Share

Kau semakin jauh dariku Ma

   Telepon Randi berbunyi, Randi cepat mengangkat telepon yang tergeletak di meja ruang tamu itu.

"Hallo ?" Jawab Randi di telepon.

"Hallo, selamat siang pak, ini dengan pak Randi Setiawan ?" Tanya Karyawati toko diseberang telepon.

"Iya, betul mbak." Ujar Randi.

"Kami mau memberitahu, kalo pesanan bapak sudah jadi." Jelas karyawati toko .

"Oh, baik mbak, kalo begitu nanti saya datang mengambilnya, terima kasih kabarnya mbak." Jawab Randi.

"Sama sama pak." Jawaban dari karyawati toko. Randi lalu menutup teleponnya, wajahnya terlihat menyiratkan kesenangan.

   Ditoko perhiasan, sore itu Randi sedang melihat perhiasan yang dipesannya, mengamati nama ukiran yang ada dikalung dan cincin itu. Randi tampak wajahnya puas melihat hasil tersebut.

"Sudah bagus mbak." Ujar Randi.

"Baik pak." Ujar Karyawati toko dan menerima perhiasan itu untuk dipacking, lalu membuat nota pembayaran, Randi membayar dengan kartu kreditnya.

   Setibanya dirumah, Randi langsung mencari tempat aman untuk menyembunyikan perhiasan yang sudah dibungkus kado yang rapi dan cantik itu. Dia berfikir dimana harus meletakkan barang tersebut agar tidak diketahui istrinya. Dewi keluar dari kamarnya, melihat Dewi, Randi menegurnya.

"Mama udah pulang Wi ?" Tanya Randi.

"Belum." Jawab Dewi, lalu melangkah ketaman untuk bermain dengan kucing kucingnya.

   Randi melihat jam dinding, jam 17:15 wib, Randi menghela nafasnya, lalu melangkah keruang tamu, dia berjalan menuju ke aquarium kayu jati yang ada disitu, lalu membuka lacinya, dia meletakkan bungkusan kado itu dilaci aquarium.

Randi yakin, Yana tidak akan tahu kalau dia menyimpan kado tersebut dilaci aquarium, karena selama ini Randi tahu, kalau Yana tidak pernah menyentuh aquarium apalagi membuka lacinya, karena Yana tahu laci meja aquarium itu hanya di isi makanan ikan arwana saja, tidak ada barang lain yang disimpan di laci itu. Randi pun tersenyum bahagia.

"Tinggal satu lagi yang aku persiapkan, setelah itu, tinggal tunggu hari H nya." Ujar Randi , lalu ia duduk di sofa, mengambil handphonenya, lalu menelpon seseorang.

"Hallo, selamat sore, saya Randi Setiawan Klaten, yang tadi order buket dan souvenir keramik kacanya mas." Jelas Randi .

"Oh iya, bagaimana pak Randi ?" Jawab karyawan.

"Mas, kalo misalnya pesanan saya itu diantar tepat pas tanggal yang saya tentukan bisakah ?" Tanya Randi memastikan pada karyawan.

"Oh bisa pak, bapak tinggal kasih tau saja mau kapan kami kirimkan setelah selesai, ukiran souvenirnya yang agak lama pak, karena bentuknya unik yang bapak mau, kemungkinan selesai ya pas di bulan yang bapak mau diantar." Jelas karyawan pada Randi.

"Iya , gak apa mas, gak usah buru buru, yang penting hasilnya maksimal dan bagus, serta indah, karena ini hadiah special yang akan saya berikan untuk seseorang yang Saya cintai." Jawab Randi.

"Siap pak." Kata karyawan itu di handphonenya.

"Untuk tanggalnya nanti saya kabari lagi ya, sekalian mungkin saya datang ke tempat masnya buat liat proses pembuatannya." Ujar Randi menjelaskan.

"Baik pak." Jawab Karyawan.

Randi lalu menutup teleponnya. hatinya lega, karena semua yang direncanakannya berjalan lancar.

   Malam itu terasa sangat dingin sekali, jam di dinding menunjukkan pukul 21:00 wib. Yana belum juga pulang dari pergi pagi, Randi mencoba menelpon Yana, tidak diangkat, Randi mencoba telepon berkali kali tapi tidak juga diangkat. Dia akhirnya mengirim pesan via wa ke Yana.

"Kamu kemana aja sih Ma, sampe malam begini belum pulang juga.

Kebiasaan jadinya Kamu, tiap hari pergi pulang tengah malam!"

"Pergi bilang gak kan sampe malam, taunya ngelayap sampe malam." Randi mengirimkan pesan. Pesan diterima dan terbaca. Terdengar bunyi nada wa, Randi mengklik pesan dari Yana.

"Aku sedang neduh di rumahnya mbak Lastri, kalo hujan reda aku pulang." Jawab Yana dipesan wa Randi.

"Kamu sebenarnya kemana sih ? kok kayaknya kamu sekarang ada yang dirahasiakan dariku ?" Ujar Randi.

"Sebagai istri itu , wajib kasih tau ke Suami mau kemanapun pergi, gak pulang tengah malam tanpa izin Suami!"

"Kalo kamu begini terus , artinya kamu gak anggap suami kamu ada!" Jelas Randi ke Yana. Tidak ada balasan dari Yana.

Randi mengirim pesan lagi.

"Kalo sore Kamu udah pulang pastinya gak kan kehujanan, udah tau tiap sore sampe malam di sini hujan, masih juga keluyuran sampe malam malam, nyiksa diri kamu itu, gak ada manfaatnya!" Ujar Randi dalam pesan yang dikirimnya lagi pada Yana. Tidak ada balasan dari Yana. Randi mengirim lagi pesan.

"Sejak kamu ikutan kelompok sepeda sama ibu ibu erte, kok jadi berubah sikapmu aku rasakan ya ?"

" Kamu semakin jauh dariku !" "Apalagi sejak kamu akrab dengan mbak Lastri ."

"Ada apa sih ma ?" Randi mulai mengeluarkan uneg2 nya kepada Yana, isi kepalanya yang mulai menaruh kecurigaan diutarakannya kepada Yana.

Yana tidak juga membalas, hanya membaca pesan pesan yang dikirim Randi. Itu membuat kesal Randi. akhirnya Randi pun melangkah ke kamarnya, menutup pintu kamar, dan merebahkan tubuhnya di kasur.

Wajah Randi terlihat muram, dadanya sesak, jantungnya berdetak, tiba tiba Randi ingin muntah, buru buru dia turun dari tempat tidurnya, ia pun berlari kekamar mandi yang ada didalam kamarnya, Randi muntah .

Randi melangkah terhuyung, dia berhenti melangkah, satu tangannya menyender di dinding kamar, tangan satunya memegang kepalanya, menahan sakit yang sangat luar biasa.

Randi memaksa untuk melangkah, ia terhuyung, linglung dan akhirnya terjatuh pingsan dikamar. Tidak ada yang mengetahui Randi pingsan dikamar itu.

   Randi menatap Layar monitor yang ada di ruangan dokter yang memeriksa sakitnya, Randi tampak terdiam melihat hasil CT Scan Otaknya, dimana dalam photo scan tersebut menunjukkan bahwa Randi memiliki penyakit tumor otak yang sudah memasuki stadium 2 .

"Adakah solusi untuk mengobati penyakit saya ini Dok ?" Tanya Randi kepada Dokter.

"Operasi pak."

"Operasi merupakan cara utama untuk mengobati tumor otak bapak."

"Pada jenis pengobatan ini, saya akan mengangkat seluruh atau sebagian jaringan tumor yang mungkin bisa diangkat, tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya." Jawab Dokter menjelaskan pada Randi. Randi terdiam menatap Dokter, Dokter melanjutkan kembali penjelasannya.

"Tapi, operasi pengangkatan tumor juga memiliki beberapa risiko pak, seperti infeksi dan pendarahan. Umumnya, risiko bergantung pada lokasi tumor di otak." Jelas Dokter pada Randi. Randi terdiam mendengarkan semua penjelasan Dokter padanya.

"Saya menjelaskan ini kepada bapak, agar bapak paham situasi dan kondisinya." Ujar Dokter.

"Resiko apa yang akan terjadi Dok?" Tanya Randi pada Dokter.

"Contoh kasusnya seperti operasi pengangkatan tumor yang terletak di dekat saraf yang terhubung dengan mata, akan berisiko menyebabkan pasien mengalami kebutaan setelah menjalani operasi." Dokter menjelaskan pada Randi. Randi kaget mendengar penjelasan Dokter tersebut.

"Artinya, tidak ada harapan untuk sembuh?" Ujar Randi lemah. Dokter menatap wajah Randi, berusaha menenangkan dan menghibur Randi yang tampak sedih.

"Jika prosedur operasi bapak rasa terlalu beresiko, saya menyediakan berbagai pilihan lain atau alternatif pengobatan yang lebih aman untuk mengatasi kondisi bapak ini." Ujar Dokter menenangkan Randi.

"Apa alternatifnya dok ?" Tanya Randi pada Dokter dengan wajah lemah.

"Terapi radiasi atau radioterapi. Itu dilakukan dengan memancarkan radiasi berkekuatan tinggi, seperti sinar X atau proton, atau brakiterapi untuk membunuh sel tumor."

"Atau dengan kemoterapi pak."

"Sama seperti radioterapi, kemoterapi juga umumnya dilakukan setelah operasi untuk membunuh sisa sel tumor yang tidak terangkat. Jenis pengobatan ini dilakukan dengan menggunakan obat-obatan, baik dalam bentuk pil minum atau intravena." Jelas Dokter pada Randi. Randi mengangguk paham atas penjelasan Dokter .

"Baiklah Dok, saya akan mengikuti saran terbaik dokter tersebut." Ujar Randi.

"Baiklah pak Randi, Saya akan meresepkan beberapa obat-obatan, untuk mengurangi pembengkakan di sekitar tumor, pereda nyeri, dan antikonvulsan (antikejang), Obat-obatan tersebut nantinya guna membantu mengatasi gejala yang muncul." Ujar Dokter.

"Baik Dok. Terima kasih." Ujar Randi.

"Baiklah, untuk selanjutnya, saya akan membuat jadwal kapan pak Randi mulai menjalani terapi yang saya sarankan sebelum operasi." Dokter menyerahkan kertas yang bertuliskan resep obat obatan. Randi menerimanya.

"Diminum yang teratur obat obatan yang saya berikan ya pak." Ujar Dokter mengingatkan Randi.

"Baik Dok."

"Kalau begitu, saya pamit dulu. permisi dok. terima kasih." Randi menjabat tangan Dokter, Dokter berdiri dari duduknya mengantarkan Randi hingga ke pintu keluar, Dokter menepuk bahu Randi dan tersenyum.

"Semangat pak Randi." Ujar Dokter memberikan semangat pada Randi, Randi tersenyum mengangguk pada Dokter.

"Baik Dok." Jawab Randi mantap, Lalu Randi berlalu dari hadapan dokter yang lantas menutup pintu ruang prakteknya.

   Langit siang itu tampak sangat cerah, awan awan bergerak seirama, terlihat indah, Randi tampak berdiri di sebuah jembatan penyeberangan, disisi jembatan, menengadahkan kepalanya ke Langit, menatap Langit tersebut. Air mata Randi tanpa sadar mengalir dari kedua matanya, Randi berusaha tegar atas apa yang sedang dialami pada dirinya, dia menghela nafasnya, lalu dengan sikap tekad kuat , dia melangkah menuruni jembatan penyeberangan tersebut.

   Bel Rumah berbunyi, Dewi bergegas membuka pintu rumahnya, tampak Randi berdiri di depan pintu rumah.

"Assalamu'alaikum." Randi memencet bel sambil mengucapkan salam. Terdengar suara Dewi menjawab salam dari dalam rumah.

"Waalaikumu'salam." Jawab Dewi dari dalam rumah. Dewi membuka pintu rumah.

Randi masuk kedalam rumahnya, Dewi menutup pintu rumah nya kembali.

"Mama udah pulang Wi ?" Tanya Randi kepada Dewi, Dewi menjawab singkat seperti biasanya kepada Randi.

"Belum." Jawab Dewi . Randi mengangguk, lalu melangkahkan kakinya ke kamar.

   Keesokan paginya, Randi tetap melaksanakan aktifitas yang sudah dikerjakannya sehari hari untuk membersihkan rumahnya.

Randi selesai mengganti pasir kucing dan memberikan makanan kucing kucingnya, lalu mencuci tangannya di westafel dapur.

Yana keluar dari kamar sudah berpakaian rapi.

Randi melihatnya tersenyum. Mencoba untuk bersikap ramah pada Yana.

"Sudah rapi Ma, mau kemana ?" Tanya Randi.

"Ada urusan sama mbak Lastri." Yana menjelaskan pada Randi. Randi mengangguk dan tersenyum manis pada Yana yang tampak cuek padanya.

"Semalam pulang jam berapa ?

Papah gak tau Mama pulang, karena lelah dan ngantuk banget." Tanya Randi pada Yana.

"Jam 9 malam." Jawab Yana singkat. Randi tersenyum kecil mendengar jawaban Yana, dia tahu Yana berbohong padanya, namun dia berusaha agar tetap bersikap tenang didepan Yana.

"Aku pergi dulu, nanti makan siang aku order." Ujar Yana.

"iyaa." Jawab Randi.

Yana melangkah, namun Randi tersadar dan memanggilnya. Langkah Yana terhenti karena dipanggil Randi.

"Ma..."

"Tolong nitip beli makanan kucing sama pasir ya , udah habis semua." Ujar Randi.

"Nanti aku order di petshop langganan biar diantar." Jawab Yana.

"Iya." Ujar Randi.

Yana lantas bergegas membuka pintu samping taman, melangkah ke garasi rumah, suara mesin motor Yana berbunyi, pintu garasi dibuka, lantas motor Yana terdengar berlalu keluar dari dalam garasi rumah.

Randi datang ke garasi, lantas menutup pintu garasi rumahnya sambil melihat kepergian Yana yang begitu saja.

Randi lalu kembali masuk kedalam rumahnya.

   Bel rumah berbunyi, Randi bergegas membuka pintu rumahnya, tampak driver ojol berdiri di depan pintu dengan memegang bungkusan berisi makanan.

"Atas nama bu Yana ?" Tanya Driver ojol itu.

"Iya betul." Jawab Randi. Driver menyerahkan bungkusan berisi makanan tersebut.

"Terima kasih mas." Ujar Randi.

"Sama sama pak." Jawab Driver ojol lalu pergi, Randi menutup pintu rumahnya kembali. Dia meletakkan bungkusan berisi makanan tersebut di meja makan, membuka satu persatu bungkusan kotak makanan yang berisi ayam geprek, ada 3 kotak.

Randi lalu mengambil 1 kotak untuknya, dan menyimpan 2 kotak lagi untuk kedua anaknya, Sekar dan Dewi.

Randi lalu memakan ayam geprek tersebut.

   Adzan ashar berkumandang, Randi melangkah ke arah taman, ketempat wudhu, saat Randi hendak mengambil wudhu, Terdengar bel rumah berbunyi. Dia bergegas melangkah, sekilas Dia melihat ke monitor cctv yg ada di meja samping televisi.

terlihat dari cctv seorang kurir pengantar makanan kucing dari petshop yang biasa mengantar, Randi lalu bergegas menuju pintu samping taman, membuka pintu, lalu melangkah ke arah garasi rumah.

Randi membuka pintu garasi rumahnya, lalu keluar melihat kurir petshop.

"Dari sini aja mas." Ujar Randi pada kurir. Kurir melihat Randi yang berdiri didepan garasi rumah, lalu Kurir bersiap mengangkat karung pasir.

"Iya, letakkan di sini aja mas, biar nanti saya yang rapikan." Ujar Randi. Kurir mengangguk, lalu meletakkan karung pasir di dalam garasi, disamping dekat pintu garasi.

Randi melangkah keluar menuju motor kurir dan mengambil 1 karung dan mengangkatnya, membantu kurir.

3 karung berisi pasir sudah tergeletak di garasi, kurir lalu memberikan bungkusan besar berisi makanan kucing.

"Sudah semua ya pak." Ujar Kurir.

"Iya, Sudah ditransfer istri saya biaya nya seperti biasa kan mas." Jelas Randi.

"Iya pak."

"Didalam plastik makanan itu ada kwitansinya pak." Ujar kurir pada Randi.

"Terima kasih mas." Ujar Randi.

"Iya pak." Jawab kurir lalu melangkah ke motornya, menyalakan mesinnya, lalu pergi dari pandangan Randi yang lantas menutup pintu garasi.

Randi pun mengangkat karung karung pasir itu satu persatu dan meletakkannya di samping kandang besar yang ada di ruangan samping garasi rumah.

tempat yang memang biasa disediakan untuk menyimpan karung karung pasir kucing dan stock makanan makanan kucingnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status