Share

Hasad, Iri dan Dengki

"Lagi nunggu di mobil." Jawab suamiku.

"Kenapa gak turun? Gak mau injek rumahku? Ponakannya lagi sakit kok gak mau nengok. Sombong amat!" Sahut Kak Hana.

Meskipun aku sedang berada di dalam mobil, aku masih mendengar mulut cabainya itu, Kakak iparku itu gak pernah pelan kalau bicara, sukanya menyindir, ceplas-ceplos gak karuan.

"Itu Bagas yang suruh, soalnya gak akan lama, kami juga punya acara di rumah, gak enak ninggalin tamu." Sanggah Bang Bagas.

"Ya udah, kamu pulang aja, kami gak keberatan kalau kamu mau pulang, silakan!" sindir Kak Hana.

Aku membuka jendela mobil lalu aku pamit pada mereka, tapi mereka tidak mau melihatku sama sekali. Aku tak peduli akan apa yang mereka pikirkan tentangku, yang jelas saat ini, aku tidak ingin menyakiti diriku sendiri dan membebani oikiranku dengan memikirkan sikap mereka. Suatu saat mereka akan menyadari, itu pun seandainya mereka menyadari kesalahan-kesalahan mereka.

"Bang! Aku denger loh apa yang Kak Hana omongin tentang aku, tapi kamu tenang
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status