Milik Julius selalu memuaskan untuk Grace meski tidak sehebat Ramond tapi bisa memuaskannya sudah cukup ditambah uang Julius sama banyaknya dengan Ramond, Grace melepaskan penyatuan mereka perlahan dengan Julius yang tampak lelah entah berapa kali mencapai klimaks. Membersihkan diri di kamar mandi dan menggunakan pakaian untuk berjaga seandainya Olla tiba-tiba masuk ke dalam kamar, mengambil posisi di samping Julius untuk ikut masuk ke dalam alam mimpi setelah menutup tubuh tanpa busana Julius dengan menggunakan selimut.
Bangun terlebih dahulu membuat Grace menghabiskan waktu memasak untuk mereka berdua yang bersiap dengan aktivitasnya, Grace tadi sudah mengirim buku pelajaran Olla hari ini beserta dengan pakaian dari rumah orang tuanya. Menatap hasil masakannya yang ada di atas meja dibarengi dengan dua pintu kamar terbuka menampilkan Olla dan Julius dengan wajah khas bangun tidurnya, Julius menghampiri Olla dengan menggendongnya menuju meja makan Grace tersenyum menatap mereka berdua.
“Bunda pakaian dan buku kenapa sudah ada di sini?” Julius menghentikan gerakan tangannya menatap Grace.
“Tadi pakai kendaraan o****e kirim dari rumah ke sini setelah makan siap – siap sudah eyang siapin semuanya” Olla mengangguk pelan “bekalnya juga sudah siap nanti dihabiskan.”
“Ya, bunda.”
“Aku juga dapat jatah bekal?” Julius memberikan tatapan memohon yang hanya dijawab gelengan kepala membuat Julius menampilkan wajah sedihnya.
“Ayo dihabiskan karena Om Julius juga masih banyak kerjaan” Olla mengangguk sambil makan.
Drama di pagi hari yang biasanya dibantu oleh sang ibu namun kali ini Grace menjalani sendiri, Julius selalu manja dengan meminta semua Grace yang melayani sedangkan Olla untungnya sudah diajarin untuk hidup mandiri sehingga tidak membutuhkan bantuan Grace. Menatap kedua orang dihadapannya dengan lelah akhirnya mereka berangkat, mengantarkan Olla terlebih dahulu sampai masuk ke dalam kelas yang membuat gadis tersebut tersenyum senang.
“Nanti langsung pulang berarti?” Grace mengangguk “dan aku gak bisa mengantarkan kamu?” sekali lagi Grace mengangguk membuat hembusan nafas kasar terdengar “baiklah hati – hati selama di sana.”
“Kamu juga terus jangan telat makan” Julius mengangguk mengambil tangan Grace untuk digenggamnya.
“Kamu juga” Julius menghentikan mobilnya tepat di lobby “kabari aku kalau kamu luang” Grace mengangguk “aku mencintaimu.”
“Aku tahu dan aku juga mencintaimu” membelai pipi Julius pelan membuat sang pemilik memejamkan mata “hati – hati.”
Grace membuka pintu dan langsung keluar dari mobil Julius, tanpa menatap balik ke Julius di mana Grace langsung masuk ke dalam sedangkan Julius hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan sang kekasih. Julius meninggalkan tempat kerja Grace untuk langsung menuju tempat kerjanya dengan senyum bahagia, Grace sendiri melangkahkan kakinya ke tempat parkir di mana Marcus menunggunya. Tidak sulit mencari mobil Marcus karena mobil yang digunakan adalah mobil dengan model lama, tanpa menunggu langsung masuk ke dalam membuat keduanya saling memandang. Marcus menarik Grace dan menciumnya dengan kasar seakan menahan sesuatu dalam dirinya, Grace yang mendapatkan serangan seperti ini juga membalas dengan hal yang sama sehingga udara sekitar menjadi panas namun untungnya Marcus menyalakan pendingin jadi tidak terlalu berasa.
“Bilang sama Mbak Rachel kalau kamu ketemu nasabah nanti siang kita kembali” membelai pipi Grace pelan “kita ke tempat kos aku.”
Grace melakukan apa yang Marcus minta dengan menghubungi Rachel melalui pesan, mengatakan bahwa dirinya bertemu dengan nasabah yang langsung dipercayai oleh Rachel. Grace menunjukkan balasan pesan Rachel pada Marcus yang hanya diangguki dengan mengacak rambut Grace pelan, Grace bergelayut manja di lengan Marcus membuat sang pria tersenyum dengan perlakuan manja Grace.
Grace mengenal Marcus secara tidak sengaja saat akan menemui nasabah, Marcus sendiri adalah pria single dan belum menikah sama sekali. Awal kedekatan mereka hingga sekarang karena melakukannya secara tidak sengaja dan mengapa Grace masih bertahan dengan Marcus karena semua yang ditunjukkan ke orang lain itu bukan dirinya yang sebenarnya. Marcus adalah anak salah satu pemilik restoran yang terkenal di kotanya disamping itu usaha Marcus sendiri tersebar dimana – mana yang bergerak di bidang otomotif. Mobil yang dia gunakan ini adalah kesayangannya dan kos yang dia maksud adalah tempat tinggalnya yang diketahui orang – orang termasuk Grace, tapi Grace dan Olla juga pernah berada di apartemen Marcus untuk berenang dan berolahraga.
“Sudah siap melayaniku?” Marcus memberikan tatapan menggoda.
“Hamba siap melayani paduka, asal banyak yang ditransfer” mengedipkan mata menatap Marcus.
Marcus tersenyum “kita lihat seberapa kuat kamu menghadapinya.”
Grace menatap sekitar “apa tidak ada orang?.”
“Apa kita pernah peduli?” Grace menggelengkan kepala “jadi ayo.”
Mereka berdua keluar dari dalam mobil menuju kos Marcus dengan saling bergandengan tangan, kamar Marcus berada di paling pojok dan tidak ada apa pun di depan kamarnya. Menatap sekitar yang tampak sepi membuat hati Grace sedikit karena tidak perlu bertemu dengan orang lain, di dalam kamar mereka berdua berbicara banyak hal termasuk dengan rencana masa depan Marcus yang akan keluar dari pekerjaannya tidak lama lagi dan akan berpisah dengan Grace.
“Tapi kita masih bisa saling hubungan kan?” Grace menatap Marcus penuh harap.
Grace sedikit takut jika Marcus meninggalkannya yang berarti akan kehilangan sumber uang dan harus mencari yang baru, kehidupan Grace yang terlalu wah membuatnya harus bisa mengimbangi diri jika hanya berdasar dari gaji tidak akan mendapatkan apa pun. Menerima cinta Julius adalah langkah besar lalu bersama Ramond yang memiliki uang banyak dan saat ini Marcus yang berada dihadapannya, Marcus sedikit lebih muda daripada Grace tapi uangnya sangat banyak dan beberapa kali membelikan barang limited edition pada Grace.
Devina dan Yusuf pernah bertanya diantara mereka siapa yang ada dihati Grace maka jawabannya adalah semua karena semua bisa memenuhi kebutuhan Grace dan Olla, seringkali Yusuf dan Devina mengatakan jika Grace adalah cewek berengsek yang memanfaatkan pria tapi Grace tidak pernah peduli sama sekali. Yusuf yang dekat dengan kedua pria tersebut tidak pernah membuka semua apa yang Grace lakukan, bagi Yusuf dan Devina biarkan Grace mendapatkan hukuman tersendiri nantinya dan Grace tidak peduli karena yang akan menjalani adalah dirinya sendiri bukan orang lain.
“Melamunkan apa?” belaian tangan Marcus di pipinya menyadarkan Grace dari lamunan “jangan sedih kalau kita gak bertemu karena masih bisa hubungan melalui ponsel.”
“Aku bakal kesepian nanti” merangkul lengan Marcus pelan yang mendapatkan belaian di rambutnya “nanti gak ada yang menyambut kalau aku sampai kantor dan gak ada kecupan selamat pagi.”
Marcus tertawa mendengarnya “kalau butuh apa – apa jangan sungkan beritahu aku” Grace terdiam “gak usah malu bahkan kalau Olla membutuhkan sesuatu katakan langsung karena aku akan memenuhi kebutuhan kalian” Grace mengangguk dan tersenyum dalam hati “besok hati – hati jangan lupa kabarin selama di sana.”
Grace melepaskan pelukan menatap Marcus “aku akan merindukanmu.”
Tidak peduli dengan apa yang Sebastian katakan, pada dasarnya Grace sendiri tidak yakin jika anak ini adalah anak Sebastian. Menikah dengan Raditya adalah rencana yang paling masuk akal, membuat Raditya tidak mengetahui tentang anak yang dikandungnya adalah tujuan utama setidaknya anak ini memiliki ayah itu yang ada dalam pikiran Grace.“Kamu benar mau menikah sama aku?” suara Raditya membuyarkan lamunannya.Grace mengangguk “Pernikahannya nanti malam kenapa malah bertanya sekarang?”Raditya tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Grace “Setidaknya aku tanya pendapat kamu karena kita menikah di rumah sakit.”“Bukan masalah besar.”Pernikahan mereka akan diselenggarakan malam ini, lebih tepatnya beberapa jam lagi. Grace sudah berganti pakaian kebaya dengan riasan minimalis, disampingnya ada Olla dan ibunya sendiri masih di ranjang pasien, sedangkan ayahnya berada tidak jauh dari ibunya. Gr
Grace tidak tahu harus berbuat apa saat melihat hasil pemeriksaan yang dilakukannya, tanda dua yang menyatakan bahwa dirinya sedang hamil. Tidak ada dalam bayangannya siapa benih yang ada didalam dan tidak mungkin mengatakan pada Raditya yang artinya bisa jadi pernikahan mereka akan terhenti, Grace membutuhkan Raditya untuk menutupi siapa ayah dari bayi yang ada didalam kandungannya saat ini.“Apa yang harus aku lakukan?” membelai lembut perutnya yang masih rata.Memilih keluar dari kamar mandi dan langsung membuang bukti begitu saja, satu hal Grace tidak ingin menikah dengan Sebastian. Raditya sendiri bukan pilihan tepat tapi mengharapkan Julius lebih tidak mungkin, Julius bisa saja langsung menikahinya saat tahu dirinya hamil tapi orang tuanya.“Darimana?” tanya Raditya yang secara tiba-tiba ada dihadapan Grace “Kenapa pucat?” membelai lembut pipi Grace yang hanya dijawab gelengan kepala “Pernikahan kita terjadi besok
Grace tahu keputusannya tidak benar-benar akan terjadi dalam waktu dekat, tapi nyatanya tidak demikian sang ibu sadar keesokan harinya. Raditya selalu berada disamping Grace bahkan sudah dekat dengan Olla, melebihi kedekatan Olla dengan Julius yang membuat Grace yakin dengan keputusannya.“Kalian benar akan menikah?” tanya sang ibu menatap penuh harap pada Grace dan Raditya.“Lagi persiapkan semuanya, Bu.” Raditya menjawab dengan nada lembutnya membuat Grace hanya diam.Menatap sang ibu yang sudah sadar cukup membuat Grace bersyukur tanpa henti, bahkan dirinya sudah memberikan kabar pada Julius mengenai kondisi ibunya saat ini. Julius sendiri tidak bisa datang disebabkan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, penjelasan Julius membuat Grace bernafas lega setidaknya pria itu tidak datang saat dirinya menikah dengan Raditya nanti.“Bunda benar menikah sama Om Raditya?” Olla menatap Grace dengan tatapan ingin tahu &l
Percintaan mereka membuat Grace tidak bisa berpikir jernih, bahkan melupakan jika mereka tanpa menggunakan pengaman sama sekali dan lebih parah lagi baru saja melepaskan kontrasepsi. Menatap kamar yang baru saja menjadi saksi mereka berdua dalam melakukannya semalam, belaian yang Raditya lakukan masih diingat olehnya.“Ayo kita harus ke rumah sakit.” Raditya memegang lengan Grace yang membuatnya tersadar dari lamunan.Mengikuti langkah Raditya menuju rumah sakit yang langsung tersadar dengan kondisi ibunya, ketakutan kecil hadir membayangkan hal buruk yang terjadi pada ibunya. Genggaman tangan Raditya membuat Grace sedikit merasa tenang, bahkan tidak merasakan ketakutan besar atau bisa dikatakan merasa terlindungi. Grace menatap sang ayah yang berjalan mondar mandir depan pintu membuat Grace datang dan memeluknya erat, Grace hanya menepuk punggung ayahnya perlahan untuk menenangkan.“Ibu kamu tadi mengalami sedikit pendarahan dan harus dimasukk
Pertemuan dengan keluarga Raditya membuat Grace menggelengkan kepala karena bagaimana pun tidak ingin menjadi istri kedua, meski begitu keputusan Grace tetap sama yaitu melepas alat kontrasepsi setelah sekian lama.Keadaan ibunya sendiri belum mengalami perkembangan sama sekali dan Raditya lebih sering menemani dirinya dibandingkan Julius, entah bagaimana ceritanya keluarga Julius memintanya mengurus perusahaan yang ada di pusat. Julius mengatakan ini salah satu syarat agar hubungan mereka direstui, meski sebenarnya Grace tidak peduli sama sekali mengenai hal itu.“Kalau ibu sembuh nanti kita jalan – jalan.”Grace memandang Raditya dengan tatapan bingung “jalan – jalan kemana?”“Umroh.”Membelalakkan matanya mendengar perkataan Raditya “kita lihat saja nanti.”Tidak memberikan jawaban semestinya membuat Raditya hanya tersenyum, Grace memandang dengan tatapan aneh pada Raditya dimana
Perkataan Julius malam itu membuat Grace berpikir banyak dengan perlahan melangkah keluar dari rumah sakit menuju kesalah satu rumah sakit dimana dirinya memasang alat pengaman dengan ditemani Julius saat itu, Grace sudah sangat yakin melepaskan pengaman agar bisa hamil anak Julius dan hubungan mereka bisa melangkah jauh.Julius datang tidak lama kemudian dimana mereka saling menatap saat berada didepan ruang periksa, melangkah mendekat dengan langsung menggenggam tangan Grace. Grace sangat tahu apa yang ada dalam pikiran Julius saat ini dimana karena secara tiba – tiba berubah pikiran, tidak lama nama Grace dipanggil membuat mereka masuk kedalam dan dokter langsung meminta mereka masuk kedalam kamar untuk proses selanjutnya.“Kenapa kamu melakukan ini?”“Anak akan membuat orang tua kamu merestui kita.”Julius menghembuskan nafas pelan “tapi tidak perlu sejauh ini.”“Bukti bahwa aku mencintaimu dan si