Share

Pending

Author: Hazhilka
last update Huling Na-update: 2025-03-19 23:23:54

Jasmine tiba di rumahnya Retha dan langsung saja merebahkan tubuhnya di sofa. Rasa penat setelah satu harian bekerja dan juga kuliah lebih terasa. belum lagi ia harus di sibukkan dengan urusan si dua bocah.

Selama Retha hamil bahkan tanpa terasa sudah  memasuki hari lahir saja. Jasmine lah yang mengurus segala hal yang berkaitan dengan Dean dan Keyra. Belum lagi Justin yang bolak-balik menelpon hanya mengingat kan tentang fitting, Konsep dekorasi dan segala hal yang berkaitan dengan pesta pernikahannya nanti.

Padahal sebelumnya, Jasmine meminta pada pria itu agar mengundurkan sedikit waktunya. Ia takut bentrok dengan tugas kampusnya kelak. Mengingat ujian semester akan di mulai.

Justin memang mengijinkan dan mengundur jadwal pernikahan mereka untuk dua Minggu ke depan. Hal ini dilakukan agar bisa memberi kelonggaran pada istrinya itu.

"Baru pulang?" tanya Retha basa-basi.

"Iss, udah tau, nanyak," gerutunya. Lalu bangun dan memberikan satu plastik kresek seperti permintaan Retha sebelumnya yang menginginkan jajanan di kampusnya.

Hehe, basa-basi, Say. Biar ga basi," sahut Retha seraya mengambil yang di bawa Jasmine untuknya.

"Wah, banyaknya. Semua ini di borong. Satu kantin?" tanya Retha tak percaya.

"Mm, demi Bumil. Semuanya ku borong. Habis pada saat itu juga. Yang belum waroeng kopi yang di depan kampus, itu kan juga ada jajanannya," ujar Jasmine dengan nada mengejek.

,Mm, jangan gitu lah, Aku kan cuma minta beberapa aja. Malah semuanya," protes wanita yang kadang mondar-mandir dari ruang tamu ke ruang tengah lalu berdiri lagi sejenak di depan Jasmine.

"Iya, lagian aku sengaja beli, kok. Biar kamu juga kenyang makannya. Anak kembar mana boleh makannya sedikit. Ga cukup gizi nanti," Ujar Jasmine.

Retha hanya tersenyum simpul. Lalu mulai memakan jajanan tersebut ditemani oleh Jasmine.

"Gimana kuliahnya? Lancar?" tanya wanita hamil itu basa-basi sambil menikmati kue lemper favoritnya.

"Alhamdulillah. Bisa hadir plus nyelesain tugas aja udah syukur, saking aku capeknya," jawab Jasmine pasrah.

"Fighting, baby. Aku dulu juga gitu, kok," jawab Retha menyemangati karibnya ini.

"Gimana hubungan kamu sama Daddy-nya anak-anak. Kapan nikah?". Pertanyaan Retha memancing suasana moodnya yang sempat buruk.

"Pending," sahut Jasmine singkat.

"Pending? Kok pending? Emang ada masalah, ya?" tanya Retha khawatir sambil mengelus perutnya.

"Ya, ga ada. Akunya minta pending sampai aku bisa menyelesaikan tugas kuliah dan ujiannya," sahut Jasmine.

"Ya, moga lancar jaya buat sahabatku yang satu ini," ucap Retha.

"Amiin, makasih. Untuk Bu Mil juga, moga lancar ngelahirin ponakan kembarku nantinya," balas Jasmine.

Mereka tertawa riang dan lepas sore itu, bernostalgia sambil mencicipi jajanan dari kampus mereka dulunya. Hingga akhirnya Retha merasakan mules di perutnya. perutnya terasa di putar-putar dan akhirnya memekik tajam.

Jasmine yang jelas mendengar lengkingan itu langsung bertanya panik kepada karibnya ini ," "Retha kenapa?.

Retha hanya menggeleng kuat sambil memegang perutnya.

"Aduh, gimana ini?" tanya Jasmine yang ikutan panik.

Namun ia berusaha tenang sambil menekan dan mencari nomornya Satria agar segera pulang. Belum juga Satria menyapa, Jasmine langsung saja mentitahkan untuk pulang sekarang,

"Pulang sekarang, jangan lupa bawa bidannya sekalian. Emergency ni kalau ga bawa. Yah, terpaksa pending lah," titah Jasmine lalu menutup ponselnya. Ia membaringkan Retha di sofa dan meminta Retha agar menarik nafasnya dalam-dalam

"Akh, sakit kali lah," keluh Retha saat si jabang bayi mencari jalan keluar.

"Iya, sabar ya," ucap Jasmine berusaha menenangkan karibnya ini.

Tak menunggu terlalu lama. Satria and the Gank Medis tiba di rumah. Itu pun telah di usahakan pulang tepat waktu. Ia pun sama paniknya dengan Jasmine yang melihat kondisi Retha yang sudah sangat kesakitan.

"Eh, kamu ini tolongin istri saya," titah Satria panik sambil menunjuk salah satu peneliti yang bekerja di pabriknya.

"Saya, Pak?"tanya peneliti tersebut.

"I-iya, kamu kan pernah kuliah di kebidanan, kan," tunjuk Satria yang mulai menghafal riwayat pendidikan sebelumnya dari para peneliti yang bekerja dengannya.

"I-iya, tapi...," gadis  yang berumur 27 tahun itu meragu lantaran tak berani ambil tindakan lantaran minimnya pengalaman selama magang.

"Udah, sini check dulu kondisi istri saya, cepat," titah Satria.

"I-iya, pak, iya," sahut gadis itu. 

Maka dengan sangat terpaksa gadis itu  melakukan VT pada Retha sesuai prosedur yang pernah ia pelajari di perkuliahannya dulu sebelum melenceng ke dunia farmasi.

Tanpa aba-aba para peneliti perempuan yang di bawa oleh Satria berjalan keluar dan menunggu di teras rumahnya Satria. Sedangkan gadis bidan tadi masih menggunakan instingnya demi memastikan teori yang di pelajari nya selama ini.

"Ini mah udah bukaan lima, pak," ujarnya yakin 

"Masih ada waktu, ayok ke rumah sakit aja," ajak Jasmine.

Segera ia mengambil perlengkapan bayi dan ibunya di kamar bayi.

"I-iya, Ayok," sahut Satria. Lalu menggendong Retha yang sesekali mengerang kesakitan lantaran perutnya ujung perutnya seperti di tekan kuat dari dalam.

Ia memasukkan Retha di kursi belakang dan meminta salah satu dari mereka untuk menyetir. Sementara Jasmine berada di samping kemudi dengan barang-barang milik karibnya itu.

"Aw, sabar, dek. Sakit," pekiknya.

"Iya, sabar, sabar. Aduh anak Daddy, kalau mau keluar, keluar aja tapi jangan bikin mommy sakit dong, sayang. Kasihan, susah dapatnya ini," racau Satria.

Sementara Jasmine dan seorang peneliti yang menjadi supir tadi memandang heran pada Satria dan kalimatnya terdengar nyeleneh di telinga mereka berdua. Namun dikarenakan emergency. Akhirnya mereka masa bodo atas racauan atasannya itu. 

Selama dalam perjalanan hanya Satria yang terlihat heboh lantaran kepanikannya saat mendengar Retha mengerang kesakitan.

Sementara Jasmine hanya bisa berusaha tenang sambil berdoa di dalam hatinya agar Retha dan si bayi kembarnya bisa selamat.

Sesampainya di rumah sakit. Retha segera di tangani oleh medis dan langsung di tangani oleh dokter kandungan. Satria diijinkan masuk dan menemani sang istri selama proses persalinan. Sedangkan Jasmine menunggu di luar. Dalam ruangan tersebut terdengar tangisan bayi saling bersahutan satu sama lain. 

Jasmine terpekur. Telinganya terkonsentrasi pada tangisan bayi. Entah kenapa perasaan hatinya tiba-tiba berubah melow. Ia seperti pernah berada di fase ini. Hatinya mendadak sakit saat terdengar teriakan seorang wanita yang telah berhasil melahirkan bayinya seiring tangis bayinya yang terdengar jelas di telinganya.

"Kenapa begini?" tanyanya di hati seraya memegang dadanya. Tenggorokannya tercekat seiring netranya yang mulai mengkristal. Kini Perasaannya mulai tak karuan.

"Ya, Rabb. Kenapa bisa begini? Kenapa hatiku sakit. Kenapa aku seperti pernah merasakan hal ini," gumamnya di hati. 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Merebut kembali Cinta Istriku    10

    "Aduh itu kenapa lagi, sih?". Pertanyaan itu di lontarkan dari setiap mulut ke lima orang tua tersebut.Tak lama kemudian suara tangis bayi membuat semuanya terdiam. Masing-masing mereka menyimak suara tangis bayi itu dengan saling tanya,"Itu bayi siapa ya?".Pertanyaan itu belum terjawab. Namun sudah di usik dengan teriakan lalu tangisan bayi yang satunya."Aduh, itu bayi siapa ya?Apa bayinya si De Jasmine? Soalnya tadi denger nama si Justin di teriakin, deh," ucap Mona."Moga aja udah lahiran Jasmine-nya, mbak," ujar Astrid penuh harap."Iya, moga aja cepet dan lancar. Aamiin," balas Mona.Sedangkan Alma hanya diam namun hatinya berisik akan doa-doa yang ia panjatkan untuk Jasmine dan bayinya.Sementara di ruang bersalin. Justin meringis kesakitan menahan cengkeraman tangannya Jasmine di lengannya. Namun ia berusaha untuk bertahan demi mengurangi rasa sakit yang sedang di hadapi istrinya ini.Wanita itu tengah berjuang untuk melahirkan sebuah kehidupan baru dari hasil cintanya merek

  • Merebut kembali Cinta Istriku    Bonchap 9

    Satu bulan kemudian...Nafasnya terengah-engah seraya menahan rasa sakit. Sesekali ia memekik kuat ketika mengalami kontraksi palsu.Sedangkan Justin, yang menemani De Jasmine turut merasakan sakitnya saat istrinya itu menggenggam bahkan meremas tangannya saat rasa sakit yang dialami sang istri datang. Sebelum ini Justin menyarankan pada De Jasmine agar mau melakukan kelahiran secara Caesar. Namun di tolak oleh wanita itu."De, kamu di Caesar aja, ya?" tawar pria itu lagi.De Jasmine langsung menggeleng dan berkata dengan susah payah," aku masih sanggup menunggu,"."Mau nunggu apa lagi sih, Yang. Ini udah lama banget kamu begini terus. kamu tuh, udah capek banget aku liatnya. Jangan bandel kenapa sih, Yang. Kamu mau ya di Caesar sekarang, please...," bujuk Justin.Pria itu terlalu cemas melihat kondisi sang istri yang sekalinya teriak kencang, sekalinya diam dan tertidur tenang. Lalu kembali mengeluh sakit. Sementara dokter dan perawat jaga hanya bertindak sekedarnya, berdasarkan SO

  • Merebut kembali Cinta Istriku    Bonchap 8

    "Kamu lihat apa?". suara Justin menghentak nya dari lamunan.Ia berpaling dari kaca jendela ke arah belakang, di mana ada Justin yang baru saja keluar dari kamar mandi. Lalu pandangannya kembali menatap ke luar jendela demi melihat dua pria yang mencurigakan tadinya.Sedangkan Justin yang merasa di acuhkan kembali bertanya pada sang istri, "Kamu lihat apa di situ? katanya udah Maghrib. Ya tutup aja jendelanya, Sayang,".Pria itu mendekati istrinya yang masih termangu di depan jendela kamar. Ia mengikuti arah pandangan Jasmine ke luar jendela. Namun ia tak melihat apapun selain taman depan di rumahnya, dan jalanan komplek di depan rumahnya yang sepi."De Jasmine," panggilnya. Jasmine memalingkan wajahnya ke Justin."Kamu ngapain di sini? Terus liatin apa?" tanya pria itu heran."Mm, waktu kamu pergi, selama ini ada dua orang yang selalu mengawasi rumah kita," ujar Jasmine."Mengawasi bagaimana?" tanya Justin penasaran."Ada dua orang laki-laki yang selalu saja mondar-mandir di depan ru

  • Merebut kembali Cinta Istriku    Bonchap 7

    Justin tersenyum miring dan menatap sang isteri. Sedangkan De Jasmine mengernyitkan dahinya dan kembali bertanya, " jadi, apa hasilnya?"."Mau tau?" tanya Justin dengan niat terselubung."Iya lah," sahut De Jasmine tegas."Making love dulu lah," sahut Justin santai.Sontak De Jasmine melirik sinis ke sang suami dan mencibirnya, "Dasar mesum. Itu mulu. Baru juga kemaren,"."Yang kemaren, yang kemaren lah. Yah jangan di hitung lagi dong," protes Justin."Eh, enggak bisa gitu, ya. Tetap aja harus di jatah perminggu harus berapa kali, ". Seru De Jasmine tak mau kalah."Mm, iya, iya. Susah kalau udah keluar mukadimahnya," ujar Justin seraya bangkit dari duduknya. Namun di cegah oleh wanita itu d dengan bertanya, " hendak ke mana"."Mau nyetor!" sahut Justin tegas dengan nada kesal.De Jasmine mengernyitkan dahinya, lalu ia tersenyum kecil saat mengetahui ke arah mana Justin berjalan. Ia tertawa geli saat menyadari jika suaminya itu mulai terpengaruh dengan bahasa dan kebiasaan orang lokal

  • Merebut kembali Cinta Istriku    Bonchap 6

    "Apa? Katakan saja," ucap Justin yang sudah mengerti ke arah mana pembicaraan ini."Nama-nama klien pak Justin dan juga orang terdekat bapak," sahut penyidik tersebut."Maksudnya, Klien yang bekerja sama dengan saya?"tanya Justin."Ya, hanya untuk mencari tau, siapa saja yang patut di curigai, yang diam-diam bekerja sama dengan Mr. Aqio untuk menghancurkan pak Justin. Ini hanya dugaan sementara sampai kami benar-benar yakin jika dalangnya adalah Mr. Aqio sendiri. Namun bisa jadi ada kaki tangannya yang lain yang turut membantu menjalankan rencana jahatnya tempo lalu. Itu biasanya dilakukan oleh orang dalam, alias orang terdekat," jelas penyidik tersebut."Baik, saya akan mengirimkan filenya segera," sahut Justin.Justin akhirnya memberikan file informasi tentang siapa saja yang menjadi kliennya saat ini kepada pihak penyidik. Bukan itu saja, ia memberi ruang kepada petugas tersebut untuk menyelidiki kasus ini lebih dalam agar cepat terselesaikan dengan baik."Semoga ini bisa membantu,

  • Merebut kembali Cinta Istriku    Bonchap 5

    Kecelakaan Helikopter yang terjadi di lima bulan lalu berbuntut panjang, setelah penyidik menyimpulkan bahwa kecelakaan tersebut bukanlah murni kecelakaan, melainkan sebuah sabotase yang sengaja di ciptakan untuk mencelakai Justin.Justin di minta datang ke kantor polisi, untuk memberikan keterangan mengenai tragedi yang hingga kini belum terungkap, lantaran tak adanya saksi. Beruntungnya, Justin dan Alan kembali dalam keadaan selamat. Sehingga para polisi yang tadinya ingin menutup kasus ini, akhirnya mendapat pencerahan saat mereka mengetahui jika Justin dan Alan masih hidup.Awalnya mereka di minta datang berdua untuk memberikan kesaksian mengenai peristiwa tersebut, sekaligus ingin mendengar cerita dari keduanya. Namun dikarenakan Alan tengah mengalami amnesia ringan dan harus mendapatkan terapi penuh, sehingga hanya Justin saja yang menghadap ke petugas penyidik hari ini.Sekaligus memberitahukan tentang kondisinya Alan yang sebenarnya melalui catatan medis dari dokter yang menan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status