Share

1 bulan berlalu

Misteri handuk basah di atas kasur

Bab 7

Satu bulan berlalu, Aryo kini jadi sering dirumah ketimbang diluar. Entah mengapa ia jadi lebih betah barsama Via sekarang. Namun bagaimanapun ia juga sangat mencintai Salsha, jadi sekarang ia sudah bisa mengatur waktunya.

Via rasa ini sudah saatnya ia menjalankan rencana selanjutnya. Via segera mengambil testpack positif yang ia dapatkan dari Intan, entah darimana Intan mendapatkannya.

Melihat Aryo yang baru saja keluar dari kamar mandi, Via pun segera melakukan aktingnya.

"Hoekkk," Via langsung menutup mulutnya dan berlari ke kamar mandi dan menutup pintunya

"Via, kamu kenapa?" tanya diluar pintu. Via tak menyahut ia terus berakting muntah-muntah.

"Via, kamu sakit?" tanya Aryo lagi mulai merasa khawatir.

Tak lama kemudian Via keluar dengan wajah lemesnya. Aryo langsung menghampirinya

"Kamu kenapa? Wajah mu sepertinya lemas sekali, kita harus kedokter sekarang." ucap Aryo dengan cepat ia raih dan memakai kaos berwarna putih

"Aku sebenarnya nggak sakit, Mas. Aku cuma mau bicara sesuatu saja sama kamu,"

"Bicara apa?" tanya Aryo penasaran

Via mengambil tangan suaminya, lalu meletakkan benda yang ada ditangannya kedalam genggaman Aryo. 

Aryo pun perlahan mengangkat tangannya, seketika ia pun membelalakkan matanya melihat benda tipis panjang ditangannya dengan menunjukan garis dua ditengahnya.

Jantungnya berdegup dengan cepat ketika ia memperhatikan benda itu dengan lamat-lamat. 

Ia memandang ke arah Via yang kini tersenyum menampakkan gigi putihnya.

'Tidak! Mungkin saja ini milik orang lain," gumam Aryo dalam hati meyakinkan dirinya

"Maksudnya apa ini Via?" tanya Aryo menatap Via meminta penjelasan

"Apa yang kamu lihat disana, Mas?" Via balik tanya pada suaminya yang pura-pura tak mengerti

"Dua garis biru!" 

"Iya, betul sekali. Dan itu artinya sekarang aku sedang hamil anak kamu, Mas." ucapnya dengan sangat bahagia, Iya, bahagia melihat respon suaminya yang beberapa kali menelan ludahnya

"Mas, kenapa nggak dijawab? Kamu nggak senang kalau aku hamil anakmu?"

"B—bukan begitu sayang, saking senangnya aku nggak bisa berkata apa-apa." ujar Aryo dengan senyuman yang dibuat-buat.

Via tersenyum dan berhambur memeluk suaminya, dalam hati sangat bergembira melihat penderitaan suaminya akan segera dimulai.

Walaupun Aryo berusaha sekuat mungkin untuk menutupi ketegangannya tapi Via masih bisa melihatnya dengan sikap Aryo yang salah tingkah.

'Kena kamu, Mas.' batin Via sambil mempererat pelukannya.

Aryo tak menyangka karena ulahnya yang mabuk berat malam itu ternyata benar-benar membuahkan hasil, sekarang Via sedang mengandung anaknya itu artinya ia semakin terikat dengan istrinya itu. Semua rencana untuk melepaskan Via secara perlahan menjadi berantakan.

"Mas, bagaimana kalau sekarang kita ke supermarket hari ini, belanja beberapa keperluan kehamilanku ini."

"Ya udah, ayo." ucap Aryo pelan

"Mas, kenapa kok wajahnya ikutan lemes begitu? Apa Mas laper, akan ku buatkan sarapan dulu ya." ujar Via yang pura-pura tidak tahu

"Aku nggak apa-apa, dan belum lapar juga, mending kita jalan sekarang."

"Ya udah aku ganti baju dulu ya, Mas. Kamu tunggu diluar."

"Baiklah," ucap Aryo pelan lalu berjalan gontai keluar kamar

Setelah Aryo menutup pintu, Via menghela napas panjang karena sandiwaranya tadi.

Satu persatu rencananya berjalan dengan lancar, dan ia akan menjalankan rencananya yang satu ini berharap bisa berjalan mulus.

Selesai memilih pakaian yang cocok, Via juga memolesi sedikit wajahnya dengan makeup. Setelah itu ia keluar menemui suaminya yang telah menunggunya.

"Ayo mas, kita jalan sekarang." ucap Via menghampiri Aryo yang sedang termenung di sofa ruang tamu.

Mereka pun berjalan kedepan.

 "Eh Mas, pakai mobilku aja," ucap Via saat Aryo hendak masuk ke dalam mobil miliknya. 

Aryo menurut saja apa yang dikatakan oleh istrinya. 

Setengah jam kemudian mereka pun tiba di supermarket, Aryo masuk dan mengikuti langkah Via sambil membawa keranjang belanjaan.

Untuk memperlancar sandiwaranya, Via pun berjalan sambil memilih beberapa produk susu untuk ibu hamil.

Setelah mendapatkan beberapa merek susu dengan rasa yang berbeda, Via juga mengambil beberapa cemilan untuk nanti temannya dirumah.

Via tersenyum sendiri, karena ia akan menjalankan perannya sebagai ibu hamil. membuatnya banyak maunya. 

Ia ambil semua apa yang ia inginkan, apalagi ia belanja dengan mengunakan uang suaminya. ATM yang masih ada padanya juga tidak akan ia kembalikan.

Setelah Aryo membayar di kasir, mereka pun keluar dari supermarket, dengan beberapa kantong penuh dengan belanjaan Via. 

Selesai makan di cafe dan tidak ada lagi yang mau dibeli, mereka pun memutuskan untuk pulang.

Didalam perjalanan Aryo tidak banyak bertanya, ia seakan mengerti dengan perubahan sikap Via yang jadi doyan belanja itu karena Via hamil anak pertama mereka. Tapi pikirannya kembali kacau, bagaimana ia jelaskan semuanya pada Salsha, dan bagaimana rencananya untuk menikahi Salsha ia juga tidak mungkin meninggalkan Salsha yang sangat ia cintai.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status