Orang yang menarik paksa tangan Valerie membawa gadis itu ke pelataran parkir mobil yang ada di lantai dasar. Penerangan yang sedikit temaram di tempat itu membuat suasana yang ada di sana menjadi lebih menegangkan, seolah-olah pemandangan yang sering tampil di film horor tengah tersaji dengan nyata di pelataran parkir mobil tersebut. Kedua mata almond milik Valerie menyipit, melihat ke arah orang yang berjalan di depannya dengan satu tangan yang mencengkeram kuat lengannya. Sosok itu adalah sosok yang sangat Valerie kenal, hampir mustahil bagi Valerie untuk melupakannya karena sosok itulah yang pernah membangun motivasi bagi Valerie untuk merangkak keluar dari neraka. Berbeda dengan sosoknya dulu yang tampan dan begitu ceria, membuat Valerie terpesona. Andy yang Valerie lihat sekarang lebih terlihat seperti seorang gelandangan. Wajahnya berminyak, rambutnya berantakan, kumis dan jenggotnya juga tidak dicukur sehingga membuat penampilan Andy menjadi begitu kumal. Tidak hanya itu saja
Beberapa detik yang lalu Cedric datang dengan ‘heroic’-nya, dan detik berikutnya pemuda itu membawa Valerie pergi dari tempat itu begitu saja.Valerie yang pikirannya masih diselimuti oleh keraguan merasa otaknya tumpul, perasaan aneh yang dirasakannya karena kehadiran Cedric yang menolongnya saat itu membuat Valerie tidak bisa berpikir lebih jauh lagi. Oleh karena itu, Cedric bisa membawa Valerie dengan mudah tanpa gadis itu memberikan protes seperti sebelumnya.Kini mereka berdua berada dalam mobil milik Cedric, di mana pemuda itu duduk di belakang kemudi mobil sementara Valerie sendiri duduk di sampingnya.“Ke mana kau akan membawaku pergi?” tanya Valerie setelah dia berhasil mengendalikan perasaannya.Dalam hati Valerie merasa sedikit menyesal, bagaimana mungkin dia bisa kehilangan akalnya hanya karena seseorang memperlihatkan kebaikan padanya? Walaupun ini adalah pertama kalinya seseorang menunjukkan kehangatan untuk dirinya, Valerie yang memiliki pendirian teguh tidak seharusnya
“Akan tetapi setelah kupikir-pikir lagi, tidak ada salahnya kalau aku menjadi istri kontrak dari Tuan Wyatt. Keuntungan yang kau berikan sangat besar dan terlalu menarik untuk dihiraukan.” Valerie tidak terlihat seperti seorang gadis lugu yang akan merasa tersinggung ketika Cedric menawarkan pernikahan kontrak dengannya, ataupun seperti seorang protagonis dari novel manis yang mirip lotus putih. Justru sebaliknya, Valerie lebih mirip seperti nona villain yang mengutamakan keuntungan yang akan dia dapatkan, tidak peduli apakah bayarannya mengharuskan gadis itu masuk dalam sebuah jerat pernikahan kontrak dengan Cedric. Sebuah kehormatan yang dijaga rapat pun juga dihiraukan oleh Valerie, membuat sosoknya semakin mirip seperti sosok villain yang mampu menjatuhkan protagonis dalam sebuah cerita. Sepasang mata almond secerah birunya langit di musim panas itu menatap ke depan, mereka membingkai sosok Cedric yang tampan dan tidak memberikan ombak kecil di dalamnya. Valerie yang bak gunung
Bagi kebanyakan orang, hari pernikahan adalah sebuah hari yang sakral dan akan membuat mereka bahagia serta nervous pada saat yang sama. Hari pernikahan akan mempersatukan sepasang kekasih yang saling mencintai menjadi suami-istri, artinya mereka akan terus hidup bersama dengan status yang diakui oleh hukum negara.Mayoritas dari orang-orang yang menjalani pernikahan, situasi hati mereka akan menjadi bahagia karena pada akhirnya mereka dipersatukan dengan orang yang mereka cintai. Namun, perasaan seperti ini tidak berlaku bagi Valerie yang kini berada di hari pernikahannya sendiri.Dia tidak merasa bahagia, pun dengan merasa sedih maupun kecewa. Raut wajah cantik itu begitu datar, tidak sekali pun emosi terlintas di sana maupun pada sepasang mata sebiru langit tersebut. Valerie merasa hambar dan juga biasa saja meskipun dia akan mengikat janji suci dengan seorang laki-laki di hari pernikahannya.Mengenakan setelan gaun putih dengan rok selutut, Valerie terlihat sangat cantik. Rambut i
Menghabiskan delapan juta dollar bukanlah hal mustahil untuk dilakukan, namun Valerie tidak tahu apakah misi yang tidak mustahil itu akan menjadi sangat mustahil karena waktu yang diberikan terlalu singkat. Valerie ingin sekali menarik kerah Lord God dan kemudian mengajaknya berdiskusi mengenai kehidupan.Walaupun tujuan utama dari misi ini adalah sebuah penebusan dosa Valerie di masa lalu, tidakkah seharusnya misi yang diberikan lebih manusiawi?Valerie menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk mengendalikan emosi serta perasaan sesak yang kini bersarang dalam dadanya. Lord God benar-benar tahu bagaimana caranya mempermainkan seorang korban, sekarang ini Valerie bisa menyebut dirinya sebagai korban dengan lapang dada dan tanpa tekanan.“Cedric, kau bisa mengantarkanku ke showroom mobil terdekat dari lokasi kita berada sekarang,” pinta Valerie tanpa pikir panjang.Tangan Cedric yang memegang kemudi mobil berkedut sesaat, terkejut dengan permintaan Valerie yang mendadak berganti. Meskip
Sepuluh menit bukanlah waktu yang lama, berpacu dengan sisa waktu yang dimilikinya membuat Valerie merasa gugup. Dia khawatir kalau si pegawai showroom terlalu lama dalam menyelesaikan dokumen dan membuatnya terlambat untuk melakukan pembayaran, waktu hidup berharga Valerie akan melayang begitu saja.Valerie pernah mati sebelum ini, bahkan jumlahnya pun bisa dikatakan sebanyak tiga kali, sehingga gadis itu tidak lagi awam dengan masalah kematian yang menerpa dirinya. Meskipun demikian, Valerie masih menemukan dirinya ingin menghindari waktu kematian yang membuatnya tidak berdaya. Karena itulah selama ini Valerie memegang waktu hidupnya dengan penuh tekad, termasuk hal yang dilakukannya sekarang ini.Berpacu dengan dewa kematian yang tengah menunggunya di belakang dengan sabit mautnya, bagaimana mungkin Valerie bisa peduli pada sosok pemuda dan kekasihnya yang mencemoohnya tadi? Mereka berdua tidak lebih dari dua pemain figuran yang keberadaannya tidak penting dalam hidup Valerie.Keti
Satu-satunya orang yang memiliki aroma dingin yang elegan itu adalah Cedric Wyatt. Valerie menoleh ke belakang, dia menemukan Cedric telah berdiri di belakangnya dalam jarak yang cukup dekat dengannya.Cedric memiliki paras yang sangat tampan dengan aura yang begitu kuat dan membuat orang tidak berani mendekat padanya. Ekspresi di wajah tampan itu begitu kalem dan juga lembut, tetapi sepasang mata kelabu milik Cedric begitu dalam. Sepasang mata itu mencerminkan sosok Valerie yang ada di depannya, menatapnya dengan lekat dan membuat Valerie merasa Cedric tengah menelanjangi jiwanya serta bisa melihat apa yang tengah gadis itu pikirkan.Tidak hanya Valerie yang merasa sedikit gugup karena keberadaan Cedric, Jack yang ingin sekali mendekati Valerie pun langsung mengambil satu langkah ke belakang saat merasakan aura kuat dari sosok Cedric. Insting binatang yang dimiliki oleh Jack menyuarakan alarm bahaya, pemuda yang datang itu membuatnya ingin berlari kencang untuk menyelamatkan diri.“C
“Apa kau sudah mendapatkan undangan yang kusuruh Richard mengantarkannya padamu?”Pertanyaan itu menjadi kalimat pembuka sebelum Valerie beranjak dari dalam mobil sesaat setelah mereka tiba di depan vila milik gadis itu.Richard adalah nama dari kepala pelayan yang bekerja di keluarga milik Cedric, pria itu datang menemui Valerie beberapa hari yang lalu dengan membawa sebuah undangan. Valerie ingat undangan yang terlihat mahal dan elegan tersebut ditujukan padanya, sebuah undangan VIP untuk datang merayakan pesta ulang tahun Nyonya Besar Wyatt yang tidak lain adalah nenek Cedric.“Aku mengingatnya, kau mengundangku untuk datang ke pesta ulang tahun nenekmu?” tanya Valerie yang sedikit tidak pasti.Cedric mengangguk.“Kau harus datang bersamaku malam ini sebagai pendamping. Hal itu merupakan pekerjaan pertamamu sebagai istriku,” lanjutnya.Melihat Valerie tidak lekas memberikan komentar dan hanya menatapnya dengan sepasang mata biru langit yang penuh akan keraguan, pemuda tampan itu te