Share

22.latihan lagi

Penulis: Cule Vie
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-27 10:08:22

Hari Minggu pun tiba dengan latihan bertemakan " berenang "

Ridwan sedari shubuh sudah menyiapkan menu masakan simple untuk di bawa bekal nanti.

Sementara Albi lebih sibuk berlatih dengan menggunakan burble buatannya sendiri.

Dari hari ke hari lengan Albi menjadi terlihat lebih berotot.

Terkadang jika sedang di berlatih di taman.Alvi lebih memilih pull up bergelantungan di pohon.

Badan Albi kini menjadi lebih tegap berbeda saat pertama kali ia bertemu dengan Zahra di mana kulitnya yang masih terlihat bersih bahkan tidak ada warna coklat yang terbakar matahari.

" Bi...kamu yang bawa ya !" Ridwan menyodorkan tas yang berisi makanan untuk santap siang mereka di sana.

" Hmmm..." Jawab Albi ringan.

Zahra sudah datang terdengar dari suara deru motornya.

" Simpan motormu di sini saja !" Perintah Albi.

" Kita pakai angkot ! Pergi bertiga soalnya !" Tambahnya lagi.

" Ok...sekali - kali bolehlah naik kendaraan umum juga ! " Zahra tidak bermasalah jika mereka bertiga harus menaiki angkutan umum.

Mereka bertiga harus berjalan menuju jalan raya untuk bisa menaiki kendaraan umum yang akan melintasi kolam renang yang akan mereka tuju nantinya.

Albi menyetop angkutan umum yang akan melintas di depannya dengan jari telunjuknya.

Zahra walaupun sedari kecil tinggal di kota ini tetapi ia tak pernah menaiki angkutan umum mana pun karena sedari kecil biasanya ayahnya atau ibunya lah yang akan mengantarnya dan pada saat sudah besar seperti sekarang ini Zahra do beri kepercayaan untuk bisa mengendarai motor sendiri..

" Benar Bi...ini mobilnya ?" Zahra bertanya karena takut kalau saja Albi salah menyetopnya.

" Hehe...tenang aja ! Aku sudah biasa dengan angkutan umum ! Kalau nyasar tinggal ganti kendaraan lagi !" Albi mengusili Zahra.

" Kalian bawa dua tas gitu ! Isinya apa saja ? Mau berenang atau mau nginap di kolam renang ?" Tanya Zahra saat dirinya sudah duduk rapi bersama penumpang yang lain.

" Bawa perbekalan buat amunisi perut ! Nanti kita botram di sana " jawab Ridwan .

Zahra merasa heran dengan dua pemuda yang sedang duduk berhadap-hadapan dengannya karena biasanya cewek lah yang bawaannya paling banyak .

Albi kemudian menghentikan angkutan umum yang di naikinya lalu mengajak Zahra dan Ridwan untuk turun bersama.

Albi mengeluarkan dua lembaran uang lima ribu rupiah karena jarak yang mereka tempuh tidaklah terlalu jauh.

Mereka bertiga mengantri  untuk membeli tiket.

" Ayo..." Albi kembali memesan tiket untuk mereka bertiga dan membayarnya.

Kini mereka berada di area kolam renang . Zahra sedang memilih tempat duduk yang akan mereka tempati.

" Di sini saja ! Enak sambil lesehan " Zahra terlebih dahulu duduk di tempat lesehan itu.

" Ya,sudah di sini saja " jawab Albi.

" Kamu ... Duluan yang ganti bajunya aku di sini nunggu barang dulu " Albi mempersilahkan Zahra untuk mengganti bajunya dengan setelan baju renang.

Zahra pun berjalan menyusuri tempat pemandian sekaligus tempat berganti pakaian.

Setelah selesai mengganti bajunya dengan setelan renangnya Zahra kaget melihat Albi dan Ridwan yang sudah lebih dulu menceburkan diri di kolam renang.

" Kapan kalian ganti bajunya ?" Zahra tercengang melihat kedua pemuda yang sudah basah dengan air.

" Kita kan kaumpria tinggal buka baju buka celana juga sudah beres !" Albi merasa tidak ribet dengan membuka pakaian secara langsung di tempat lesehan tadi.

Zahra sudah menggunakan celana dan baju  olahraga yang panjang yang tidak terlalu ketat serta menggunakan jilbab instan.

" Disini kita bukan mau bermain air ! " Zahra menegaskan kalimat ucapannya.

" Albi kamu lihat lompatan yang tinggi itu ! Di sana kamu harusnya !" Zahra menunjuk lompatan yang harus di lakukan Albi.

" Busset....itu ketinggian !" Albi mulai cemas.

" Berani gak ?" Tanya Ridwan.

" Kecil itu Bi..." Ridwan meledek Albi  yang terlihat dari wajahnya sudah setengah pias.

" Kamu bisa ?" Tanya Albi pada Ridwan.

" Bisa dan sudah biasa malah ! mau mencoba lagi ah...! " Jawab Ridwan karena sudah biasa saat berada di kampung halamannya.

" Ayo...bi !" Ajak Ridwan.

" Dasar semprul ! Nggak ah !" Albi enggan menuruti ajakan Ridwan.

" Harus...Bi...nanti kalau di tes gimana ?dan ingat kamu harus lulus ! Ada harapan untuk merubah identitasmu itu ! Jadi yang terbaik ! " Zahra terus menyemangati Albi.

" Lama benar jalannya ! " Ridwan sudah menarik paksa tangan Albi.

Mereka pun kini sudah berdiri tepat di depan tangga yang harus di naiki terlebih dahulu dan Albi hanya mematung tidak menggerakkan kakinya.

" Masa , naik tangga juga harus di ajari Bi..." Ledek Ridwan.

'' ta...Pi..." Albi terbata-bata.

Zahra dengan sengaja mendorong tubuh Albi agar segera menaiki anak tangga.

" Banyak drama lu " Ridwan yang terlebih dahulu sudah menarik tangan Albi.

Zahra tepat berada di belakang Albi.kini Albi maju kena mundur pun malu karena terus memprokasi dirinya.

" Bi..." Zahra menyadarkan lamunan Albi.

" Ayo..." Zahra sudah memelototi Albi.

Albi dengan langkah yang sengaja di perlambat saat menginjakkan kakinya di anak tangga.

Albi kini sudah sampai dan ia pun hanya mematung diam berdiri mundur takut maju pun takut .

Sementara Ridwan udah dengan lihai menceburkan dirinya terlebih dahulu.

Kini tinggallah Zahra dan Albi yang berada di atas.

" Ayo..." Lagi-lagi Zahra memaksa.

Zahra mengulurkan tangannya dan mengajak Albi berjalan bersamanya.

"Rentangkan tanganmu " perintah Zahra yang kini berada di belakang Albi .

Zahra tepat berada di belakang Albi dan ikut merentangkan tangannya juga seperti sayap.

Walaupun tinggi badannya hanya sebatas leher Albi.sedikit pun Zahra tidak ragu menuntun Albi untuk sampai di ujung papan lompatan seraya berkata

"Tutup matamu ! Rasakan kehadiran ayah,ibu kandungmu dan juga adik-adikmu ! Dengarkan suara mereka sekarang ! Mereka menyemangati mu !"

"Jika kamu sudah merasakan kehadiran mereka bergeraklah melangkah dan saat membuka mata maka kamu sedang berada di tepi ujung tebing dan melihat hamparan lautan yang luas ! Mengerti !"Zahra mensigesti alam bawah sadar Albi.

Jika di dalam adegan film Titanic maka seorang wanita akan tepat berada di depan sang pria namun di sini terbalik Albi berada di depan sementara Zahra berada di belakang Albi.

Albi mulai memasuki alam bawah sadarnya dan merasakan perubahan saat Zahra membisikkan sesuatu di telinganya.

Albi melihat sosok ayah,ibu dan adiknya keluarga aslinya yang sedang menyemangati dirinya " ayo...ayo...kamu bisa " suara tersebut menggema jelas terdengar oleh Albi.

Dan saat membuka matanya Albi melihat gulungan ombak yang indah di tepian pantai dan ia merasakan dirinya menginjakkan batuan di atas tebing tinggi.

Kini badan Albi mulai melangkah rlahan seolah ia berada di atas tebing dan kakinya perlahan mengangkat bersiap untuk melompat.

Zahra merasa senang melihat Albi yang berani melangkah dan Albi berhasil menguasai ala bawah sadarnya dengan baik.

"Ayo...kamu bisa Albi Shaka ..." Teriak Zahra sesaat setelah Albi melimpat.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Militer Mengangkat Surgaku   50.Rumah tangga

    Selesai melaksanakan ijab qobul dan resepsi mereka menikmati bulan madu selama satu Minggu. " Masih,sisa satu Minggu lagi nih ! Aku kan cuti dua Minggu jadi gimana kalau mulai petsiapan pindah ke rumah dinas ?" Tanya Albi pada Zahra. " Ya,sudah ayo " Zahra mengiyakan ajakan suaminya. Mereka berdua pun menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan terlebih dahulu untuk bisa memenuhi kehidupan mereka nantinya di sana. " Ayo" Albi mengajak Zahra untuk masuk. " Maaf,ya untuk sementara waktu tinggal dulu di rumah dinas dulub! Bukannya gak pengen punya rumah sendiri tapi terkadang tugas saya sebagai prajurit bisa di pindahkan sewaktu-waktu !" Albi menjelaskan agar Zahra tidak salah paham nantinya. " Iya,aku paham " Zahra memasukkan semua belanjaan ke dalam kulkas dan mulai menata barang - batang yang di belinya

  • Militer Mengangkat Surgaku   49 Dag Dig dug

    Sekarang waktunya untuk menjalani prosedur nikah kantor.semua di lalui Zahra dengan hati yang dah Dig dug der. Bertemu dengan banyak orang bukanlah hal baru tapi jika mengurus sesuatu yang menyangkut dengan masa depan inilah yang harus di hadapinya sekarang bersama Albi. "Gimana,capek ?" Tanya Albi. " Iyasih capek ! Tapi,ya mau gimana lagi !aturan nya sudah begini ! Mau gak mau ya harus di lewati !" Jawab Zahra dengan rasa lelahnya. " Nyesel gak ?" Albi bertanya takut saja kalau Zahra merasa menyesal harus melewati prosedur seperti ini. " Anggap saja saya sedang menyusun skripsi !" Zahra menjawab demikian karena teringat dengan harus mengumpulkan beberapa berkas dan masuk ruangan sana sini. " Kalau,ditanya nanti tolong jangan bilang saya punya usaha sendiri ya Bi...!" Pinta Zahra. " Tergantung ! Alasannya apa

  • Militer Mengangkat Surgaku   48.bicara terbuka 2

    " berapa nominal yang biasa kamu setor per bulannya ?" Tanya Zahra. " Biasanya sih........!" Albi membisikkan nominal jumlahnya. " Karena tadinya usaha yang saya bangun tersebut awalnya hanya buat mengusir rasa kebosanan saja selepas dinas !" Albi mengingat awal usahanya di bangun. " Kenapa merasa bosan dengan dunia militer ?" Tanya Zahra. " Ya,bosan saja ! Karena saat tinggal di dalam asrama banyak ibu - ibu untuk menjodohkan saya ! Setiap hari harus menghindari mereka semua ! Ya,menghindar terus kan percuma juga ! Dari pada melakukan hal yang gak benar mendingan bikin usaha biar fokus saja gak suntuk gitu !" Albi mulai membuka masa lalunya. " Memang,di sana kamu gak pacaran gitu ?" Tanya Zahra dengan polosnya karena penasaran Albi memiliki mantan atau tidak. " Kalau yang ngejar saya sih banyak ! Cuman masalahnya saya yang pengen ngejar kamu ! Tapi,waktu itu ka

  • Militer Mengangkat Surgaku   47.bicara terbuka

    " jadi selama ini kamu mencemburui Sari ! Tanpa tahu Sari itu siapa ?" Pertanyaan dari Albi yang mengintimidasi Zahra langsung. " Karena , kamu yang bilang sendiri ! Sari dan saya sama pentingnya dalam hidup kamu !" Zahra kembali mempertegas kalimatnya. " Kamu tahu siapa itu Sari ?" Tanya Albi untuk memastikan. " Tidak tahu " jawab Zahra . " Sekarang diam dan jangan menyela !" Albi ingin agar saat dirinya bicara tidak ada yang menyelanya. " Sari dan Zahra sama pentingnya dalam hidup saya ! Mereka berdua hadir dan memberi saya motivasi untuk bisa melanjutkan hidup kembali dan menasehati saya agar tidak menyakiti banyak orang ! Terutama menyangkut keluarga !" " Sari yang kamu maksud adalah ibu kandung dari Azizah isteri dari Ridwan" "Terus kenapa kamu waktu itu kirim pesan ! Dan dalam ketikan jelas sekali menuli

  • Militer Mengangkat Surgaku   46.dadakan

    Siang ini pesawat Albi akan berangkat pukul 02.00. Albi masih memiliki waktu di rumah keluarga kandungnya selama lima jam lagi sebelum ia benar - benar pergi ke pulau seberang lagi. " Kak,nanti di anterin siapa ?" Tanya sang adik. " Biasa...sendiri juga jadi !" Jawab Albi dengan santai. " Berarti sebelum berangkat ! Kita makan di luar dulu ya !" Pinta sang adik. " Di rumah juga bisa dek !" Albi sedang malas. " Ya,ini kan beda moment nya beda ! Kakak jarang ada di rumah juga ! Kan kakak cuti dua Minggu ! Ini baru juga tiga hari ! Kok,sudah mau balik lagi ?" Sang adik merasa heran. " Ada tugas dadakan ! " Jawab Albi dengan biasa padahal sebenarnya dia sedang berbohong . " Berarti nanti siang bisa kan ! Itung - itung makan siang juga ! Sebelum pergi lagi !" Pinta sang adik dengan manja. &nbs

  • Militer Mengangkat Surgaku   45.konfirmasi

    " jadi maksudmu ? Kamu cemburu ?" Tanya Rama sekali lagi. " Jujur iya ! Dan Albi sangat membanggakan Sari ! Terbukti saat tadi siang Albi datang ke toko Zahra dan ia masih tetap membahas Sari ! Jika Sari memang lebih penting dalam hidupnya ! Maka Zahra lebih baik mundur ! Dan Albi selalu bilang bahwa Sari dan Saya sama pentingnya !" Zahra bercerita lagi. " Mungkin Sari itu ibunya " Rama menengahi arah pembicaraan Zahra. " Sari bukan ibu nya Albi ! Zahra tahu semua keluarga Albi entah itu ibunya,ayahnya ataupun adiknya ! Zahra tahu semua ! Bahkan cerita Albi yang identitasnya di palsukan semua ! Itu ulah keluarga besarnya !" Zahra bercerita lagi. " Kamu,sudah selidiki siapa itu Sari ?" Tanya Rama. Zahra hanya menggelengkan kepalanya. " Ya,sudah tidak usah di pikirkan lagi ! Jika memang bukan jodohmu ! Ayah juga tidak akan memaksamu untuk menerima A

  • Militer Mengangkat Surgaku   44.harusnya bisa

    Ningsih dan Wawan kembali lagi ke rumah mereka dan mereka melihat ke empat pengawal yang khusus yang di kirim Albi tinggal percis di seberang rumah mereka. " Kalau ada apa - apa ! Jangan sungkan ! Kalau mendesak berteriak lah ! Rumah kalian sudah di pasang kamera cctv !" Salah satu pengawal berucap tegas. " Ya,sudah istirahat saja dulu !" Titah Wawan kepada ke empat pengawalnya. Albi sebenarnya sudah tahu laporan dari para pengawalnya mengenai Ini Tia dan Hari namun,Albi belumbisa beranjak dari tempat Zahra karena urusannya dengan gadis itu masihnwlum selesai. Beruntung Albi meletakkan para pengawalnya di depan rumah keluarga kandungnya untuk menghalau sesuatu yang tidak di inginkan !mengingat dirinya harus berdinas luar yang jauh dari pantauan matanya. Albi masih belum bisa melepaskan Zahra begitu saja dan ia berpikir untuk datang ke rumah Zahra.

  • Militer Mengangkat Surgaku   43.di hari yang sama

    Ningsih dan Wawan pergi ke rumah sakit di jam yang sama saat Albi hendak keluar rumah untuk urusan Zahra. Wawan dan Ningsih masih terus dalam pengawasan melalui orang suruhan Albi dan Albi memerintahkan untuk selalu tetap waspada mengingat kelicikan Tia dan Hari sudah tidak perlu di ragukan lagi. Wawan dan Ningsih masih menikmati perjalanan selama enam puluh menit lamanya karena mereka sengaja tidak tinggal dalam satu kota bersama dengan kota yang di tempati Hari dan Tia. Manik mata Wawan terus mengawasi orang di samping dan kanan kiri mobilnya dan ia melihat dua motor yang sedari tadi terus bersamaan dengan dirinya melaju di jalanan. Insting seorang lelaki selalu benar jika ada orang yang terus mengawasi mereka namun,Wawan masih bersikap santai saja karena ia tidak ingin membuat sang isteri cemas dengan keadaan sekitarnya. Saat sampai di rumah sakit Wawan dan Hari berg

  • Militer Mengangkat Surgaku   42. Jika saja

    Albi menjadi pusat perhatian para pengunjung dan itu membuat Zahra semakin kesal. Albi tahu jika kehadirannya sangat tidak di inginkan oleh Zahra namun,ia tidak ingin menumpuk masalah yang sudah bertahun - tahun terutama mengenai Sari yang dialah artikan oleh Zahra karena saat Albi sebelum masuk ke dunia militer lewat Bi Sari lah Albi bisa mendapatkan info tentang perlakuan keluarga besarnya terhadap keluarga kandungnya. Zahra lebih memilih fokus mengeluarkan baju dari gudang untuk di masukkan ke dalam keranjang yang sudah tersedia. Albi membantu Zara dengan melobby para pengunjung yang datang ke toko Zahra dan pada hari itu juga toko Zahra menjadi ramai sekali dan mendapatkan omset yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Jika saja kesalah pahaman itu tidak pernah terjadi maka dapat di pastikan Albi dan Zahra pasti sudah bersatu bahkan mungkin udah pnya anak di tengah - tengah mereka.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status