar. Hazna mengukir senyum sambil menatap wajahnya di cermin, kebahagian ia rasakan di puncak asmara sekarang, pelan tapi pasti, ia merasakan cinta mulai tumbuh pada hati suaminya yang dingin itu terbukti, semalam suaminya telah meminta jatah batin padanya.Dengan lembut ia menyisir rambutnya yang basah. Tak lama kemudian Abimanyu keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah, ia berjalan di balkon kamar sambil mengeringkan rambutnya. Ketukan pintu menghentikan aktivitas mereka.Tok!..tok!..“Bolehkah Ibu masuk,” suara Ratna meminta izin, untuk membuka pintu.“Silahkan Bu,” sahut Hazna.Tangan Ratna membuka pintu, terlihat Hazna menyambutnya dengan senyum hangat, ada raut kebahagian di wajah cantik alaminya tanpa make up. Lalu mata Ratna beralih menatap Abimanyu, yang masih sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk.“Ada perlu apa Bu?” tanya Abimanyu