Share

12. Kejujuran Asih

“Enak banget, Mas kuenya,” celetuk Pak Senin sambil mengunyah croisan.

“Iya, Pak. Tadi Asih yang beli di toko roti dekat swalayan biasa saya belanja,” jawab Saka.

Pak Senin langsung terdiam dia berhenti mengunyah croisan di tanganya. “Ada apa, Pak kok bengong?”

“Kata Mas Saka tadi Asih yang beli roti ini . Mas enggak takut kalau Asih kasih obat tidur?”

“Tenang, Pak. Kayaknya Asih udah beda, tapi tetap saya selalu waspada. Nanti saya mau ajak bicara Asih baik-baik.”

Tanpa sepengetahuan mereka berdua ternyata Asih sedang menguping pembicaraan.

Ternyata Pak Saka sudah tahu semuanya, tapi kenapa dia masih bersikap baik padaku? Asih tertegun saaat ini dia benar-benar bingung. Apa yang harus dilakukannya. Tiba-tiba sebuah vas bunga jatuh tanpa sengaja Asih menabraknya. Sontak Saka dan Pak Senin pun berdiri dan melihat Asih yang masih terdiam di dekat puing-puing vas bunga yang berserakan.

Kepanikan terlihat di wajah Asih, Kaki Asih terasa kaku dia tak bisa berbuat apa-apa lagi.

“Kamu mengup
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status