" jadi selama ini kamu mencemburui Sari ! Tanpa tahu Sari itu siapa ?" Pertanyaan dari Albi yang mengintimidasi Zahra langsung.
" Karena , kamu yang bilang sendiri ! Sari dan saya sama pentingnya dalam hidup kamu !" Zahra kembali mempertegas kalimatnya.
" Kamu tahu siapa itu Sari ?" Tanya Albi untuk memastikan.
" Tidak tahu " jawab Zahra .
" Sekarang diam dan jangan menyela !" Albi ingin agar saat dirinya bicara tidak ada yang menyelanya.
" Sari dan Zahra sama pentingnya dalam hidup saya ! Mereka berdua hadir dan memberi saya motivasi untuk bisa melanjutkan hidup kembali dan menasehati saya agar tidak menyakiti banyak orang ! Terutama menyangkut keluarga !"
" Sari yang kamu maksud adalah ibu kandung dari Azizah isteri dari Ridwan"
"Terus kenapa kamu waktu itu kirim pesan ! Dan dalam ketikan jelas sekali menuli
" berapa nominal yang biasa kamu setor per bulannya ?" Tanya Zahra. " Biasanya sih........!" Albi membisikkan nominal jumlahnya. " Karena tadinya usaha yang saya bangun tersebut awalnya hanya buat mengusir rasa kebosanan saja selepas dinas !" Albi mengingat awal usahanya di bangun. " Kenapa merasa bosan dengan dunia militer ?" Tanya Zahra. " Ya,bosan saja ! Karena saat tinggal di dalam asrama banyak ibu - ibu untuk menjodohkan saya ! Setiap hari harus menghindari mereka semua ! Ya,menghindar terus kan percuma juga ! Dari pada melakukan hal yang gak benar mendingan bikin usaha biar fokus saja gak suntuk gitu !" Albi mulai membuka masa lalunya. " Memang,di sana kamu gak pacaran gitu ?" Tanya Zahra dengan polosnya karena penasaran Albi memiliki mantan atau tidak. " Kalau yang ngejar saya sih banyak ! Cuman masalahnya saya yang pengen ngejar kamu ! Tapi,waktu itu ka
Sekarang waktunya untuk menjalani prosedur nikah kantor.semua di lalui Zahra dengan hati yang dah Dig dug der. Bertemu dengan banyak orang bukanlah hal baru tapi jika mengurus sesuatu yang menyangkut dengan masa depan inilah yang harus di hadapinya sekarang bersama Albi. "Gimana,capek ?" Tanya Albi. " Iyasih capek ! Tapi,ya mau gimana lagi !aturan nya sudah begini ! Mau gak mau ya harus di lewati !" Jawab Zahra dengan rasa lelahnya. " Nyesel gak ?" Albi bertanya takut saja kalau Zahra merasa menyesal harus melewati prosedur seperti ini. " Anggap saja saya sedang menyusun skripsi !" Zahra menjawab demikian karena teringat dengan harus mengumpulkan beberapa berkas dan masuk ruangan sana sini. " Kalau,ditanya nanti tolong jangan bilang saya punya usaha sendiri ya Bi...!" Pinta Zahra. " Tergantung ! Alasannya apa
Selesai melaksanakan ijab qobul dan resepsi mereka menikmati bulan madu selama satu Minggu. " Masih,sisa satu Minggu lagi nih ! Aku kan cuti dua Minggu jadi gimana kalau mulai petsiapan pindah ke rumah dinas ?" Tanya Albi pada Zahra. " Ya,sudah ayo " Zahra mengiyakan ajakan suaminya. Mereka berdua pun menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan terlebih dahulu untuk bisa memenuhi kehidupan mereka nantinya di sana. " Ayo" Albi mengajak Zahra untuk masuk. " Maaf,ya untuk sementara waktu tinggal dulu di rumah dinas dulub! Bukannya gak pengen punya rumah sendiri tapi terkadang tugas saya sebagai prajurit bisa di pindahkan sewaktu-waktu !" Albi menjelaskan agar Zahra tidak salah paham nantinya. " Iya,aku paham " Zahra memasukkan semua belanjaan ke dalam kulkas dan mulai menata barang - batang yang di belinya
Jika keluarga adalah pelindung maka berbeda yang menimpa Ningsih.Ia di pisahkan denga anaknya sesaat setelah melahirkan Fitri adik perempuannya.Hari adala kakak pertama Ningsih yang mengambil paksa Albi atas desakan sang ibu.Seluruh idenitas Albi di rubahnya di mana nama ayah kandung di rubah di semua dokumen penting lainnya.Bagaimana hari - hari ke depannya nanti saat ia akan menghadap penghulu.Saat Ningsih berhasil kembali mengambil Albi.ia di tuduh sebagai penculik.Tak ada kata pembelaan yang keluar dari mulutnya karena identitas sang anak telah di rubah total.Sang ibu kandung lah yang menjadi penyebab dari semua ini.Harta menjadi motif utamanya.Hari terbilang sukses dengan kariernya kini yang menjadi kepercayaan boss pemilik perusahaan tempatnya bekerja.Sang ibu tak menginginkan keluarga Ti
" Aden...sudah pulang " sapaan Pak Kimin pada tuan mudanya." Tadi ibu dan bapak pesan kalau Aden pulang katanya suruh telepon " tambah Pak Kimin dengan nada sopan." Hmmm..." Jawab Albi."Aden...mau kemana ?" Tanya Pak Kimin." Bawaannya banyak bener !" Pak Kimin merasa ada yang aneh melihat majikannya memasukkan baju ke dalam ransel besar ." Mau camping " jawab Albi asal ." Mau saya bantu ?"Pak Kimin menawarkan diri." Gak usah !" jawab Albi dengan nada ketus.Setelah memasukkan semua keperluan untuk di bawanya kini Albi segera bergegas meninggalkan rumah dan menemui Zahra yang sudah siap menunggunya di depan gerbang ." Let's go " Zahra kemudian menjalankan motornya." Siap " jawab Albi sambil mengunci helmnya." Kita mau kemana ?'' tanya Albi.
" Minggu ini aku mau bayar hutang !" Tulis pesan Albi pada Zahra." Hutang yang mana ?" Balasan pesan dari Zahra." Yang waktu makan pas turun dari kebun teh " Albi kembali mengirimkan pesannya." Yang itu...aku gak pernah menganggap itu hutang ! Udah santai aja !mending kumpulin tuh duit buat bayar kos " balasan pesan Zahra." Thank's ya " pesan untuk Zahra." Buat ?" Zahra mempertanyakan maksud pesan Albi." Buat semuanya karena sudah bantuin aku !" Albi menjawab maksud dari pesannya." Ya,sama - sama !"" Minggu ada acara gak ? Aku mau traktir kamu !" Pesan untuk Zahra." Ada acara keluarga ! Pamanku dari Sulawesi mau datang dan kita keluarga besar sudah lama gak ketemu " tulisan pesan Zahra." Oh...ok ! Lain waktu saja !" Balasan Albi untuk Zahra kemudian menutup pon
" nah ,ini nih cewek yang kemarin saya ajak ngobrol ?" Albi berjongkok degan Ridwan. " Kirain..." kini wajah muram Ridwan terlihat. " Gak usah di tekuk tuh muka ! Masih sama tetep jelek ! " Ledek Albi dengan polos. " Nah,bener gini bi,pagi- pagi biasakan datang kesini !" Albi seolah terus menagih rasa gorengan yang di buat Bi Ijah. " Iya den..." Jawab Bi Ijah dengan senang. Mereka pun memakan gorengan sebagai menu sarapan mereka di pagi hari.. Kini Albi sudah terbiasa dengan hidup nya sekarang dan sudah meninggalkan kebiasaan lamanya mewah tapi menipu dirinya sendiri. Setelah menyelesaikan sarapan paginya mereka pun kembali bekerja mengambil peralatan pertukangan . Albi kembali lagi pada Bi Ijah dan bertanya menanyakan alamat rumah Bi Ijah . " Bi...sekarang bibi tinggal dim
Albi pun masih terus berjalan mengikuti arahan warga yang tadi di temuinya. Hingga ia menemukan rumah yang di tujunya. "Rumahnya bagus ! Tapi,kenapa Bi Ijah masih berjualan keliling ya ! Mungkin ia punya alasan sendiri" Albi berbicara dalam hati karena merasa heran. Dilihatnya Bi Ijah sedang mengawasi beberapa cucu-cucunya di sekitaran teras rumahnya. " Assalammu'alaikum " sapa Albi dengan ramah . "Wa'alaikum salam " jawab Bi Ijah dengan ramah. "Eh...nak Albi ayo,sini masuk !"Bi Ijah dengan ramah mempersilahkan tamunya masuk. "Ganggu gak bi" tanya Albi pelan takut kalau kedatangannya mengganggu yang punya rumah. "Nggak ganggu ! Bibi senang nak Albi mau berkunjung kesini !" Jawab kembali Bi Ijah dengan ramah. "Sana...main sama yang lain dulu !" Bi ijah menyuruh cucu-cucunya