Share

Bab 4 : One Night Stand

Author: Shasha Afin
last update Last Updated: 2024-05-07 17:11:58

“Tetaplah disini! Kalau ada yang pergi, seharusnya orang itu ialah Aku,” Qiara menghapus perlahan air matanya dan tersenyum memandang Vince. 

“No, Qiara! Ok, aku gak akan pergi. Kita sama-sama di sini ya. Bahaya jika kamu pergi saat kamu masih mabuk seperti ini!” 

“Ihh, kamu baik banget, aku jadi grogi!”

Bisa-bisanya Qiara merubah reaksi nya secepat itu. Mukanya yang putih sampai kemerahan karena lagi blushing. Keadaan yang tadi nya penuh haru kini bertukar dengan adegan Vince menjitak dahi Qiara. Qiara mendengus kesal sambil mengusap dahinya. Setelah itu dia tersenyum dengan penuh jahil memandang vince yang kembali memasang wajah dinginnya. 

Cup!

Qiara mengecup bibir Vince. Walaupun kaget Vince tak kunjung melepaskan malah ia turut membalas ciuman dari gadis yang baru saja ia kenali itu. Entah mengapa ia merasa nyaman bersama Qiara. Tak lama kemudian Vince yang sudah tak bisa membendung nafsunya yang sedang membuak-buak, mengangkat Qiara ala bridal style menuju ke kamarnya. 

“Idih, kasar amat bang, tapi adik suka kok diginiin sama abang!” 

“Emang udah sah benar-benar mabuk kamu ya. Tapi kamu harus tanggung jawab karena telah membangunkan adik yang udah aku jaga dengan baik selama ini! 

“Yah beruntung ke aku dong yang mendapatkan keperjakaan kamu!” 

“No comment,” 

“Ih, menyebalkan banget sih kamu jadi lelaki. Gak bisa apa romantis dikit kek!”

“Romantis kayak gini maksud kamu?” 

Vince membuka baju Qiara secara perlahan-lahan sambil mengecup mulut dan tubuh gadis itu berkali-kali. Qiara merasa dirinya bagaikan sedang terbang ke langit. Sungguh perlakuan manis lelaki yang berwajah dingin itu mampu membuat dirinya rasanya seakan sedang melayang-layang. 

Awalnya Qiara memang tidak ingin membuat harga dirinya menjadi serendah ini. Akan tetapi bayangan pengkhianatan dari sang kekasih yang sentiasa terngiang-ngiang di otaknya memaksa dirinya melakukan ini. Pada akhirnya malam itu keduanya sama-sama melepaskan keperawanan dan keperjakaan yang masih tersegel selama ini. 

“Seperti inilah keadaan ketika aku memergoki kekasih dan sahabat baikku sendiri di kamar Hotel VCE malam ini tadi! Ah ternyata begini ya rasa nikmatnya. Pantas saja lelaki bangsat itu lebih memilih wanita ular itu!”

“Sstt! Tidak perlu bahas tentang orang-orang yang nggak penting itu untuk malam ini!” Vince mengusap air mata Qiara dan setelahnya keduanya tetap melanjutkan permainan panas hingga keduanya sama-sama merasa puas. 

Malam yang panjang telah berganti siang. Qiara yang sedang tidur dengan pulasnya terbangun ketika terasa cahaya matahari menyinari di wajahnya yang putih. Dengan mata yang masih terpejam, ia memaksakan dirinya untuk duduk. 

“Jangan bilang kamu masih mabuk dan pengen menetap di sini lagi,” ujar Vince dengan wajah yang datar dan tak berperasaan 

Qiara yang merasa kaget setelah mendengar suara lelaki yang tak ia kenali itu sontak membuka matanya. Matanya yang sipit perpaduan dari mamanya yang orang asia manakala papanya orang bule membulat dengan sempurna melihat lelaki tampan memakai piyama yang sedang duduk di kerusi sambil menghirup kopi yang ada di tangannya.

“Kamu siapa? Aaaaaa, Mama, Papa ada orang masuk ke kamar aku dan telah memperkosa aku!” 

“Yang ada malah kamu yang memperkosa aku,” 

“Jangan asal ngomong ya kamu! Keluar, keluar kamu dari kamar aku! Mama dan Papa kemana sih? Kok bisa mereka membiarkan lelaki sembarangan masuk ke kamar anaknya!”

“Nanti kalau udah sadar, temui aku di dapur!” 

Vince dengan wajah yang dingin sedingin kulkas berlalu meninggalkan Qiara yang mulai mengoceh sendirian. Sudah cukup ia merasa frustasi karena telah menodai Qiara semalam. Bagaimanapun juga Vince bukan lah tipe laki-laki yang akan lari setelah melakukan kesalahan. 

“Aduh, ini kenapa perih banget sih rasanya. Aaaaaa,” Qiara berteriak dengan keras setelah melihat tanda-tanda merah di badan dan lehernya melalui cermin besar yang ada di hadapannya. 

Seketika Qiara mulai menyadari bahwa dia tak sedang berada di kamar miliknya. Jantungnya berdetak dengan kencang dan ia mulai mencoba untuk mengingat dengan keras apa yang telah terjadi kemarin hingga ia bisa berakhir di kamar yang tampak asing di matanya. 

“Bodoh, kok aku jadi bego gini sih. Ngapain coba nambah-nambah masalah! Astaga, aku harus gimana sekarang? Mau kutaruh dimana mukaku nanti, Oh Tuhan!”

Semua kejadian yang telah terjadi sebelumnya terputar dengan jelas di memori kepala Qiara. Malu, ya tentu saja. Karena dialah yang mulai mengekori lelaki yang ia sendiri bahkan tidak mengetahui orangnya bagaimana. 

Melihat piyama dan tuala yang telah disediakan sudah berada di hujung katil tempat nya berada, Qiara memutuskan untuk mandi terlebih dahulu dan akan berpikir setelahnya bagaimana cara untuk menyelesaikan masalahnya dengan si jejaka tampan yang setia menunggu dirinya di dapur. 

“Kamu masak sendiri semua makanan ini? Wah, kebetulan aku lapar banget. Terima kasih!” 

“Sama-sama!” 

“Ini enak banget sumpah!” 

“Makan lah sehingga kamu merasa kenyang. Setelah itu kita berdua harus berbicara soal apa yang telah terjadi. Dan aku yakin kamu lagi sedang pura-pura bego, satu hal yang harus kamu ketahui, aku orangnya jenis straight to the point!” 

“Ya sudah, mari kita bahas sekarang juga! Awalnya aku ingin memberi kamu uang sebagai ganti rugi atas semua perlakuan aku yang kemarin. Tapi aku yakin kamu pasti tidak mahu menerima uang kan! Jadi katakan apa yang bisa aku lakukan untuk menebus semua yang udah aku perbuat,”

Dalam sekejap watak Qiara berubah menjadi wanita yang tegas dan elegan. Sungguh sangat berbeda dengan dirinya ketika pertama kali mereka bertemu. Diam-diam Vince merasa tertarik dengan gadis yang berada di hadapannya ketika ini. 

Sekian lama Qiara menunggu jawaban dari Vince yang tak kunjung bersuara, lelaki itu malah hanya memperhatikan dirinya. Qiara bergidik ngeri melihat tatapan yang Vince tujukan kepadanya. Seketika tangan Qiara dengan cepat menoyor kepala Vince. 

“Kalau kamu menginginkan seperti apa yang telah kita lakukan semalam, jangan mimpi ya! Nggak akan aku kasih! Dih, enak aja mau mengulang kesalahan yang sama. Dikira nggak perih apa, kamu tau nggak betapa tersiksanya aku mau mandi tadi! Eh,” 

Tanpa diduga Qiara menampar mulut nya berkali-kali karena keceplosan soal rasa perih yang ia rasakan. Vince memutar bola matanya mendengar kata-kata Qiara. Jauh di dasar hatinya, lelaki itu semakin merasa bersalah di atas perbuatannya. 

“Tapi enak kan,” 

“Nggak sama sekali. Udah deh, jangan bahas soal itu lagi. Aku jadi merinding! Cepat katakan apa yang bisa aku lakukan untuk ganti rugi? Kayak nggak aman rasanya aku lama-lama di sini!” 

“Kamu berbeda dengan semua wanita pernah aku kenali. Ka-”

“Please deh, jangan bertele-tele! Langsung saja katakan. Aku mau pulang!”

“Aku mau kita melakukan pernikahan!”

“Ok, kalau itu mau kamu. Aku setuju ki–! Hah, Apa? Coba ulang sekali lagi?” Qiara yang baru menyadari permintaan lelaki yang berwajah datar dan dingin itu membulatkan matanya dengan sempurna.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 28 : Kamar Sebelah?

    “Kuat lagi dong pukul nya! Dasar istri suka melakukan KDRT…” “Cemen banget sih jadi laki! Buruan ganti fotonya!!” “Aku tidak mau…” “Hufft, dasar lelaki mesum!” Dengan wajah yang ditekuk, Qiara kembali melakukan pekerjaannya. Vince tertawa jahil di dalam hatinya kala melihat reaksi sang istri. Ia sengaja menggunakan foto, saat Qiara lagi tidur dalam keadaan tersenyum sambil memeluk tubuhnya. Dia mengambil foto itu ketika usai dari melakukan aktivitas di atas ranjang layaknya bagai suami istri sungguhan. Secara diam-diam, Vince merasa berterima kasih pada Nelly serta Thea.Mereka mengulang kembali malam penuh desahan kala itu, karena telah dijebak dengan sebuah minuman. Qiara yang sudah tidak merasa kuat karena ulahnya, akhirnya tertidur dengan pulas.“Melamun aja terus! Dasar lelaki tidak peka!! Sekarang ayo gantian, kamu lagi yang membereskan semua ini. Aku cape!” “Cape ya udah, istirahat sana! Kan bisa dilakukan lagi besok pagi.”“Aku tidak suka melakukan sesuatu pekerjaan tanp

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 27 : Neon yang malang ~

    Qiara mengangkat sebelah alisnya sembari menunggu lanjutan kata dari Vince. Ia merasa jengkel kala melihat ekspresi wajah suaminya saat ini. Senyuman yang Vince ukirkan padanya seolah-olah sedang berkata bahwa dia mengetahui akan sesuatu tentang dirinya. “Sebenarnya kamu, lesbi kan? Tadi aku sudah mendengar semuanya. Aku tau kamu bohong saat bilang ingin ke toilet! Ternyata malah pergi bertemu dengan selingkuhannya. Ck! Sesama perempuan pula.” “Ingin rasanya aku menganugerahkan sebuah sertifikat manusia paling tolol, gila, stress, jelek ke kamu!!! Makanya, jadi manusia tuh jangan sok tau!” “Lalu wanita cantik yang kamu temui tadi siapa? Makanya kalau sedang menelepon, dilihat-lihat dulu panggilannya, apa sudah bersambung atau tidak! Nah, ketahuan kan jadinya kalau kamu lesbi.” “Oho, kamu nguping ternyata! Apa kamu tidak tau gimana cara menghormati privasi seseorang, huh!” Ketus Qiara. Vince menatap datar ke arah Qiara. Istrinya itu tetap bersikeras ingin menyalahkan diriny

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 26 : Mau Tapi Ego ~

    Plak!“Tu-tuan, kenapa? Oh, mungkin Tuan menginginkan permainan dengan cara yang kasar.” Secara perlahan Pramugari mulai membuka baju beruniform nya sedikit demi sedikit. Tak lupa ia melayangkan tatapan penuh menggoda ke arah Vince. Dengan wajah dingin dan tatapan cukup tajam yang bisa mematikan, Vince tujukan ke arah pramugari itu.Sungguh Vince merasa begitu jijik melihat wanita jalang dan murahan seperti ini. Sedikit pun ia tak merasa tergoda sama sekali. Malah saat ini ia terasa ingin mencabik-cabik tubuh wanita itu hingga hancur. Tanpa aba-aba, Vince mencekik leher pramugari dengan kuat. “Arghh!! Sa-sakit… Lepaskan saya!” “Apa kamu tidak malu berperilaku seperti ini? Benar-benar wanita murah! Ck… Kamu pikir aku akan tergoda dengan jalang seperti kamu!” “Jangan mimpi!! Aku sudah punya istri yang jauh lebih baik dan lebih berharga dari semua wanita di dunia dan kehidupan ini! Camkan itu, wanita jalang!” “Ampun, Tuan! To-tolong lepaskan saya!” Melihat pramugari itu kesulitan u

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 25 : Halusinasi

    “Ingat, aku tau semua rahasia kalian! Hati-hati, Bro… Jangan sampai membangkitkan kemarahan dewa singa yang sedang tidur!” “Tidak perlu sok dekat sama saya!”“Mawar upss Qiara! Take care… Suatu saat aku akan membuktikan bahwa semua yang kamu pikirkan soal aku itu salah!” Melihat Arthur yang semakin dekat dengan sang istri membuat Vince dengan segera memegang tangan Qiara. Sesungguhnya ia merasa menyesal karena telah mengatakan hal yang tidak pantas seperti tadi. Hanya karena hatinya sedang merasa kesal setelah melihat Qiara berbicara bersama lelaki lain, membuat dirinya tak mampu untuk menahan rasa aneh yang menyerang dirinya kala itu. Apa itu tandanya ia mulai cemburu? Vince merasa bingung dengan perasaannya sendiri. “Nona, Tuan menantu, ternyata kalian di sini! Kami sedari tadi mencari Nona, karena tadi sudah ada pengumuman menyatakan panggilan terakhir untuk masuk ke dalam pesawat.” “Pfft! Hahaha… Ada-ada aja deh, Tuan menantu! Baiklah, ayo jalan.” “Qiara, aku minta maaf kare

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 24 : Dasar Wanita Murah!

    “Hmm…” “Hmm, doang katamu, KAK!! Hampir belasan kali aku nelpon, baru ini diangkat! Buang aja deh kak ponselmu itu!” Quantrell menjauhkan ponsel dari kupingnya karena sang adik berbicara separuh berteriak. Dia yang sedang bersenang-senang sedari tadi merasa terganggu akan panggilan demi panggilan yang dilakukan oleh adik lelakinya itu.“Kalau cape istirahat, bego! Bukan malah marah-marah gak jelas seperti ini. Sudah dulu. Aku masih ada kerjaan yang harus dilakukan!” “Qiara dimana?” “Siapa yang ngasih info soal Qiara?” “Dih, kok malah nanya balik sih! Dari tadi aku terus menanyakan keberadaan Qiara! Budek ya!!! Mama, papa juga khawatir tuh sama anak perempuan mereka.”“Loh, kok bisa? Tapi kamu tidak cerita kan, sama mereka bahwa aku ada disini!” “Soal itu jangan khawatir! Walaupun begini, aku lebih tahan menyimpan rahasia dari yang di sana…”Quantrell memutar bola matanya jengah saat mendengar sindiran kata dari sang adik. Ia meminta penjelasan dari Qiang terlebih dahulu sebelum

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 23 : Impian Qiara!

    “Uhuk, uhuk!” Qiara terbatuk saat mendengarkan pertanyaan spontan dari Vince. Vince masih menanti jawaban seperti apa akan dikatakan oleh Qiara. Dia juga bukanlah orang bodoh yang hanya mengiyakan semuanya. Dari awal ia sudah merasa ada yang salah semenjak kedatangan bodyguard sang mertua. Ditambah ada lelaki misterius yang sering berbicara dengan Qiara saat ia tak bersama dengan istrinya itu. Jujur saja saat ini juga ia bisa merasakan mereka sedang diperhatikan oleh seseorang. Semua ini benar-benar tidak membuatnya merasa nyaman. “Aku sudah pernah katakan, jangan-”“Masuk campur urusanku! Iya, aku mengerti soal itu. Tapi semakin kesini aku merasa ada yang aneh. Lelaki yang senantiasa mengenakan hoodie, semua yang mengenal kamu juga pasti akan segera membungkukkan tubuh mereka!” “Kamu sebenarnya siapa, Qiara?” Sambung Vince. “Dulu aku pernah ngasih tau pekerjaanku yang sebenarnya! Tapi kamu tetap memilih untuk tidak ingin percaya. Ya itu salah kamu sendiri!” “Ya, aku tau kamu te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status