Share

22.latihan lagi

Hari Minggu pun tiba dengan latihan bertemakan " berenang "

Ridwan sedari shubuh sudah menyiapkan menu masakan simple untuk di bawa bekal nanti.

Sementara Albi lebih sibuk berlatih dengan menggunakan burble buatannya sendiri.

Dari hari ke hari lengan Albi menjadi terlihat lebih berotot.

Terkadang jika sedang di berlatih di taman.Alvi lebih memilih pull up bergelantungan di pohon.

Badan Albi kini menjadi lebih tegap berbeda saat pertama kali ia bertemu dengan Zahra di mana kulitnya yang masih terlihat bersih bahkan tidak ada warna coklat yang terbakar matahari.

" Bi...kamu yang bawa ya !" Ridwan menyodorkan tas yang berisi makanan untuk santap siang mereka di sana.

" Hmmm..." Jawab Albi ringan.

Zahra sudah datang terdengar dari suara deru motornya.

" Simpan motormu di sini saja !" Perintah Albi.

" Kita pakai angkot ! Pergi bertiga soalnya !" Tambahnya lagi.

" Ok...sekali - kali bolehlah naik kendaraan umum juga ! " Zahra tidak bermasalah jika mereka bertiga harus menaiki angkutan umum.

Mereka bertiga harus berjalan menuju jalan raya untuk bisa menaiki kendaraan umum yang akan melintasi kolam renang yang akan mereka tuju nantinya.

Albi menyetop angkutan umum yang akan melintas di depannya dengan jari telunjuknya.

Zahra walaupun sedari kecil tinggal di kota ini tetapi ia tak pernah menaiki angkutan umum mana pun karena sedari kecil biasanya ayahnya atau ibunya lah yang akan mengantarnya dan pada saat sudah besar seperti sekarang ini Zahra do beri kepercayaan untuk bisa mengendarai motor sendiri..

" Benar Bi...ini mobilnya ?" Zahra bertanya karena takut kalau saja Albi salah menyetopnya.

" Hehe...tenang aja ! Aku sudah biasa dengan angkutan umum ! Kalau nyasar tinggal ganti kendaraan lagi !" Albi mengusili Zahra.

" Kalian bawa dua tas gitu ! Isinya apa saja ? Mau berenang atau mau nginap di kolam renang ?" Tanya Zahra saat dirinya sudah duduk rapi bersama penumpang yang lain.

" Bawa perbekalan buat amunisi perut ! Nanti kita botram di sana " jawab Ridwan .

Zahra merasa heran dengan dua pemuda yang sedang duduk berhadap-hadapan dengannya karena biasanya cewek lah yang bawaannya paling banyak .

Albi kemudian menghentikan angkutan umum yang di naikinya lalu mengajak Zahra dan Ridwan untuk turun bersama.

Albi mengeluarkan dua lembaran uang lima ribu rupiah karena jarak yang mereka tempuh tidaklah terlalu jauh.

Mereka bertiga mengantri  untuk membeli tiket.

" Ayo..." Albi kembali memesan tiket untuk mereka bertiga dan membayarnya.

Kini mereka berada di area kolam renang . Zahra sedang memilih tempat duduk yang akan mereka tempati.

" Di sini saja ! Enak sambil lesehan " Zahra terlebih dahulu duduk di tempat lesehan itu.

" Ya,sudah di sini saja " jawab Albi.

" Kamu ... Duluan yang ganti bajunya aku di sini nunggu barang dulu " Albi mempersilahkan Zahra untuk mengganti bajunya dengan setelan baju renang.

Zahra pun berjalan menyusuri tempat pemandian sekaligus tempat berganti pakaian.

Setelah selesai mengganti bajunya dengan setelan renangnya Zahra kaget melihat Albi dan Ridwan yang sudah lebih dulu menceburkan diri di kolam renang.

" Kapan kalian ganti bajunya ?" Zahra tercengang melihat kedua pemuda yang sudah basah dengan air.

" Kita kan kaumpria tinggal buka baju buka celana juga sudah beres !" Albi merasa tidak ribet dengan membuka pakaian secara langsung di tempat lesehan tadi.

Zahra sudah menggunakan celana dan baju  olahraga yang panjang yang tidak terlalu ketat serta menggunakan jilbab instan.

" Disini kita bukan mau bermain air ! " Zahra menegaskan kalimat ucapannya.

" Albi kamu lihat lompatan yang tinggi itu ! Di sana kamu harusnya !" Zahra menunjuk lompatan yang harus di lakukan Albi.

" Busset....itu ketinggian !" Albi mulai cemas.

" Berani gak ?" Tanya Ridwan.

" Kecil itu Bi..." Ridwan meledek Albi  yang terlihat dari wajahnya sudah setengah pias.

" Kamu bisa ?" Tanya Albi pada Ridwan.

" Bisa dan sudah biasa malah ! mau mencoba lagi ah...! " Jawab Ridwan karena sudah biasa saat berada di kampung halamannya.

" Ayo...bi !" Ajak Ridwan.

" Dasar semprul ! Nggak ah !" Albi enggan menuruti ajakan Ridwan.

" Harus...Bi...nanti kalau di tes gimana ?dan ingat kamu harus lulus ! Ada harapan untuk merubah identitasmu itu ! Jadi yang terbaik ! " Zahra terus menyemangati Albi.

" Lama benar jalannya ! " Ridwan sudah menarik paksa tangan Albi.

Mereka pun kini sudah berdiri tepat di depan tangga yang harus di naiki terlebih dahulu dan Albi hanya mematung tidak menggerakkan kakinya.

" Masa , naik tangga juga harus di ajari Bi..." Ledek Ridwan.

'' ta...Pi..." Albi terbata-bata.

Zahra dengan sengaja mendorong tubuh Albi agar segera menaiki anak tangga.

" Banyak drama lu " Ridwan yang terlebih dahulu sudah menarik tangan Albi.

Zahra tepat berada di belakang Albi.kini Albi maju kena mundur pun malu karena terus memprokasi dirinya.

" Bi..." Zahra menyadarkan lamunan Albi.

" Ayo..." Zahra sudah memelototi Albi.

Albi dengan langkah yang sengaja di perlambat saat menginjakkan kakinya di anak tangga.

Albi kini sudah sampai dan ia pun hanya mematung diam berdiri mundur takut maju pun takut .

Sementara Ridwan udah dengan lihai menceburkan dirinya terlebih dahulu.

Kini tinggallah Zahra dan Albi yang berada di atas.

" Ayo..." Lagi-lagi Zahra memaksa.

Zahra mengulurkan tangannya dan mengajak Albi berjalan bersamanya.

"Rentangkan tanganmu " perintah Zahra yang kini berada di belakang Albi .

Zahra tepat berada di belakang Albi dan ikut merentangkan tangannya juga seperti sayap.

Walaupun tinggi badannya hanya sebatas leher Albi.sedikit pun Zahra tidak ragu menuntun Albi untuk sampai di ujung papan lompatan seraya berkata

"Tutup matamu ! Rasakan kehadiran ayah,ibu kandungmu dan juga adik-adikmu ! Dengarkan suara mereka sekarang ! Mereka menyemangati mu !"

"Jika kamu sudah merasakan kehadiran mereka bergeraklah melangkah dan saat membuka mata maka kamu sedang berada di tepi ujung tebing dan melihat hamparan lautan yang luas ! Mengerti !"Zahra mensigesti alam bawah sadar Albi.

Jika di dalam adegan film Titanic maka seorang wanita akan tepat berada di depan sang pria namun di sini terbalik Albi berada di depan sementara Zahra berada di belakang Albi.

Albi mulai memasuki alam bawah sadarnya dan merasakan perubahan saat Zahra membisikkan sesuatu di telinganya.

Albi melihat sosok ayah,ibu dan adiknya keluarga aslinya yang sedang menyemangati dirinya " ayo...ayo...kamu bisa " suara tersebut menggema jelas terdengar oleh Albi.

Dan saat membuka matanya Albi melihat gulungan ombak yang indah di tepian pantai dan ia merasakan dirinya menginjakkan batuan di atas tebing tinggi.

Kini badan Albi mulai melangkah rlahan seolah ia berada di atas tebing dan kakinya perlahan mengangkat bersiap untuk melompat.

Zahra merasa senang melihat Albi yang berani melangkah dan Albi berhasil menguasai ala bawah sadarnya dengan baik.

"Ayo...kamu bisa Albi Shaka ..." Teriak Zahra sesaat setelah Albi melimpat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status