"Suami kan bukan dukun, Sayang," canda Khair pada istrinya.
"Serah!" jawab Lena cuek. Dia malas meladeni suaminya yang selalu tidak bisa bertindak tegas pada mamanya itu.
Lena yang belum memahami kalau surga seorang suami meski telah menikah masih terletak pada ibunya itu mulai berprasangka buruk pada Khair.
"Kenapa sih istri Mas ini? Ada masalah apa, cerita sama Mas ya!" Khair memutar tubuh Lena agar menghadapnya lalu menembak kedua bola mata perempuan itu dengan tatapan lembut dan menyejukkan.
"Oh, ya gimana hasil cek dari rumah sakit tadi?" sambung Khair yang membuat jantung Lena seketika seperti sedang berolahraga.
Lena memalingkan wajahnya, tidak mungkin dia berani menatap mata sang suami saat menjawab pertanyaan itu. "Semua baik-baik saja," lirihnya.
'Ya Allah semoga Engkau berkenan mengampuni dosaku pada lelaki yang bergelar suamiku ini. Lelaki y
"Gimana hasilnya?" tanya Mama Reta saat Lena dan Khair sedang menonton televisi di ruang tamu."Alhamdulillah, baik kok, Ma," jawab Khair sambil mengusap puncak kepala istrinya."Kamu yakin nggak dibohongi sama dia?" tanya Mama Reta curiga."InsyaAllah enggak, Ma. Khair percaya sama istri Khair ini!" ujar Khair lalu memandang Lena yang masih menunduk. "Iya kan, Sayang?" tanyanya dengan senyum mengembang."Hem," sahut Lena pendek. Sungguh, dia merasa sangat bersalah telah membohongi suaminya yang begitu baik. Sekarang kebohongan itu menciptakan kebohongan-kebohongan yang lainnya."Terus kalau kamu sehat, kenapa sampai saat ini belum hamil juga?" tanya Mama Reta lagi. Seolah di dunia ini yang mengatur urusan adalah manusia. Padahal seingin apapun manusia kalau Allah SWT belum berkehendak maka semuanya masih menjadi sebuah rencana dan harapan saja.Lena hanya ma
"Mantan pacar? Bukannya dulu maaf dia seorang wanita malam?" tanya Aida yang cukup terkejut dengan pengakuan rekan kerja bosnya tersebut."Iya, dia adalah seorang wanita malam yang begitu sexy dan menggairahkan. Sebenarnya saya tidak ingin menceritakan ini pada siapapun, tapi saya yakin kamu bisa menjaga rahasia ini," ungkap Azzam."Saya dulunya adalah salah satu pelanggannya. Namun, pesona dan kelembutan Lena membuat saya takjub dan akhirnya jatuh cinta padanya," ujar Azzam lagi sambil menghela napas dalam mengingat hubungannya dengan Lena di masa lalu. "Di luar memang dia terlihat arogan dan liar, tapi siapa sangka perempuan itu menyimpan ketulusan yang luar biasa di hatinya," imbuh Azzam."Lalu kenapa kalian berpisah?" tanya Aida spontan."Karena saya khilaf dan selingkuh," sahut Azzam jujur.Aida tampak menghela napas panjang. Dia benar-benar tak habis pikir dengan semua lela
"Maaf, Pak, Ibu Lena dengan sengaja menjambak rambut saya," adu karyawati itu."Benar, Pak, saya saksinya. Dia tidak berbuat apa-apa, tetapi Ibu Lena tiba-tiba menjambak rambutnya tadi saat akan pergi ke toilet," timpal yang lain."Atas nama Lena saya minta maaf. Silakan kembali ke tempat masing-masing," tutup Khair. "Mas kecewa sama kamu, Len," imbuhnya pelan sambil menatap Lena.Khair yang buru-buru akan mengadakan meeting itu tidak bisa berpikir lebih jernih. Karena kliennya yang cukup sibuk hanya memiliki waktu sebentar pada pertemuan mereka kali ini."Mari masuk ke dalam, Pak. Maaf, atas insiden yang kurang enak untuk dilihat ini," ajak Khair pada kedua kliennya yang terlihat memasang wajah heran, tetapi tetap berjalan membuntutinya.Lena yang merasa kecewa segera meninggalkan kantor Khair. Perempuan itu tak peduli dengan cibiran dan senyum kemenangan dari para karyawati Khair tersebut.Bagaimana bisa Khair yang selama ini terlihat begi
Dengan segera lelaki itu menyambar ponsel milik istrinya dan membawanya keluar ruangan. Hatinya diliputi rasa cemas kala akan melewati tempat di mana staf perempuan duduk. Karena sepertinya di sana sedang terdengar kasak-kusuk oleh beberapa orang yang sengaja membicarakan tentang Lena."Aktingmu bagus banget, Say. Pak Khair sampai lebih belain kamu loh dibanding istrinya," ungkap seorang staff."Haha, siapa dulu dong. Duhh, senang banget rasanya melihat seorang pela*ur kaya dia dipermalukan di depan umum sama suaminya sendiri pula. Lagipun siapa suruh dia mengambil Pak Khair dari saya. Rasain deh akibatnya," timpal gadis yang menjadi pemeran utama tadi pagi."Kamu nggak kasihan apa lihat wajahnya yang kecewa gitu?" tanya yang lain."Kenapa harus kasihan? Yang harus dikasihani di sini itu saya. Karena ulah dia cinta saya dengan Pak Khair bertepuk sebelah tangan," imbuhnya."Dihh,
Kadang seseorang mengulang kegiatan di masa lalu bukan sebab dia ingin kembali pada masa itu, tetapi lebih kepada mencari cara untuk kuat setidaknya seperti dulu.***Khair hampir saja frustasi saat panas matahari sudah terasa berada tepat di atas kepalanya. Meskipun menggunakan mobil untuk mencari Lena, tapi tetap saja kegiatan seperti ini cukup menguras tenaganya.Bahkan Khair rela meninggalkan pekerjaan kantor demi menemukan keberadaan perempuan yang sangat dia cintai itu. Namun, hati Khair langsung berdenyar saat mendapat kabar kalau perempuan itu pergi bersama lelaki lain. Meskipun dia sendiri ragu kalau Lena telah menduakan hatinya.Sebagai manusia biasa dengan status yang bergelar suami wajar kalau dia cemburu. Saat ini dadanya sedang diliputi rasa gelisah juga kecewa yang hadir secara bersamaan.Setelah sekian lama berpikir akhirnya Khair memutuskan pulang ke rumah untuk membersihkan diri dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim
Khair reflek memukul pria paruh baya itu hingga tubuhnya tersungkur ke lantai."Jangan coba-coba menyentuh istri saya atau Anda akan merasakan yang lebih parah dari ini," geram Khair.Pria paruh baya itu bukannya takut, tapi malah menaikkan sedikit sudut bibirnya lalu mulai bangkit. "Jangan berlagak layaknya suami yang baik kalau kamu sendiri belum mampu mencegah istrimu datang ke tempat ini!"Khair merasa tertampar dengan kata-kata yang baru saja lelaki itu lontarkan padanya. "Jangan ikut campur! Anda tidak tahu apa-apa!" balas Khair kesal."Ya, tentu saja. Kalau tadi kamu tidak datang ke sini. Saya pasti sudah menikmati tubuhnya!""Pergi dari sini atau saya akan membunuhmu!" ujar Khair dengan berapi-api. Bahkan orang-orang di ruangan itu sampai bergidik ngeri. Saat ini kondisi hati Khair sedang tidak stabil hingga dia sulit mengendalikan amarahnya."Astaghf
Sesampainya di rumah, Khair segera membaringkan Lena ke tempat tidur. Beruntung Mama Reta dan Bik Inah sudah beristirahat di kamar, sehingga tidak ada pertanyaan-pertanyaan yang akan membuat lelaki itu terpaksa membuka aib istrinya. Karena bagi Khair aib Lena adalah aibnya. Dia tidak sedikitpun punya niat untuk menyalahkan Lena atas kejadian hari ini. Khair justru menyesal, sebagai suami dia merasa telah gagal membahagiakan perempuan yang dicintainya. "Sayang, Maafkan Mas, ya," ujar Khair sambil melepas kaos kaki Lena setelah melonggarkan pakaian perempuan itu. Sementara Lena yang tak sadarkan diri itu hanya bergeming. Khair merasa bersalah sebab Lena masih mau menaatinya meski hatinya sudah terluka parah. Lelaki itu membalut tubuh istrinya dengan selimut sebatas dada. Kemudian, dia membiarkan perempuan itu beristirahat. *** Azzam duduk termenung di lantai paling atas rumahnya. Dia tidak pernah menyangka kalau Lena akan melupak
Maaf, untuk perubahan sebutan tokoh dari kata 'saya' menjadi 'aku.' Tujuan author hanya satu supaya cerita mantap dibaca. Happy Reading! "Untuk apa kamu di sini? Sudah puaskah mempermalukanku di depan umum?" tanya Lena dengan napas tersengal dan menggebu. Khair langsung mendekat lalu mengusap kepala Lena. "Maaf," sesalnya. Lena menepis tangan Khair dengan kasar lalu bergerak merubah posisi membelakangi lelaki itu. "Aku memang bukan istri idaman kamu," balasnya. Nada bicaranya terdengar datar, tapi siapa pun pasti tahu kalau diperlakukan seperti tadi sangatlah sakit. "Astaghfirullah ... tidak, Sayang. Sampai kapan pun kamu adalah istriku yang paling shalihah. Maaf, kalau kemarin kata-kata Mas membuat kamu tersinggung," rayu Khair seraya duduk di samping Lena. Dia tidak akan patah arang untuk membuat Lena bisa mema