Misteri handuk basah di atas kasur
Bab 8Setelah selesai makan malam, Aryo dan Via bersantai di ruang keluarga tengah menikmati sinetron di televisi dan sangat kebetulan sinetron yang mereka tonton tentang perselingkuhan.
Via sibuk dengan cemilan yang ia belikan tadi siang, Aryo hanya bisa mengernyitkan dahinya melihat Via yang kini benar-benar rakus.
Aryo merasa tenggorokan sedikit kering, ia juga tak enak hati kalau harus menyuruh Via mengambilkan air untuknya.
"Mas mau kemana?" tanya Via saat melihat Aryo hendak beranjak
"Aku haus, mau ke dapur ambilin minum. Kamu mau minum juga?"
"Iya, tapi aku maunya susu, Mas." ucap Via dengan manjanya
"Mau rasa apa?" tanya Aryo tanpa protes
"Coklat," jawab Via sembari tersenyum, Aryo pun mengangguk dan berjalan ke dapur
"Enak juga pura-pura hamil, apa saja yang kita mau diturutin." gumam Via tertawa kecil
Beberapa menit kemudian Aryo pun datang membawa segelas susu. Via menerimanya dengan senang hati, Namun seketika ia mengerutkan keningnya
"Mas, kan aku minta rasa coklat. Ini kok rasa mocca."
"Eh, salah ya. Soalnya tadi aku buatin tanpa baca dulu, maaf ya."
"Oh, iya nggak apa-apa." jawab Via kembali meminumnya
Via sengaja minum susu ibu hamil agar Aryo tidak curiga, Ia meminumnya tanpa khawatir karena sebelumnya ia juga tanya-tanya dulu dan searching di g****e, dan ternyata susu ibu hamil itu boleh dikonsumsi oleh orang yang tidak hamil.
Menikmati sinetron dengan segelas susu dan beberapa cemilan, membuat Via terasa nyaman.
"Mas, seandainya nih ya. Kamu yang ketahuan selingkuh seperti itu, kira-kira apa yang aku lakukan?" tanya Via yang masih mengunyah cemilan dimulutnya
Mendengar pertanyaan dari istrinya tenggorokan Aryo terasa tercekat. Namun, ia berusaha untuk tetap terlihat tenang.
Via sengaja memberi pertanyaan yang menjebak untuk Aryo. Karena ingin mengetes suaminya, walaupun Aryo sudah berusaha untuk menyembunyikan ketegangannya, namun Via masih bisa melihatnya. Sangat jelas jakun suaminya naik-turun menelan ludahnya dengan kasar.
"Ya, aku tidak mungkin seperti itu."
"Kan aku bilang cuma seandainya, bukan malah menuduh kamu yang selingkuh. Maksudku seandainya mas Aryo terbukti bermain api dibelakangku, apa yang akan aku lakukan?" Via mengulang pertanyaannya
"Misalnya aku seperti itu ...," Aryo tampak berpikir sejenak "ya kamu pasti memaafkan aku."
'Wow, percaya diri sekali kamu, Mas.' gumam Via dalam hatinya
"Atas alasan apa, kamu bisa yakin banget kalau aku akan memaafkanmu?"
"Ada dua alasan, yang pertama aku sangat mengenali siapa kamu yang sangat mudah memaafkan, kedua aku juga tahu kalau kamu sangat mencintaiku."
Via merubah posisinya menghadap ke arah Aryo, "Kalau kamu berpikir seperti itu, maka kamu salah mas. Karena tidak ada wanita yang rela dikhianati, sepolos-polosnya wanita itu atau semudah apapun ia memaafkan, tapi kalau pasangannya sudah mendua. Maka akhirnya akan sama. Tidak ada toleransi untuk perselingkuhan!"
Aryo yang dari tadi menatap Via, kini mengalihkan pandangan pokus ke televisi.
"Sudah, tidak usah dibahas lagi. Aku juga tidak mungkin seperti itu," ucap Aryo tanpa menoleh.
"Aku tidak menuduhmu mas, kok kamu seperti itu?" tanya Via lagi, namun tak dijawab oleh Aryo
Suasana hening sejenak, semuanya kembali pokus pada sinetron yang mereka tonton, namun beberapa detik kemudian Via kembali bicara, "Aku percaya kamu setia,Mas." ujarnya sambil menyandarkan kepalanya di bahu Aryo
"Tapi, seandainya lagi. Mas Aryo ketahuan selingkuh. Maka, bukan tidak mungkin aku akan menjadi orang jahat dan akan kubunuh kamu dan wanita itu." Via membulatkan matanya lalu tertawa keras.
'Aku tidak membunuh yang sebenarnya mas, tapi akan ku buat kalian mati langkah dan menderita.' batin Via dalam tawanya. Entah mengapa tawa Via terdengar mengerikan ditelinga Aryo
"Apa sih Via, kamu sedari tadi ngalantur deh."
"Aku becanda mas, lagian kok kamu jadi tegang begitu sih, aku percaya kamu tidak akan selingkuh kan?"
"Iya sayang," ucap Aryo pelan. Kemudian mengusap kasar wajahnya.
'Kamu sangat pandai menutupi kebohongan mas,'
Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka, keduanya kembali pokus menonton hingga sinetron itu berakhir.
Via beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan menuju kamarnya, sementara Aryo masih melanjutkan menonton film lainnya.
Dikamar Via meraih ponselnya di atas nakas, ia membuka W******p milik Aryo yang ternyata sudah sangat banyak pesan singkat dari Salsha tapi Aryo abaikan.
"Pasti habis ini kamu akan dilabrak habis oleh wanita pujaanmu itu, Mas."
Saat masih asyik berbalas chat dengan Intan yang mengabarkan kalau rencananya berjalan dengan lancar, Via mendengar langkah kaki Aryo yang hendak menuju kamar, dengan cepat ia pun mematikan dan meletakkannya kembali ke atas nakas lalu ia bersembunyi di balik selimutnya.
Aryo yang melihat Via sudah tertidur ikut membaringkan tubuhnya di samping Via, lalu melingkarkan tangannya di perut Via.Sebenarnya Via tidak nyaman dengan posisinya seperti itu, tapi ia sudah sangat mengenal siapa suaminya itu, ia takut kalau Aryo tahu dia belum tidur pastinya laki-laki itu akan berbuat macam-macam dengannya.
Terimakasih kepada pembaca yang masih ngikutin cerita ini.
Pagi ini Via sengaja hanya masak nasi goreng untuk Aryo dan kini telah siap di atas meja makannya tinggal menunggu suaminya keluar kamar.Tak lama kemudian Aryo pun keluar kamar sambil mengancing lengan bajunya, ia pun terlihat sudah sangat rapi. Karena hari ini ia kemabali masuk kerja. Via secara diam-diam menatap suaminya.'Tampan sekali, tapi sayangnya hatimu tak seindah parasmu, Mas'"Selamat pagi, Mas," sapa Via."Pagi sayang!" Ucap Aryo yang segera duduk"Mas, maaf ya hanya nasi goreng. Soalnya aku merasa sangat malas bergerak," ucap Via saat mereka sedang sarapan"Nggak apa-apa kok, nasi gorengnya juga enak."Via tersenyum mendengar, "Mas, sepertinya kita butuh pembantu untuk membantuku mengerjakan pekerjaan rumah.""Oh, iya nanti akan aku carika
"Aku yang akan berperan sebagai pembantu dirumahmu, Mas.""Sha, semua itu tidak semudah apa yang kamu pikirin, emangnya kamu bisa bekerja sebagai pembantu? Semuanya hanya akan membuat Via curiga sama kita, Sha.""Ya ... Aku bisa kok, tapi kalau seandainya hubungan kita ketauan malah bagus dong, kita nggak perlu rahasia-rahasia lagi sama istrimu itu.""Salsha, tolong ngerti sedikit aja, aku akan menikahi kamu, aku juga sangat mencintaimu. Tapi kalau sekarang waktunya belum tepat, Sha.""Iya aku mengerti mas, tapi izinkan aku tinggal bersamamu.""Aku nggak yakin, kamu bisa mengerjakan semuanya, Sha.""Kamu percaya sama aku mas, demi kamu dan hubungan kita aku pasti bisa," ucap Salsha lalu memberi kecupan dipipi Aryo."Ya sudah terserah kamu aja. Tapi ingat jangan sampai membuat Via c
Pagi ini Via sengaja bangun telat karena tidak perlu menyiapkan sarapan untuk Aryo karena mereka sudah ada pembantu baru dirumahnya. Tapi Via selalu bersikap waspada dengan kehadiran Salsha dirumanya. Via yang masih terpejam seketika menjadi kaget ketika sentuhan yang terasa sangat dingin diperutnya. Ia membulatkan matanya saat mendapatkan Aryo yang sedang bertelanjang dada dan hanya mengunakan handuk sebatas pinggang tengah tersenyum kepadanya dengan tangan masih menempel di perutnya. "Mas Aryo," ucap Via pelan "Maafkan aku, Sayang. Aku hanya ingin membangunkan baby," jawabnya. lalu mencium perut Via yang masih rata. Via merasa sangat geli dengan perlakuan suaminya. Via tersenyum, "Nggak apa-apa. Mas." Via memegang tangan membuang muka "Iya enak," jawab Aryo lalu menoleh ke arah Salsha "Ini siapa yang masak?" tanya Via menatap Salsha "Aku Non," ucap dengan sangat pelan. Prokk, prok. "Amboi ... Amboi, enaknya mengaku masakan orang." Suara Nuri
Pukul 4.00 sore Via pulang kerumah, ia sedikit kaget melihat mobil suaminya sudah ada digarasi.'Tumben mas Aryo pulang jam segini, pasti tuh cewek ngadu. Ah, sudah ku duga.' batin Via lalu melangkah masuk kedalam rumahnya melihat suaminya yang telah menunggunya di ruang tamu."Assalamualaikum," ucap Via pelan sembari tersenyum."Waalaikumussalam, dari mana aja? Jadi gini kelakuan kamu selama aku nggak ada dirumah." ucap Aryo to the point.'Wow, baru kali ini aku dibentak oleh mas Aryo, pasti ini semua gara-gara termakan omongannya si wanita j*lang itu. Awas aja akan ku balas lebih dari ini.' grutu Via dalam hati."Maaf mas, sebenarnya tadi pagi tiba-tiba perutku merasa keram, jadi aku ajak Intan untuk periksa ke dokter. Karena sebelumnya kan aku belum periksa," jelas Via pelanMendengar penjelasan Via,
Pagi-pagi sekali Via sudah sibuk dengan ponselnya saat suaminya masih tertidur dengan pulas. Via berbalas chat dengan Intan tentang apa yang mereka rencanakan kemarin, Via akan membeli sebuah Kedai Kopi yang jauh dari tempat tinggal mereka, rencananya kedai itu akan dikelola oleh Intan dan tentunya rencana itu semua tanpa diketahui oleh Aryo.[Via, nanti siang pemilik kedai ingin bertemu dengan kita. Kamu bisa nggak?] kata Intan dipesan singkatnya[Oke! Nanti aku usahakan.][Yakin kamu nggak akan dicurigai keluar rumah terus?][Ya, nanti aku akan cari cara.]Setelah sepakat dengan Intan, Via berniat untuk mandi, namun ia urungkan kerena ia ingin membaca apa saja percakapan Aryo dan Salsha karena semalam ia melihat suaminya tidur sudah larut malam. Via langsung membuka WhatsApp milik Aryo.[Mas, aku minta
"Ya sudah kamu tunggu disini," ucap Aryo lalu melangkah untuk mengambil mobil diparkiran. Namun, tiba-tiba....."Aww!" Salsha tersungkur"Copet!" teriak Salsha, seseorang telah membawa lari belanjaannya. Aryo tetap berlalu karena pikir istrinya sedang bergurauBanyaknya orang disana tak dapat mengejar copet itu, karena copet dengan cepat naik ke atas motor teman yang telah menunggunya.Setelah mengeluarkan mobil dari parkiran, Aryo pun melajukan mobilnya dan berhenti di depan Salsha."Hu....hu...""Kamu kenapa sayang? Apa yang terjadi?" Aryo membantu Salsha berdiri"Mas copet itu membawa lari semua belanjaan dan tas aku.""Apa! Di dalam tas kamu ada ATM ku, semua uang berada di sana, bagaimana bisa kamu hilangkan begitu saja." Aryo meninggikan suaranya.
"Dubrarakkk!" Aryo membuka pintu kamarnya dengan kencang lalu berlari ke kamar mandi.Mendengar Aryo yang tengah sibuk di kamar mandi seperti sedang menyiram sesuatu yang pasti bukan mandi.'Aduh! Pasti panas banget tuh!' gumam Via pelan sambil menahan tawanya yang hampir lepas.Via tersenyum mengernyitkan bibirnya kala mengingat apa yang telah lakukan tadi sore.*Setelah membaca percakapan Aryo dan Salsha, Via membawa hati yang terasa panas keluar kamar. Di lihatnya Salsha sedang senyum-senyum sendiri duduk santai di sofa sambil menggoyang-goyangkan kakinya.Via sangat geram dengan tingkah Salsha yabg berlagak seperti bos dirumahnya, ia pun menghembus napas kasar lalu berjalan perlahan menghampiri Salsha, " Sha!"Seketika Salsha gelagapan. Dengan cepat ia berdiri, "I—iya Non."&nb
Tidak ada makanan dirumah, Via sengaja mengajak Aryo sarapan diluar, karena ia tahu kalau Salsha tidak bisa masak dan tidak punya uang.Setelah makan ia pun ikut Aryo ke kantor.Sudah hampir magrib, Aryo dan Via pun tiba dirumahnya. Setelah menghabiskan seharian waktu diluar."Kok sunyi, Mas?" tanya Via saat membuka pintu"Salsha!" teriak Aryo langsung masuk"Sha!""Mungkin Salsha sedang tidru mas, aku langsung cek ke kamarnya ya," lanjut Via. Lalu berjalan setelah Aryo mengangguk"Kemana perginya perempuan itu?" gumam Via setelah melihat kamar dan lemari yang Salsha tempati kosong."Apa mungkin dia pergi karena kelaparan atau takut ketahuan kalau nggak bisa masak?" tebak Via.Via pun keluar dari kamar itu dan&nb