Share

1 bulan berlalu

Author: JheNhy
last update Last Updated: 2021-08-26 10:02:04

Misteri handuk basah di atas kasur

Bab 7

Satu bulan berlalu, Aryo kini jadi sering dirumah ketimbang diluar. Entah mengapa ia jadi lebih betah barsama Via sekarang. Namun bagaimanapun ia juga sangat mencintai Salsha, jadi sekarang ia sudah bisa mengatur waktunya.

Via rasa ini sudah saatnya ia menjalankan rencana selanjutnya. Via segera mengambil testpack positif yang ia dapatkan dari Intan, entah darimana Intan mendapatkannya.

Melihat Aryo yang baru saja keluar dari kamar mandi, Via pun segera melakukan aktingnya.

"Hoekkk," Via langsung menutup mulutnya dan berlari ke kamar mandi dan menutup pintunya

"Via, kamu kenapa?" tanya diluar pintu. Via tak menyahut ia terus berakting muntah-muntah.

"Via, kamu sakit?" tanya Aryo lagi mulai merasa khawatir.

Tak lama kemudian Via keluar dengan wajah lemesnya. Aryo langsung menghampirinya

"Kamu kenapa? Wajah mu sepertinya lemas sekali, kita harus kedokter sekarang." ucap Aryo dengan cepat ia raih dan memakai kaos berwarna putih

"Aku sebenarnya nggak sakit, Mas. Aku cuma mau bicara sesuatu saja sama kamu,"

"Bicara apa?" tanya Aryo penasaran

Via mengambil tangan suaminya, lalu meletakkan benda yang ada ditangannya kedalam genggaman Aryo. 

Aryo pun perlahan mengangkat tangannya, seketika ia pun membelalakkan matanya melihat benda tipis panjang ditangannya dengan menunjukan garis dua ditengahnya.

Jantungnya berdegup dengan cepat ketika ia memperhatikan benda itu dengan lamat-lamat. 

Ia memandang ke arah Via yang kini tersenyum menampakkan gigi putihnya.

'Tidak! Mungkin saja ini milik orang lain," gumam Aryo dalam hati meyakinkan dirinya

"Maksudnya apa ini Via?" tanya Aryo menatap Via meminta penjelasan

"Apa yang kamu lihat disana, Mas?" Via balik tanya pada suaminya yang pura-pura tak mengerti

"Dua garis biru!" 

"Iya, betul sekali. Dan itu artinya sekarang aku sedang hamil anak kamu, Mas." ucapnya dengan sangat bahagia, Iya, bahagia melihat respon suaminya yang beberapa kali menelan ludahnya

"Mas, kenapa nggak dijawab? Kamu nggak senang kalau aku hamil anakmu?"

"B—bukan begitu sayang, saking senangnya aku nggak bisa berkata apa-apa." ujar Aryo dengan senyuman yang dibuat-buat.

Via tersenyum dan berhambur memeluk suaminya, dalam hati sangat bergembira melihat penderitaan suaminya akan segera dimulai.

Walaupun Aryo berusaha sekuat mungkin untuk menutupi ketegangannya tapi Via masih bisa melihatnya dengan sikap Aryo yang salah tingkah.

'Kena kamu, Mas.' batin Via sambil mempererat pelukannya.

Aryo tak menyangka karena ulahnya yang mabuk berat malam itu ternyata benar-benar membuahkan hasil, sekarang Via sedang mengandung anaknya itu artinya ia semakin terikat dengan istrinya itu. Semua rencana untuk melepaskan Via secara perlahan menjadi berantakan.

"Mas, bagaimana kalau sekarang kita ke supermarket hari ini, belanja beberapa keperluan kehamilanku ini."

"Ya udah, ayo." ucap Aryo pelan

"Mas, kenapa kok wajahnya ikutan lemes begitu? Apa Mas laper, akan ku buatkan sarapan dulu ya." ujar Via yang pura-pura tidak tahu

"Aku nggak apa-apa, dan belum lapar juga, mending kita jalan sekarang."

"Ya udah aku ganti baju dulu ya, Mas. Kamu tunggu diluar."

"Baiklah," ucap Aryo pelan lalu berjalan gontai keluar kamar

Setelah Aryo menutup pintu, Via menghela napas panjang karena sandiwaranya tadi.

Satu persatu rencananya berjalan dengan lancar, dan ia akan menjalankan rencananya yang satu ini berharap bisa berjalan mulus.

Selesai memilih pakaian yang cocok, Via juga memolesi sedikit wajahnya dengan makeup. Setelah itu ia keluar menemui suaminya yang telah menunggunya.

"Ayo mas, kita jalan sekarang." ucap Via menghampiri Aryo yang sedang termenung di sofa ruang tamu.

Mereka pun berjalan kedepan.

 "Eh Mas, pakai mobilku aja," ucap Via saat Aryo hendak masuk ke dalam mobil miliknya. 

Aryo menurut saja apa yang dikatakan oleh istrinya. 

Setengah jam kemudian mereka pun tiba di supermarket, Aryo masuk dan mengikuti langkah Via sambil membawa keranjang belanjaan.

Untuk memperlancar sandiwaranya, Via pun berjalan sambil memilih beberapa produk susu untuk ibu hamil.

Setelah mendapatkan beberapa merek susu dengan rasa yang berbeda, Via juga mengambil beberapa cemilan untuk nanti temannya dirumah.

Via tersenyum sendiri, karena ia akan menjalankan perannya sebagai ibu hamil. membuatnya banyak maunya. 

Ia ambil semua apa yang ia inginkan, apalagi ia belanja dengan mengunakan uang suaminya. ATM yang masih ada padanya juga tidak akan ia kembalikan.

Setelah Aryo membayar di kasir, mereka pun keluar dari supermarket, dengan beberapa kantong penuh dengan belanjaan Via. 

Selesai makan di cafe dan tidak ada lagi yang mau dibeli, mereka pun memutuskan untuk pulang.

Didalam perjalanan Aryo tidak banyak bertanya, ia seakan mengerti dengan perubahan sikap Via yang jadi doyan belanja itu karena Via hamil anak pertama mereka. Tapi pikirannya kembali kacau, bagaimana ia jelaskan semuanya pada Salsha, dan bagaimana rencananya untuk menikahi Salsha ia juga tidak mungkin meninggalkan Salsha yang sangat ia cintai.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
Aryo dablek Salsha itu ULAR
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Misteri handuk basah di atas kasur   Memulai kehidupan baru

    Enam bulan kemudianHari ini Via kembali ke Indonesia. Setelah enam bulan berada di negara asing untuk bersembunyi dari Aryo sekaligus menenangkan hatinya yang telah tergores luka.Disana Via bisa melupakan semuanya, melepaskan bebannya yang sangat berat. Via tahu selama ini Aryo mencarinya dengan segala usaha, akan tetapi tetap saja tidak bisa menemukan keberadaannya. Perna dalam persidangan Aryo meminta agar kiasa hukum menghadirkan Via disana, namun Via tetap saja menolak. Tidak membutuhkan waktu lama proses perceraian berjalan dengan lancar walaupun tanpa kehadiran Via, karena Via mengandalkan pengacara yang sangat handal dan sudah biasa menangani kasus seperti itu. Alasan Via kembali ke Jakarta karena ia tidak mungkin meninggalkan kota kelahirannya selamanya, selain itu di Jakarta juga ia mempunyai usaha sendiri yang dikelola oleh Intan sedang berkembang pesat, Kedai kopi dan sekarang sudah ada toko kue juga.Seandainya nanti ia bertemu kembali dengan Aryo, ia tidak akan menghi

  • Misteri handuk basah di atas kasur   Sebuah penyesalan

    Kepergian Via sangat membuat Aryo terpuruk."Aku harus bangkit dari keterpurukan ini, aku harus menemukan Via ku, wanita yang berhasil membuatku jatuh cinta yang keduakalinya, Arrrgghh!" Frustasi Aryo.Ia menyadari yang terjadi padanya sekarang atas kesalahannya. Via telah merancang semuanya karena ia telah menoreh luka yang amat dalam dihati istrinya. ia berpikir setelah beberapa hari ini ia telah menebus kesalahannya dengan menemani dan mendampingi istrinya dengan sabar mencoba untuk menuruti semua kemauannya. Tapi sekarang Via meninggalkan tanpa merasa bersalah, Via tega membuatnya seperti orang gila.Pikiran Aryo sangat kacau, memikirkan kemana Via pergi meninggalkannya, "Aku harus bangkit untuk menemukan Via, aku tidak boleh berdiam diri dan menangisi yang telah semua yang telah terjadi ini. akan ku bawa ia pulang bersamaku dan tidak akan dilepaskan lagi!" gumam Aryo menyeka air matanya, se

  • Misteri handuk basah di atas kasur   Kejutan yang tak diharapkan

    Seminggu ini Via benar-benar menjadi istri yang patuh kepada suaminya, ia selalu memenuhi semua kebutuhan Aryo.Tak lupa juga ia selalu mengingatkan Aryo untuk makan siang saat Aryo sedang dikantor.Hari-hari mereka lewati penuh dengan tawa dan canda riya. Sekarang Aryo baru mereka kebahagiaan yang sesungguhnya.Siang ini Aryo baru saja selesai meeting, seperti biasa ia mendapatkan pesan dari istrinya.[Mas malam ini mau aku masakin apa?] Aryo membaca pesannya dengan tersenyum lalu segera membalas pesannya memberi tahu apa yang ia inginkan. Ia juga tak menyangka sekarang istri sangat jago masak. Apapun masakan istrinya semua terasa begitu nikmat di lidahnya sehingga ia menjadi jarang makan diluar karena ia selalu merindukan masakan istrinya.Ingin rasanya Aryo cepat-cepat pulang untuk bertemu istrinya, namun apaladaya pekerjaannya masih menumpuk.

  • Misteri handuk basah di atas kasur   Tidak ada kesempatan kedua

    Pukul setengah tujuh malam Via sudah terlihat rapi dan cantik untuk menyambut suaminya pulang, karena sejak tadi pagi Aryo pergi sama Andre hingga sudah jam segini belum juga pulang.Via juga sudah sangat banyak memasak, ia masak rujak ikan, sayur, dan rendang. Tak lupa juga ia bikin jus alpukat. Semua yang telah ia hidangkan di atas meja makan adalah makanan kesukaan Aryo.Sambil menunggu ia pun bermain ponselnya, melihat Intan sedang online, ia pun segera mengirimkan pesan kepada Intan memberitahu kalau rencana berjalan dengan mulus semulus jalan tol.[Selamat ya! Semuanya berjalan seperti yang kau inginkan. Terus gimana kedepannya tentang perasaanmu?] Balas Intan[Maksudnya gimana Tan?][Ya perasaanmu terhadap suamimu][Bohong kalau aku bilang tidak ada cinta lagi untuk mas Aryo, Tan. Tapi kebencian dan kekecewaan lebih meno

  • Misteri handuk basah di atas kasur   Good bye Salsha

    Keesokan harinya saat Via mebuka mata, ia merasa agak sesak karena sebuah tangan melingkar di perutnya. Dengan perlahan ia pun memindahkannya."Sejak kapan laki-laki ini pulang?" Pikir Via.Saat ia hendak turun dari ranjang, ia merasa ada yang mengganjal di pijakannya. Seketika ia menunjukkan kepalanya untuk melihat benda yang ada di bawah telapak kakinya dan ternyata itu adalah ponsel milik Aryo tergeletak begitu saja dilantai.'Ponsel mas Aryo kok disini? Wah, pasti sudah terjadi perang dingin ini.' batin Via sambil meraih ponsel itu lalu meletakkannya di atas nakas.Selesai mandi Via melihat Aryo masih terlelap, ia pun mencoba untuk membangunkannya "Mas, bangun." Via menggoyangkan tubuh suaminya."Emangnya nggak ke kantor hari ini?" tanyanya saat melihat Aryo membuka matanya."Enggak Yank,

  • Misteri handuk basah di atas kasur   Terbongkar

    Saat Via tengah bersantai di rumah, ponselnya berbunyi pertanda ada pesan masuk ke WhatsAppnya. Ia pun segera hentikan aktivitasnya yang sibuk dengan cemilan.[Via, gue udah menemukan semua bukti-bukti tentang Salsha dan aku juga sudah melakukan tugas sesuai rencana kita. Jadi kamu tinggal tunggu kabar selanjutnya.] Via tersenyum miring membaca pesan yang dikirimkan oleh Evan.[Oke Van. Makasih ya! Sekarang kamu ada dimana?] Balas Via.[Di kedai, lagi bersama Intan.] jawab Evan dengan cepat.[Eh, kalian jangan pacaran mulu ya, entar pelangan pada kabur!][Via kali ini gue Intan, kenapa lo? IRI BILANG BOS] balas Intan penuh dengan emoticon ngakak.[Huuu dasa*, Tapi ingat! Nggak ada bos yang iri sama anak buah] balas Via tak kalah seru.[Dahlah malas debat! Mungkin lagi Pe-eM-e

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status