Angga masih belum sadarkan diri. Tubuhnya terbaring lemas di tempat tidur rumah sakit, tanpa tanda-tanda kesadaran. Wajahnya pucat, mencerminkan kelelahan yang mendalam. Meskipun begitu, tatapannya tampak gelisah, seolah-olah ia berada dalam dunia yang samar-samar di antara kesadaran dan mimpi.
Sistem mengusir kesadarannya dari tubuhnya. Menurut sistem, tubuhnya sedang diupgrade agar konstitusinya lebih cocok untuk menjadi dokter bedah. Jika kesadarannya tetap bertahan di tubuhnya, dia akan merasakan daging dan otot yang terkoyak serta rasa sakit mematahkan tulang berulang-ulang.Monitor detak jantung terus memantau detak nadinya, mengisi ruangan dengan bip-bip yang teratur, menambah ketegangan di udara."Angga cepatlah bangun, jika tidak, semua pencapaianmu akan diambil orang lain." Suara Joshua begitu lirih mencoba membangunkan sahabatnya itu.Kekhawatiran di mata Joshua tak tersamarkan. Tiba-tiba pintu terbuka dan seorang perawat muda yang cantik masuk."Bagaimana keributan antar para direktur? Apakah sudah selesai?"Perawat yang juga merupakan sumber gosip rumah sakit dan juga kekasih Joshua sejak dua minggu lalu itu pun menjawab, "Apanya yang selesai? Keributan semakin memanas. Ini tidak akan selesai dalam waktu dekat, temanmu ini benar-benar akan dijadikan kambing hitam. Tsk tsk tsk."Siska menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kasihan sambil menatap ranjang tempat Angga terbaring. Awalnya, mereka berdua hanya berbisik dan bertukar kata-kata pelan. Namun, seiring berjalannya waktu, obrolan mereka menjadi semakin intim, hingga akhirnya keduanya terlarut dalam suasana yang semakin ambigu. Mereka mulai beradu lidah, tanpa menyadari bahwa kesadaran Angga telah menonton semuanya dalam diam.Bah, bah, bah!!! Teman macam apa ini. Bagaimana bisa dia bermesraan di bangsal rawat ketika temannya terbaring tak sadarkan diri.Angga benar-benar ingin memaki Joshua, namun kesadarannya kembali ditarik oleh sistem.Ding!Tubuh fisik Host telah menerima peningkatan.Berikutnya adalah peningkatan kemampuan teknis, peningkatan dimulai!!Ngiiiiiing..................."Operasi pengangkatan tumor pankreas berjalan dengan sukses. Saat ini, pasien sedang dalam tahap pemulihan di ruang operasi." Suasana di ruang tunggu menjadi sedikit lebih ringan, meskipun kecemasan masih bergelayut di udara.Pihak keluarga yang tadinya cemas kini bisa merasa sedikit lega."Siapa penanggung jawab untuk mendatangkan Profesor William? Saatnya mereka melakukan perhitungan!! Apakah karena kami hanyalah awam di industri medis jadi mereka bisa sesuka hati. Menerima uang tapi melalaikan pekerjaan. Jika penjelasannya tidak memuaskan, maka aku akan menarik semua dana penelitian pada rumah sakit ini."Dokter yang menyampaikan kabar tidak menyangka respon dari keluarga pasien akan begitu keras, dia hanya mengangguk dan bergegas berlari menyampaikan kata-kata keluarga pasien.Ketika pesan dari dokter yang menjadi kurir informasi itu tersampaikan. Petinggi dan direktur yang awalnya dipenuhi kemarahan untuk saling menyalahkan kini memiliki ekspresi muram yang seragam."Siapa yang awalnya memutuskan untuk mengundang Profesor William untuk operasi ini?""Ya, ini aku!! Apa yang ingin kau katakan? Bukankah tadinya kau memujiku karena koneksi yang luas sehingga aku memilliki kontak Profesor William? Mengapa sekarang kau menargetkan ku? Apakah menurutmu aku begitu mudah ditindas?"Keduanya dalam posisi jabatan yang setara, tidak mungkin menyalahkan satu sama lain. Rasa tidak suka diantara keduanya hanya bisa ditahan untuk saat ini."Dealer alat kesehatan dan pihak keluarga donatur penelitian terbesar di rumah sakit sedang menunggu penjelasan. Jangan Bertengkar!!! kita harus memikirkan jalan keluarnya untuk saat ini!""Kita tidak bisa menyalahkan Profesor William, pekerjaan utamanya adalah dokter Keluarga Kerajaan. Ini hanyalah situasi yang tidak terduga, tidak perlu ada yang disalahkan."Merasa posisinya bisa tetap aman, semua orang hanya memberi anggukan halus."Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana mungkin aku sebagai kepala direktur rumah sakit, tidak mengetahui bahwa ada bakat yang mampu melakukan operasi setingkat ini, tapi bekerja di rumah sakit ini dengan tidak mencolok?""Huang Danfu!! Sebagai penanggung jawab personalia, kau harus menjelaskannya padaku!!"Huang Danfu yang namanya disebutkan merasa dia hampir mati. Tidak mungkin ia melimpahkan kesalahan kepada Dokter Billy. Ayahnya adalah Direktur Departemen penyakit dalam, dan dia juga masih memiliki paman, seorang direktur Departemen bedah umum.Menggertakkan giginya dan menguatkan hati, akhirnya ia menjawab, "Dokter Angga memiliki kepribadian yang buruk. Dia tidak disiplin dan suka mencari masalah di departemen. Bahkan, ia sudah beberapa kali mencuri pasien dari rekan sejawat lainnya. Dia hanya melakukan apa yang dia mau. Jika tidak begitu, mana mungkin dokter berbakat sepertinya masih tidak memiliki mentor!"Huang Danfu memutarbalikkan fakta antara Angga dan Billy, sejujurnya hati nuraninya merasa bersalah. Tapi dia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri dan berulang kali meminta maaf kepada Angga di dalam hatinya.Dokter Angga maafkan aku. Jika kau ingin menyalahkan seseorang, salahkan lah dirimu sendiri mengapa dapat menyinggung setan kecil seperti Dokter Billy. Batin pimpinan personalia dengan pahit.Dengan sigap semua informasi Angga kini tersaji, kasus dua operasi usus buntu yang ditangani Angga hari ini menjadi topik diskusi. Para pimpinan dan direktur kini dapat lebih mempercayai kata-kata pimpinan personalia."Benar-benar tidak disiplin... " Seorang dokter senior berkata dengan kecewa.Bahkan mampu mencuri pasien dari Dokter Billy yang memiliki Ayah dan Paman sebagai pendukung."Dokter Angga ini benar-benar sangat mengacau. Sayang sekali bakat seperti itu berada di tangan orang yang tidak beretika."Kebanyakan orang yang membaca informasinya tampak kecewa. Namun ayah dan paman dari Dokter Billy kini berwajah hitam. Tentu saja mereka lebih tahu watak Billy daripada orang yang hadir ini. Huang Danfu bisa menipu orang lain tapi tidak mungkin untuk menipu keduanya.................Cahayanya terlalu kuat, lebih menyilaukan dibandingkan melihat langsung ke matahari tengah hari. Itulah yang dipikirkan Angga ketika sistem kembali menarik kesadarannya.Apa yang sedang terjadi? Apakah ini ilusi?Kenangan yang tak terhitung jumlahnya mengalir dari benak Angga, dari masa kanak-kanak hingga dewasa, beberapa di antaranya telah dia sendiri lupakan. Pada saat ini, hal itu tampak sangat jelas dan nyata.Rasanya hanya sedetik, dan sepertinya bertahun-tahun telah berlalu. Lautan ingatan menjadi tenang, dan pada saat yang sama, sebuah suara muncul di telinga Angga.Ding!Peningkatan fisik adalah hadiah sistem, diharapkan Host akan tetap menjaganya selalu dalam kondisi prima.Peningkatan teknis adalah kerja keras Host sendiri. Sistem memberikan waktu pelatihan tanpa batas hingga Host mencapai hasil optimal.Pemberitahuan!! Sistem dan dunia luar memiliki aliran waktu yang berbeda.Peningkatan teknis, Mulai!!...Saat kesadarannya dapat kembali memasuki tubuh, beban berat di benak Angga akhirnya bisa dilepaskan.Sistem tidak membohonginya. Dia akhirnya kembali.Menatap jam dinding, ternyata hanya 10 jam berlalu. Di dalam sistem sepertinya dia telah berlatih 10 tahun tanpa henti.Pengetahuan dan tingkat teknis antara sebelum dan sesudah pingsan terlalu jauh. Angga sangat bersyukur dia lah yang dipilih sistem.Merasakan ada pergerakan di tempat tidur, Joshua yang tertidur di kursi tepi tempat tidur pun terbangun."Oh Angga, kau akhirnya bangun." Suaranya terdengar begitu mengantuk."Mungkinkah kau menunggu disini semalaman?" tanya Angga penasaran."Yo! Siapa lagi yang akan menjagamu jika bukan aku, sang sahabat sejati!!" Joshua berdiri dan menepuk-nepuk dadanya bangga.Teringat adegan sepasang kekasih sebelumnya, meski terpaut ruang waktu yang panjang, Angga tetap mengingatnya."Cih, sahabat sejati? Sebelum mengatakan itu kau sebaiknya mencari cermin, Josh. Dengan bibir yang dipenuhi lipstik seperti itu, aku curiga kau kelelahan bukan karena menjaga di bangsal."Mendengarkan ejekan Angga, Joshua segera mengelap kasar wajah dan bibirnya. Baru saja dia akan mengelak memberi alasan, Angga sudah berjalan menuju pintu."Aku lapar Josh, ayo kita makan."...Setelah menikmati sarapan, keduanya kembali mengobrol."Jadi Josh, dari yang kau sampaikan, aku tidak mendapat pujian dan malah menerima hukuman?" Angga terkekeh penuh ironi."Ya, menurut informasi yang di dapat Siska, kau akan ditangguhkan setidaknya satu bulan. Mereka akan menginspeksi ketidakdisiplinan mu. Hukumannya kemungkinannya adalah mengurangi jumlah pasien bedahmu atau memindahkanmu ke poliklinik rawat jalan."Angga hanya mengangguk ringan tanpa ekspresi berarti lalu menyampaikan keputusannya pada Joshua."Kalau begitu, aku akan segera mengajukan surat pengunduran diri." Angga menyampaikannya dengan tersenyum.Joshua yang sedang makan hampir menjatuhkan sendoknya mendengar keputusan Angga. Dia tahu seberapa Angga menyukai bedah dan betapa Angga membutuhkan pekerjaan dan menghasilkan uang."Angga, kau ti--"Angga memotong kata-kata Josh, "Tidak perlu menghawatirkan ku, Josh. Aku memiliki rencanaku sendiri."Diakhiri dengan nada geli, Anggap tersenyum melihat reaksi Joshua.Angga yang dulu mungkin hanya akan terus menahan rantai penghinaan ini, tapi Angga yang akan beralih bidang bedah dan telah terberkati sistem tentu memiliki rencana lain.Kini, perjalanan yang berliku ini telah membentuknya menjadi seseorang yang tak lagi gentar menghadapi ujian berat dan peningkatan dari sistem telah melandasi kepercayaan dirinya.Dengan tekad yang bulat, Angga tidak sabar untuk melihat reaksi negatif Billy ketika saatnya tiba. Itu akan menjadi titik balik dalam hidupnya, dan Angga siap untuk mengukir keberhasilan di tengah keraguan dan ejekan.----------------Tuan Alan duduk di kursi dekat Billy dengan wajah yang mencerminkan kekhawatiran dan ketidaksetujuan. Rambut putihnya yang berantakan memberikan kesan kelelahan, seolah mencerminkan beban yang diemban oleh lelaki tua tersebut. Dengan tatapan tajam, ia mengamati cucunya yang masih terguncang oleh ledakan emosi.Menghela napas lelah, lelaki tua berambut putih bertanya, "Ada yang salah dengan fokusmu, Nak. Apa urusan operasi ilegal bocah itu dengan pertumbuhan kemampuan bedahmu?"Suara Tuan Alan terdengar lembut, namun terdapat kelelahan yang mendalam di dalamnya. Pertanyaannya mencerminkan kebingungan dan keprihatinan terhadap perasaan Billy yang begitu terpolarisasi terhadap Angga.Walaupun merasa tidak menyenangkan, Tuan Alan tetap mengatakan penilaiannya, "Selalu menyalahkan orang lain membuktikan bahwa kau tidak sehat secara mental, Billy.” Tuan Alan menghisap udara malam dan berkata dengan tenang.Meski Billy tengah terombang-ambing dalam gejolak emosional, kehadiran dan kata-kata
"Apakah kau merasa lebih baik dari Ayahmu atau penanganan bedah yang tidak kompeten, aku tidak akan mengatakan banyak hal. Tapi setidaknya kau tau, kau memang tidak lebih baik dari bocah miskin yang kau ganggu itu."Ketika kata-kata keras dari kakeknya mencapai telinga Billy, suasana hatinya terasa hancur. Dengungan tumpul yang mengiringi pernyataan itu membuatnya merasa seperti terdampar di samudra keputusasaan. Semua ambisi dan tekadnya seakan-akan menguap begitu saja. Perasaan hampa dan keputusasaan merayapi pikirannya, membuatnya meragukan dirinya sendiri.Seperti telah terkena vonis mati, semua ambisi dan tekadnya untuk belajar hampir habis.Dengan bayangan Angga yang semakin menghantuinya, Billy merasa kehilangan semangat dan ambisinya. Apakah selama ini usahanya hanya sia-sia? Apakah benar bahwa dia tak lebih baik dari "bocah miskin" yang kini memenangkan persaingan?Berarti level diriku tidak sebaik Angga, apakah aku akan tetap berkompetisi di masa depan? Bersaing tanpa hasil!
Sebelum berpisah setelah melakukan operasi usus buntu secara simultan, Akademi Ling memberi pesan pada Angga untuk tidak hanya berfokus pada kemampuan bedah. Berulang-ulang Sang Guru mengingatkan akar mempelajari biokimia darah dan ion.Karena beberapa faktor, Angga mengira mungkin karena permasalahan adik Agatha sehingga gurunya lebih perhatian.Tapi ternyata tuntutan Sistem bahkan lebih ekstrem!kini bukan hanya masalah biokimia darah dan ion saja, perubahan hormon dan berbagai reaksi ikut dijejalkan Sistem kepada Angga.Angga merasa aneh, tapi ia yakin Sistem pasti tidak berniat buruk.pada akhirnya lagi-lagi ia terlalu dalam ritme pembelajaran yang akan menembus dimensi baru yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya...........Angga, yang tenggelam dalam fokusnya pada bidang baru, tidak menyadari dampak besar siaran langsungnya. Di seluruh negeri, banyak dokter muda terinspirasi oleh siaran tersebut. Materi pembelajaran yang disajikan begitu komprehensif dan detail, tanpa disadar
Dengan langkah mantap, Angga mengambil pesan antar dengan cermat, memilih koridor jalanan dengan terampil tanpa kendala berarti. Segera setelah dia tiba di apartemen mereka yang nyaman, dia merasakan ketenangan yang akrab dari rutinitas sehari-hari.Namun, saat pintu apartemen terbuka, keheningan yang menenangkan itu terasa agak mencurigakan. Angga meniti langkahnya dengan hati-hati di sepanjang lorong, matanya mencari tanda-tanda keberadaan Agatha. Namun, tidak ditemukan bayangan Agatha. Sekilas, pandangannya tertuju pada sepatu dengan hak 3 inci yang tergeletak dengan anggun di lantai. Sentuhan feminitas yang khas dari sepatu itu tak dapat disangkal. Sebuah bukti yang tak terbantahkan: Agatha telah kembali."Mungkin Agatha sedang mandi atau berganti pakaian?" gumam Angga dengan suara yang hampir terdengar samar di tengah keheningan apartemen yang sepi, membenamkan dirinya dalam spekulasi sederhana. Dengan gerakan ringan dan teratur, Angga menempatkan kantong-kantong dari kotak maka
Suara yang terdengar di telinga Joshua semakin buruk."Hey Angga, kau bukan anjing, berhenti menggigit! Berhenti, ah~"Yang menanggapi teriakan Agatha hanya suara geraman.Di saluran lain, Joshua sudah kembali dari rasa keterkejutannya, kini ia sedang memikirkan Angga yang sedang membuat Agatha kewalahan.Tingkah laku temannya itu sangat kekanakan-kanakan, namun berpikir lebih jauh, sepertinya wajar karena ini pengalaman baru untuknya.Joshua terus membatin, Tapi, apakah awalnya Angga ingin pamer ketika mengirim pesan?Sampai pada kesimpulan ini, Joshua berkeringat dingin. Dengan wajah seperti apa dia akan menghadapi Angga dimasa depan?Setelah jebakan hormon ini berlalu, semuanya akan menjadi canggung.Joshua benar-benar menyesali provokasinya kepada Angga di masa lalu yang menggodanya karena telah melajang sejak lahir. Hal ini mungkin menyebabkan temannya itu sekarang menjelma menjadi seperti remaja impulsif ketika memiliki pasangan. Tidak sabar untuk pamer.Mengusap wajahnya kasar,
"Jika kau menganggap aku melakukan semuanya untuk pertunjukan, akan ku buktikan padamu, disini, tanpa orang lain menonton, sejauh apa aku bisa melakukannya!"Tak terduga, suasana di mobil menjadi tegang ketika Agatha, dengan tangan gemetar, mencoba melepas gesper sabuk pengaman Angga. Sesuatu yang seharusnya menjadi tindakan sederhana berubah menjadi momen yang menyulitkan. Entah bagaimana kejadiannya, tombol buckle yang seharusnya mudah dilepaskan menjadi macet, menghancurkan momen Agatha yang baru saja mendominasi di dalam kendaraan.Gesekan kecil dari gesper sabuk seolah memperbesar ketegangan di dalam mobil. Angga memandang Agatha dengan linglung. Sementara itu, Agatha berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menyelesaikan situasi yang tiba-tiba memalukan ini, tetapi setiap usaha tampaknya hanya membuat gesper semakin terjebak.Dihadapkan dengan mata Angga yang tak fokus dan posisi mereka yang cukup ambigu, Agatha yang ingin menghilangkan rasa malunya, mendapat kilasan inspirasi, "Ang