Share

Bab 3

Author: Langar
Bayu ikut mengejek sambil tertawa dan bertanya, "Kirana, meski kamu merasa malu, nggak perlu sampai berbohong seperti ini, 'kan?"

"Lagi pula, sebagai kakak, aku pasti tahu apakah ada orang yang mau sama kamu atau nggak, 'kan?"

Kata-katanya langsung membuat semua orang tertawa.

Selama bertahun-tahun ini, semua orang tahu jika aku terus mengejar Donny.

Haris berpura-pura berpikir sebentar, lalu berkata, "Jangan-jangan kamu sengaja ingin membuat Donny cemburu, ya?"

"Kirana, dengan cara rendahan seperti ini, apa kamu nggak merasa kalau ini sangat konyol?"

Tasya mencoba menghentikan mereka dengan lembut, lalu berbalik untuk membujukku, "Kak Kirana, semua keributan hari ini cuma lelucon yang mereka buat demi menghiburku. Aku benar-benar tersentuh karena Kakak bersedia ikut mereka untuk membuatku senang."

"Aku juga tahu kalau Kakak sudah lama menyukai Kak Donny. Tapi, perasaan tetap urusan dua orang …."

"Yang terpenting bagi seorang wanita adalah tahu menjaga harga diri. Ayah dan ibu masih duduk di bawah sana, belum lagi para tamu undangan yang lain. Jadi, sebaiknya Kakak jangan terus bersikeras."

Tasya menatapku dan bicara dengan nada yang lembut. Akan tetapi, ucapannya menyiratkan jika aku memalukan.

Aku melihat ayahku di bawah panggung tampak pucat. Dia terus-menerus menjelaskan kepada para tamu.

Aku menarik napas dalam-dalam dan menegaskan, "Hari ini benar-benar pernikahanku. Pengantin prianya sedang dalam perjalanan."

Sambil berkata seperti itu, aku mengambil ponsel dan menelepon nomor yang ada di posisi paling atas daftar kontak.

Namun, yang terdengar hanyalah nada sibuk. Setelah beberapa menit, tetap tidak ada yang mengangkat.

Hatiku pun terasa seperti balon yang kempes, dilanda kegelisahan. Itu karena sebenarnya, kami baru bertemu sekali saja.

Donny menatapku dengan tatapan mengejek, seolah sedang menonton pertunjukan lucu.

"Kirana, dulu aku cuma merasa kamu agak nggak tahu malu. Tapi, sekarang aku rasa kamu juga cukup pandai membohongi diri sendiri."

Bayu mencibir dan berkata, "Kirana, sebaiknya kamu berhenti melakukan pekerjaan nggak berguna seperti ini."

Tasya memandangku dengan ekspresi pura-pura mengerti, lalu berkata kepada Donny, "Kak Donny, sepertinya Kak Kirana benar-benar mau menikah."

"Bagaimana kalau kamu pura-pura menemaninya sampai prosesi selesai? Kulihat dia cukup memelas."

Donny tanpa pikir panjang langsung menolaknya dengan tegas. "Aku cuma ingin membuatmu senang. Aku sama sekali nggak ada niat untuk menikahi Kirana."

Donny mundur selangkah untuk menghindari kecurigaan, seakan ingin memperjelas batas antara kami. Takut aku akan terus mengejarnya.

Tasya lalu kembali menatap Haris.

Haris buru-buru menolaknya, "Aku nggak mau melakukan hal yang memalukan seperti itu."

Melihat mereka berdua buru-buru menolak untuk menunjukkan kesetiaan kepada Tasya ….

Dalam keadaan pikiran kosong, aku teringat saat berusia 18 tahun, ketika mereka berdua berebut mengundangku menjadi pasangan dansa di acara menyambut usia dewasa mereka.

Mereka berlomba-lomba menanam mawar untukku, hanya demi menyenangkan hatiku.

Namun, hatiku kini sudah benar-benar mati rasa.

Aku tidak ingin lagi melihat Tasya berpura-pura bersikap baik.

Aku pun berkata dengan dingin, "Tenang saja, aku nggak akan menikahi dua bajingan seperti kalian. Aku juga nggak akan izinkan kalian punya hubungan apa pun denganku."

"Mempelaiku adalah orang lain."

Ayah kandungku, Tito Atmaja, tampaknya juga sudah tidak tahan lagi melihat semua ini.

Dia membentakku dengan marah.

"Kirana, apa maksud tingkah lakumu ini? Apa kamu mau membuatku benar-benar malu?"

"Bisakah kamu belajar dari Tasya, menjadi agak lebih dewasa? Apa kamu harus membuat semua orang tahu kalau kamu itu wanita nggak laku yang putus asa ingin menikah dan cuma jadi beban?"

Aku merasa sangat malu di atas panggung, sampai-sampai tidak bisa turun dari panggung. Namun, yang dipedulikan ayahku hanyalah harga dirinya saja.

Akan tetapi, nenekku dengan susah payah menggenggam tanganku dan berdiri tegak di sampingku, memberiku senyuman yang menenangkan. "Kirana nggak akan pernah berbohong. Kumohon, tunggulah sebentar lagi."

Tepat di titik itu, ponsel yang kugenggam erat tiba-tiba berdering.

Aku pun buru-buru mengangkatnya.

Suara laki-laki di ujung telepon terdengar cemas, tetapi memiliki kekuatan magis yang menenangkan hati.

"Maaf ya, Sayang. Hari ini agak macet. Tapi, aku sudah dalam perjalanan ke sana."

Aku pun mengingatkannya agar hati-hati di jalan.

Haris menatapku dengan tatapan mengejek. "Wah, aktingmu cukup meyakinkan juga. Jangan-jangan kamu cuma sewa aktor dadakan, ya?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mereka Menyesal Setelah Aku Menikah   Bab 9

    Akan tetapi, apakah dia benar-benar mengidap depresi atau tidak, sekarang semua itu sudah tidak penting lagi.Bayu mengikuti di belakangku, tetapi tidak mengucapkan sepatah kata pun.Aku teringat saat pertama kali kembali ke Keluarga Atmaja. Saat itu aku sangat penakut dan takut gelap. Bayu selalu membawa sebilah pedang mainan kecil dan berjaga di depan pintu kamarku.Dia baru akan tidur setelah aku terlelap.Bayu pernah berkata jika dia akan melindungiku seumur hidup.Kemudian, dia juga ikut serta dalam rencana untuk mempermalukanku."Kirana, aku minta maaf padamu ….""Aku cuma berpikir kalau Tasya menderita depresi dan lebih membutuhkan perhatian dibanding kamu.""Aku nggak menyangka akan menyakitimu sedalam ini."Bayu menundukkan kepala, seperti seorang anak kecil yang merasa bersalah setelah melakukan kesalahan.Akan tetapi, aku juga tidak bisa melupakan bagaimana dia berkali-kali mempermainkanku demi senyuman Tasya.Waktu itu, saat ulang tahun Tasya, mereka sengaja menyalakan balo

  • Mereka Menyesal Setelah Aku Menikah   Bab 8

    "Setelah itu, aku nggak pernah melihatmu lagi," kata Ferdy dengan nada sedih.Kemudian, setelah ibuku jatuh sakit dan meninggal dunia, aku dibawa kembali oleh Tito dan kehilangan kontak dengan Ferdy."Kamu bahkan nggak tahu sudah berapa lama aku mencarimu. Dasar nggak punya hati, kamu malah melupakanku."Ferdy mengeluh sambil mengetuk pelan kepalaku dengan jarinya.Namun, aku merasakan suatu perasaan yang begitu akrab."Ferdy, maafkan aku." Aku meminta maaf dengan tulus. Akan tetapi, dia menatap mataku dengan serius dan berkata, "Masih memanggil Ferdy? Bukankah kita sudah menikah hari ini?""Harusnya, kamu panggil aku apa?"Wajahku langsung memerah. Ferdy memelukku sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berhenti menggodaku.Hidup bersama Ferdy membuatku sangat bahagia. Dia tidak mempermainkan perasaanku dan tidak membuatku merasa cemas atau tidak pasti. Barulah aku sadar, cinta yang sehat ternyata seperti ini.Donny masih belum menyerah.Padahal, aku pikir hari itu aku sudah menjelaskan

  • Mereka Menyesal Setelah Aku Menikah   Bab 7

    "Aku senang akhirnya menikah, tapi bukan denganmu."Aku menatap Donny dan menekankan tiap kata yang kuucapkan.Wajah Donny tampak terluka.Dia bergumam dengan tubuh yang tampak goyah, "Nggak mungkin. Bagaimana bisa kamu menikah dengan orang lain …."Donny pun mencengkeram tanganku erat sambil berteriak, "Kirana, kamu masih ingat kan dulu kamu bilang ingin menikah denganku, ingin menjadi istriku? Kenapa sekarang kamu bisa menikah dengan orang lain?""Katakan kalau kamu cuma menipuku. Katakan kalau semua yang kamu lakukan ini cuma kebohongan."Ferdy buru-buru menyusul dan dengan cepat menepis tangan Donny."Aku dan Kirana sudah menikah. Kuharap kamu nggak lagi menyentuhnya."Aku menatap Donny dan tidak bisa menahan tawa.Apa-apaan ini?Sebelumnya, saat aku memohon pada Donny untuk menikahiku, dia bilang aku menyebalkan dan bilang jika aku terus mengganggunya tanpa henti. Bahkan, Donny juga bilang jika aku tidak sebanding dengan seujung kuku Tasya.Sekarang, aku benar-benar sudah menikah.

  • Mereka Menyesal Setelah Aku Menikah   Bab 6

    Rasanya belum pernah ada yang mengatakan ini kepadaku sebelumnya. Mataku langsung memerah. Aku menatap kasih sayang juga ketulusan yang mendalam di mata Ferdy dan merasa tersentuh sekaligus terkejut.Jelas-jelas aku dan Ferdy baru bertemu beberapa hari yang lalu. Namun, aku merasa seakan-akan sudah begitu lama mengenalnya.Akan tetapi, aku hanya menganggap dia mengatakannya demi membantuku melampiaskan kemarahanku pada mereka. Aku tidak terlalu menganggapnya serius.Sikap Tito juga langsung berubah drastis. Dia menggenggam tangan Ferdy sambil tersenyum hangat.Namun, Ferdy hanya menarik tangannya dengan tenang dan membawaku ke hadapan nenekku.Nenek dengan penuh rasa bahagia menggenggam tangan kami berdua dan tersenyum dengan penuh kegembiraan."Kirana, berbahagialah."Ferdy berlutut dengan satu kaki di depan nenek, mendengarkan ocehan nenek, tanpa sedikit pun menunjukkan rasa tidak sabar.Para tamu yang hadir pun memberikan doa restu kepada kami."Pengantin pria dan wanita benar-benar

  • Mereka Menyesal Setelah Aku Menikah   Bab 5

    Suara pria yang merdu dan dalam itu terdengar di belakang telingaku.Aku menoleh dan melihat Ferdy Fauzan. Dia mengenakan setelan jas putih yang senada denganku, dengan sekuntum bunga tersemat di dadanya.Ferdy membantuku berdiri tegak, lalu menepuk-nepuk bahuku dengan lembut untuk menenangkanku."Kenapa basah semua? Ganti bajumu dengan gaun pengantin.""Menurutku, gaun pengantin model duyung yang kemarin lebih cocok untukmu."Sambil berkata demikian, dia berbisik pelan di telingaku, "Jangan takut, aku di sini."Perasaanku pun perlahan mulai tenang.Donny tertegun sejenak, lalu mencibir dengan nada menyindir, "Kirana, kamu memang hebat. Kamu bahkan bisa mengajak Pak Ferdy untuk jadi aktor bayaran."Ferdy berdiri di depanku, memisahkan aku dan Donny, lalu berkata, "Kamu teman Kirana, ya? Kalau kalian mau, silakan tinggal untuk menyaksikan kebahagiaan kami."Aku memungut buku nikahku yang tadi terjatuh karena terlalu banyak orang. Saat diperhatikan, tampak beberapa noda kotor di atasnya.

  • Mereka Menyesal Setelah Aku Menikah   Bab 4

    "Kirana, kamu benar-benar bisa melakukan apa saja demi harga dirimu yang menyedihkan itu.""Kalau kamu memang begitu ingin menikah, bagaimana kalau langsung pilih salah satu pria di tempat ini buat kamu nikahi?"Donny pura-pura berbaik hati memberikan saran. Namun, aku tahu jika dia sengaja melakukannya untuk mempermalukanku.Detik berikutnya, Donny mengambil mikrofon dan berkata kepada semua orang di tempat itu, "Kirana Atmaja, putri sulung Keluarga Atmaja, sedang mencari suami saat ini juga.""Asal laki-laki, boleh langsung daftar. Kalau ada yang cocok, bisa langsung digelar pernikahannya sekarang juga.""Ada yang mau coba? Bu Kirana ini sangat setia dan penuh cinta. Dia sudah mengejarku tanpa henti selama bertahun-tahun."Para tamu mulai ramai berbisik-bisik. Bahkan, ada yang mengeluarkan ponsel untuk memotret.Wajahku terasa panas. Aku menggigit bibir bawahku dengan rasa terhina.Aku memang pernah mengejar Donny selama bertahun-tahun. Namun, Donny selalu menerima semua perlakuan ba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status