Selesai melaksanakan ijab qobul dan resepsi mereka menikmati bulan madu selama satu Minggu.
" Masih,sisa satu Minggu lagi nih ! Aku kan cuti dua Minggu jadi gimana kalau mulai petsiapan pindah ke rumah dinas ?" Tanya Albi pada Zahra.
" Ya,sudah ayo " Zahra mengiyakan ajakan suaminya.
Mereka berdua pun menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan terlebih dahulu untuk bisa memenuhi kehidupan mereka nantinya di sana.
" Ayo" Albi mengajak Zahra untuk masuk.
" Maaf,ya untuk sementara waktu tinggal dulu di rumah dinas dulub! Bukannya gak pengen punya rumah sendiri tapi terkadang tugas saya sebagai prajurit bisa di pindahkan sewaktu-waktu !" Albi menjelaskan agar Zahra tidak salah paham nantinya.
" Iya,aku paham "
Zahra memasukkan semua belanjaan ke dalam kulkas dan mulai menata barang - batang yang di belinya
Jika keluarga adalah pelindung maka berbeda yang menimpa Ningsih.Ia di pisahkan denga anaknya sesaat setelah melahirkan Fitri adik perempuannya.Hari adala kakak pertama Ningsih yang mengambil paksa Albi atas desakan sang ibu.Seluruh idenitas Albi di rubahnya di mana nama ayah kandung di rubah di semua dokumen penting lainnya.Bagaimana hari - hari ke depannya nanti saat ia akan menghadap penghulu.Saat Ningsih berhasil kembali mengambil Albi.ia di tuduh sebagai penculik.Tak ada kata pembelaan yang keluar dari mulutnya karena identitas sang anak telah di rubah total.Sang ibu kandung lah yang menjadi penyebab dari semua ini.Harta menjadi motif utamanya.Hari terbilang sukses dengan kariernya kini yang menjadi kepercayaan boss pemilik perusahaan tempatnya bekerja.Sang ibu tak menginginkan keluarga Ti
" Aden...sudah pulang " sapaan Pak Kimin pada tuan mudanya." Tadi ibu dan bapak pesan kalau Aden pulang katanya suruh telepon " tambah Pak Kimin dengan nada sopan." Hmmm..." Jawab Albi."Aden...mau kemana ?" Tanya Pak Kimin." Bawaannya banyak bener !" Pak Kimin merasa ada yang aneh melihat majikannya memasukkan baju ke dalam ransel besar ." Mau camping " jawab Albi asal ." Mau saya bantu ?"Pak Kimin menawarkan diri." Gak usah !" jawab Albi dengan nada ketus.Setelah memasukkan semua keperluan untuk di bawanya kini Albi segera bergegas meninggalkan rumah dan menemui Zahra yang sudah siap menunggunya di depan gerbang ." Let's go " Zahra kemudian menjalankan motornya." Siap " jawab Albi sambil mengunci helmnya." Kita mau kemana ?'' tanya Albi.
" Minggu ini aku mau bayar hutang !" Tulis pesan Albi pada Zahra." Hutang yang mana ?" Balasan pesan dari Zahra." Yang waktu makan pas turun dari kebun teh " Albi kembali mengirimkan pesannya." Yang itu...aku gak pernah menganggap itu hutang ! Udah santai aja !mending kumpulin tuh duit buat bayar kos " balasan pesan Zahra." Thank's ya " pesan untuk Zahra." Buat ?" Zahra mempertanyakan maksud pesan Albi." Buat semuanya karena sudah bantuin aku !" Albi menjawab maksud dari pesannya." Ya,sama - sama !"" Minggu ada acara gak ? Aku mau traktir kamu !" Pesan untuk Zahra." Ada acara keluarga ! Pamanku dari Sulawesi mau datang dan kita keluarga besar sudah lama gak ketemu " tulisan pesan Zahra." Oh...ok ! Lain waktu saja !" Balasan Albi untuk Zahra kemudian menutup pon
" nah ,ini nih cewek yang kemarin saya ajak ngobrol ?" Albi berjongkok degan Ridwan. " Kirain..." kini wajah muram Ridwan terlihat. " Gak usah di tekuk tuh muka ! Masih sama tetep jelek ! " Ledek Albi dengan polos. " Nah,bener gini bi,pagi- pagi biasakan datang kesini !" Albi seolah terus menagih rasa gorengan yang di buat Bi Ijah. " Iya den..." Jawab Bi Ijah dengan senang. Mereka pun memakan gorengan sebagai menu sarapan mereka di pagi hari.. Kini Albi sudah terbiasa dengan hidup nya sekarang dan sudah meninggalkan kebiasaan lamanya mewah tapi menipu dirinya sendiri. Setelah menyelesaikan sarapan paginya mereka pun kembali bekerja mengambil peralatan pertukangan . Albi kembali lagi pada Bi Ijah dan bertanya menanyakan alamat rumah Bi Ijah . " Bi...sekarang bibi tinggal dim
Albi pun masih terus berjalan mengikuti arahan warga yang tadi di temuinya. Hingga ia menemukan rumah yang di tujunya. "Rumahnya bagus ! Tapi,kenapa Bi Ijah masih berjualan keliling ya ! Mungkin ia punya alasan sendiri" Albi berbicara dalam hati karena merasa heran. Dilihatnya Bi Ijah sedang mengawasi beberapa cucu-cucunya di sekitaran teras rumahnya. " Assalammu'alaikum " sapa Albi dengan ramah . "Wa'alaikum salam " jawab Bi Ijah dengan ramah. "Eh...nak Albi ayo,sini masuk !"Bi Ijah dengan ramah mempersilahkan tamunya masuk. "Ganggu gak bi" tanya Albi pelan takut kalau kedatangannya mengganggu yang punya rumah. "Nggak ganggu ! Bibi senang nak Albi mau berkunjung kesini !" Jawab kembali Bi Ijah dengan ramah. "Sana...main sama yang lain dulu !" Bi ijah menyuruh cucu-cucunya
" jadilah pemberontak yang baik ! Pemberontak yang tak merugikan banyak pihak ! Ingat meski kamu di lahirkan oleh orang tuamu tapi Hari dan Tia juga punya jasa yang besar dalam membesarkan dan nerawatmu ! Teruslah berjuang untuk mendapatkan hak mu mengembalikan data orang tuamu !namun perlu di ingat jangan sampai ada yang terluka ! Tugasmu berat nak !" " Aku tahu Bi," jawab Albi. " Bagaimana cara aku terpisah dari keluarga kandungku sendiri Bi ! Ceritakanlah yang sebenarnya bi ! Aku mohon ! " Pertanyaan Albi yang mengharapkan sebuah kejujuran seorang Bi Ijah. " Caranya yang salah karena sang nenek yang terlalu ikut campur dalam keluarga Ningsih yang sudah menikah !" " Hari tak kunjung di karuniai anak karena dia memberikan luka pada Ningsih Ibumu !" " Hari berdosa !" " Kenapa Bi ? "Tanya Albi kembali .
Zahra masih belum bisa memejamkan matanya begitu pun dengan Albi. Akhirnya Albi lah yang memutuskan untuk berkirim pesan menyapa Zahra terlebih dahulu. " PING " Albi mengirim pesan pada Zahra dan mengetes sudah tidur atau belum. Ternyata Zahra belum tidur juga terdengar dari bunyi pesan WA masuk. " PING juga " balasan dari Zahra. " Tadi nyariin kesini ada apa ? Aku tadi keluar ada sesuatu yang penting !" Pesan dari Albi untuk Zahra. " Tadinya mau nagih janji buat di traktir! Eh...tahunya yang janjiinya sedang keluar ! Ya,udah balik kanan lagi aja !" Jawaban pesan dari Zahra yang di baca Albi. '' besok sore aja ! Gimana ? Itu juga kalau kamu nya gak sibuk !" Pesan dari Albi. ''ya,udah entar aku samperin ke sana deh! Bakal ngilang lagi gak !" Tanya Zahra kembali. " Nggak lah ! Kan
"Alhamdulillah...kenyang " Albi bersendawa." Mau tambah lagi ?" Tanya Albi sambil menaruh mangkuknya.Mereka berdua menyantap mie ayam buatan mas Supar di pinggir jalan.Hanya sandal yang bisa di jadikan alas untuk duduk .Albi mengira Zahra enggan atau menolaknya makan di tempat seperti ini karena dari tampilannya terlihat Zahra bukanlah anak dari kalangan biasa."Ini juga udah kenyang " jawab Zahra." Kamu sering kesini ?" Tanya Zahra sambil menaruh mangkuknya di bawah." Saat berstatus mahasiswa sih tiap hari kesini sampai sore terus pulang ke rumah magrib "" Walaupun tempat ini rame banyak mobil dan motor melintas tapi aku ngerasa tenang aja di sini ..." Albi belum menyelesaikan kalimatnya namun,Zahra sudah menyelanya." Tempat sebising ini kamu bilang tenang ! Atau jangan-jangan kamu salah minum ob