Share

Bab 2

Penulis: Langar
Bahkan Tasya dan yang lainnya ikut tertawa dengan begitu gembira.

Hatiku terasa seperti dicengkeram oleh sebuah tangan yang besar, lalu diremas-remas berkali-kali.

Aku sudah sejak lama mengetahui jika Donny, Bayu kakakku dan Haris sahabat masa kecilku memang berniat mempermainkanku.

Beberapa hari yang lalu, Donny meneleponku.

"Kirana, bukankah kamu ingin menikah? Ingin jadi pengantin wanita? Lokasinya sesuai tempat yang kamu pilih. Kita ketemu di sana, jangan sampai nggak datang."

Jantungku tidak bisa menahan diri untuk tidak berdegap kencang.

Donny tahu betul jika aku memang selalu ingin menikah.

Setelah ibuku meninggal, aku dan nenekku hidup saling bergantung satu sama lain. Sekarang nenekku juga sakit dan sakitnya sangat parah. Satu-satunya keinginannya adalah melihatku menikah dengan mata kepalanya sendiri dan melihatku meraih kebahagiaanku sendiri.

Aku sudah lama menentukan tempat pernikahan dan berkali-kali memohon pada Donny agar menikahiku. Meskipun hanya pernikahan palsu dan hanya demi formalitas di depan nenekku agar dia bisa merasa tenang, itu juga tidak masalah.

Panggilan telepon dari Donny sudah cukup membuat pikiranku kacau balau.

Aku berniat pergi ke ruang kerja untuk berbicara dengan Bayu, kakakku. Akan tetapi, tanpa sengaja aku mendengar mereka sedang bersemangat membahas bagaimana cara mengatur lelucon besar pada hari pernikahan.

Dony tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Barusan aku menelepon Kirana, menyuruhnya mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahan. Coba tebak? Dia benar-benar mengira kalau aku mau menikahinya."

"Coba kalian pikir, wanita ini sangatlah bodoh, 'kan?"

Bayu kakakku berkata, "Kirana sama sekali nggak tahu apa-apa. Justru itu yang bikin efek dramatisnya. Reaksi spontan Kirana saat dipermalukan di tempat itulah yang akan membuat Tasya merasa terhibur."

Aku menutup mulutku tak percaya.

Bahkan kakakku, yang merupakan saudara tiri satu ayah denganku, entah sejak kapan juga sudah berpihak pada Tasya.

Sahabat masa kecilku, Haris, langsung menyambung, "Bagaimana kalau kita ganti konfeti di atas kepalanya dengan air? Biar nanti Kirana basah kuyup seperti tikus got."

"Yang penting, jangan sampai Tasya tahu dulu soal ini, nanti nggak seru lagi."

Mereka tampak sangat puas dengan rencana untuk menggodaku ini.

Wajah mereka terlihat penuh keyakinan.

Aku tertegun di ambang pintu, tidak kuasa melangkahkan kaki.

Ternyata, pernikahan yang sangat aku nantikan selama ini hanyalah sebuah sandiwara yang dibuat untuk menyenangkan Tasya.

Tiga orang yang di masa lalu rela keliling seluruh kota hanya demi membeli kue manis kesukaanku demi membuatku senang, kini sudah tidak ada lagi.

Sejak kapan mereka berubah menjadi seperti ini?

Sejauh yang kuingat, orang disayangi kakakku, Donny dan Haris adalah aku.

Namun, sejak Tasya datang ke keluarga ini, segalanya berubah.

Depresi yang diderita Tasya sangat parah.

Saking parahnya, suasana hatinya langsung menjadi buruk saat melihatku. Setiap kali kambuh, dia selalu memohon kepada kakak-kakaknya untuk menemaninya.

Awalnya, mereka menanggapi dengan sikap meremehkan. Mereka mengatakan jika penyakit itu pasti hanya purapura.

Perlahan-lahan, perhatian mereka pun beralih dari diriku menjadi kepada Tasya.

Mereka ini adalah Donny yang sudah kucintai selama tujuh tahun, juga kakakku dan sahabat masa kecilku yang selalu menemaniku sejak kecil.

Kini, mereka tega menjadikan pernikahanku sebagai bahan tertawaan demi senyuman Tasya.

Membuat Tasya bahagia menjadi keinginan terbesar mereka.

Bahkan, dengan mengorbankan rasa maluku sebagai gantinya.

Mereka begitu hati-hati saat membujuk Tasya, tetapi tanpa ragu menjadikanku bahan tertawaan.

Memikirkan semua itu, hatiku terasa nyeri dan mati rasa.

Hari ini, aku memang akan menikah.

Hanya saja, calon suamiku bukan Donny.

Aku merapikan rambutku, berusaha agar penampilanku tetap terlihat layak, lalu mengangkat mikrofon dan mengumumkan kepada semua orang. "Tadi hanya sedikit insiden kecil dalam acara pernikahan. Mohon semua bersabar menunggu sebentar lagi."

Setelah itu, aku mengangkat gaun pengantin yang kini terasa berat karena basah dan berkata kepada mereka, "Aku ganti gaun pengantin dulu. Kalau nggak, nanti saat suamiku naik ke pelaminan, waktunya sudah nggak sempat."

Untung, aku sudah memprediksi apa yang akan terjadi hari ini, sehingga aku tidak mengenakan gaun pengantin favoritku.

Tak kusangka, Donny menatapku seperti sedang melihat orang aneh.

"Kirana, jangan-jangan kamu sedih sampai jadi gila karena aku nggak mau menikahimu, ya?"

"Sudah kubilang, pernikahan hari ini adalah tipuanku, sama sekali nggak ada pengantin pria."
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mereka Menyesal Setelah Aku Menikah   Bab 9

    Akan tetapi, apakah dia benar-benar mengidap depresi atau tidak, sekarang semua itu sudah tidak penting lagi.Bayu mengikuti di belakangku, tetapi tidak mengucapkan sepatah kata pun.Aku teringat saat pertama kali kembali ke Keluarga Atmaja. Saat itu aku sangat penakut dan takut gelap. Bayu selalu membawa sebilah pedang mainan kecil dan berjaga di depan pintu kamarku.Dia baru akan tidur setelah aku terlelap.Bayu pernah berkata jika dia akan melindungiku seumur hidup.Kemudian, dia juga ikut serta dalam rencana untuk mempermalukanku."Kirana, aku minta maaf padamu ….""Aku cuma berpikir kalau Tasya menderita depresi dan lebih membutuhkan perhatian dibanding kamu.""Aku nggak menyangka akan menyakitimu sedalam ini."Bayu menundukkan kepala, seperti seorang anak kecil yang merasa bersalah setelah melakukan kesalahan.Akan tetapi, aku juga tidak bisa melupakan bagaimana dia berkali-kali mempermainkanku demi senyuman Tasya.Waktu itu, saat ulang tahun Tasya, mereka sengaja menyalakan balo

  • Mereka Menyesal Setelah Aku Menikah   Bab 8

    "Setelah itu, aku nggak pernah melihatmu lagi," kata Ferdy dengan nada sedih.Kemudian, setelah ibuku jatuh sakit dan meninggal dunia, aku dibawa kembali oleh Tito dan kehilangan kontak dengan Ferdy."Kamu bahkan nggak tahu sudah berapa lama aku mencarimu. Dasar nggak punya hati, kamu malah melupakanku."Ferdy mengeluh sambil mengetuk pelan kepalaku dengan jarinya.Namun, aku merasakan suatu perasaan yang begitu akrab."Ferdy, maafkan aku." Aku meminta maaf dengan tulus. Akan tetapi, dia menatap mataku dengan serius dan berkata, "Masih memanggil Ferdy? Bukankah kita sudah menikah hari ini?""Harusnya, kamu panggil aku apa?"Wajahku langsung memerah. Ferdy memelukku sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berhenti menggodaku.Hidup bersama Ferdy membuatku sangat bahagia. Dia tidak mempermainkan perasaanku dan tidak membuatku merasa cemas atau tidak pasti. Barulah aku sadar, cinta yang sehat ternyata seperti ini.Donny masih belum menyerah.Padahal, aku pikir hari itu aku sudah menjelaskan

  • Mereka Menyesal Setelah Aku Menikah   Bab 7

    "Aku senang akhirnya menikah, tapi bukan denganmu."Aku menatap Donny dan menekankan tiap kata yang kuucapkan.Wajah Donny tampak terluka.Dia bergumam dengan tubuh yang tampak goyah, "Nggak mungkin. Bagaimana bisa kamu menikah dengan orang lain …."Donny pun mencengkeram tanganku erat sambil berteriak, "Kirana, kamu masih ingat kan dulu kamu bilang ingin menikah denganku, ingin menjadi istriku? Kenapa sekarang kamu bisa menikah dengan orang lain?""Katakan kalau kamu cuma menipuku. Katakan kalau semua yang kamu lakukan ini cuma kebohongan."Ferdy buru-buru menyusul dan dengan cepat menepis tangan Donny."Aku dan Kirana sudah menikah. Kuharap kamu nggak lagi menyentuhnya."Aku menatap Donny dan tidak bisa menahan tawa.Apa-apaan ini?Sebelumnya, saat aku memohon pada Donny untuk menikahiku, dia bilang aku menyebalkan dan bilang jika aku terus mengganggunya tanpa henti. Bahkan, Donny juga bilang jika aku tidak sebanding dengan seujung kuku Tasya.Sekarang, aku benar-benar sudah menikah.

  • Mereka Menyesal Setelah Aku Menikah   Bab 6

    Rasanya belum pernah ada yang mengatakan ini kepadaku sebelumnya. Mataku langsung memerah. Aku menatap kasih sayang juga ketulusan yang mendalam di mata Ferdy dan merasa tersentuh sekaligus terkejut.Jelas-jelas aku dan Ferdy baru bertemu beberapa hari yang lalu. Namun, aku merasa seakan-akan sudah begitu lama mengenalnya.Akan tetapi, aku hanya menganggap dia mengatakannya demi membantuku melampiaskan kemarahanku pada mereka. Aku tidak terlalu menganggapnya serius.Sikap Tito juga langsung berubah drastis. Dia menggenggam tangan Ferdy sambil tersenyum hangat.Namun, Ferdy hanya menarik tangannya dengan tenang dan membawaku ke hadapan nenekku.Nenek dengan penuh rasa bahagia menggenggam tangan kami berdua dan tersenyum dengan penuh kegembiraan."Kirana, berbahagialah."Ferdy berlutut dengan satu kaki di depan nenek, mendengarkan ocehan nenek, tanpa sedikit pun menunjukkan rasa tidak sabar.Para tamu yang hadir pun memberikan doa restu kepada kami."Pengantin pria dan wanita benar-benar

  • Mereka Menyesal Setelah Aku Menikah   Bab 5

    Suara pria yang merdu dan dalam itu terdengar di belakang telingaku.Aku menoleh dan melihat Ferdy Fauzan. Dia mengenakan setelan jas putih yang senada denganku, dengan sekuntum bunga tersemat di dadanya.Ferdy membantuku berdiri tegak, lalu menepuk-nepuk bahuku dengan lembut untuk menenangkanku."Kenapa basah semua? Ganti bajumu dengan gaun pengantin.""Menurutku, gaun pengantin model duyung yang kemarin lebih cocok untukmu."Sambil berkata demikian, dia berbisik pelan di telingaku, "Jangan takut, aku di sini."Perasaanku pun perlahan mulai tenang.Donny tertegun sejenak, lalu mencibir dengan nada menyindir, "Kirana, kamu memang hebat. Kamu bahkan bisa mengajak Pak Ferdy untuk jadi aktor bayaran."Ferdy berdiri di depanku, memisahkan aku dan Donny, lalu berkata, "Kamu teman Kirana, ya? Kalau kalian mau, silakan tinggal untuk menyaksikan kebahagiaan kami."Aku memungut buku nikahku yang tadi terjatuh karena terlalu banyak orang. Saat diperhatikan, tampak beberapa noda kotor di atasnya.

  • Mereka Menyesal Setelah Aku Menikah   Bab 4

    "Kirana, kamu benar-benar bisa melakukan apa saja demi harga dirimu yang menyedihkan itu.""Kalau kamu memang begitu ingin menikah, bagaimana kalau langsung pilih salah satu pria di tempat ini buat kamu nikahi?"Donny pura-pura berbaik hati memberikan saran. Namun, aku tahu jika dia sengaja melakukannya untuk mempermalukanku.Detik berikutnya, Donny mengambil mikrofon dan berkata kepada semua orang di tempat itu, "Kirana Atmaja, putri sulung Keluarga Atmaja, sedang mencari suami saat ini juga.""Asal laki-laki, boleh langsung daftar. Kalau ada yang cocok, bisa langsung digelar pernikahannya sekarang juga.""Ada yang mau coba? Bu Kirana ini sangat setia dan penuh cinta. Dia sudah mengejarku tanpa henti selama bertahun-tahun."Para tamu mulai ramai berbisik-bisik. Bahkan, ada yang mengeluarkan ponsel untuk memotret.Wajahku terasa panas. Aku menggigit bibir bawahku dengan rasa terhina.Aku memang pernah mengejar Donny selama bertahun-tahun. Namun, Donny selalu menerima semua perlakuan ba

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status