Share

Bab 4 : Ketertarikan

“Bagaimana bisa ada seorang siren yang tinggal di sini? Lalu peri yang kemarin bahkan belum berhasil tertangkap! Aku enggak mengerti kenapa kita harus mengerjar spesies-spesies aneh itu.”

“Sial, aku pasti bakal dipecat jika aku enggak bisa menemukan mereka sekarang. Kalau saja aku enggak butuh uang, aku enggak akan mengambil pekerjaan kayak gini.”

Namika sontak menarik tangan Aruna. Dia tidak tahu apa yang terjadi namun entah mengapa dia merasa jika orang-orang itu mengincar Aruna. Namika juga tidak yakin dia bisa menghadapi mereka.

Kedua remaja itu kemudian berjalan masuk ke dalam villa Namika. Gadis itu menutup pintu villa dengan jantung yang berdebar. Apakah dia harus menghubungi Tante Mutia?

Namika menelan ludahnya. Jika Tante Mutia mengetahui masalah ini, kemungkinan besar tantenya itu akan menyuruhnya untuk kembali. Namika masih belum mau berpisah dengan Aruna.

Ia pun mengambil beberapa bahan masakan dan mulai mengolah makanan itu. Dia bahkan tidak sadar jika Aruna sudah membantunya sejak tadi. Laki-laki itu tampaknya sadar jika Namika masih berada di dalam dunianya sendiri.

“Kamu mau bikin nasi goreng ya?” tanya Aruna. Namika tersentak dan mengangguk pelan.

“Orang-orang tadi memang sering pergi ke sini ya? Mereka kelihatannya mencurigakan,” celetuk Namika.

Aruna mendesah pelan. “Aku hanya bisa mengatakan kalau kamu harus menghindari orang-orang itu. Aku enggak bisa memberi tahu apa yang terjadi untuk saat ini.”

Namika tahu jika dia tak boleh memaksa Aruna untuk memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dari pikiran mereka, ada sesuatu yang harus Namika tanyakan pada tantenya.

Tante Mutia memang pernah memberi tahu jika makhluk selain manusia itu ada, namun Namika tak pernah mempercayainya. Namika menganggap jika makhluk seperti itu hanya berada di dimensi lain.

Agak ironis memang. Namika mempercayai adanya multiverse, namun dia menganggap makhluk seperti siren dan peri itu mustahil.

Aruna memutuskan untuk memasak nasi goreng itu dan menghidangkannya pada dua buah piring. Namika mengucapkan terima kasih dan segera memakan nasi goreng itu. Matanya melihat Aruna yang sedang makan dengan tenang.

“Ini baru pertama kalinya kamu masuk ke villaku ya? Maaf ya tadi aku kepikiran sesuatu, jadi aku enggak bisa fokus masak,” ucap Namika dengan nada merasa bersalah.

“Santai aja. Kamu kayaknya masih kaget karena baru di sini. Tapi yah, karena di sini sepi, makanya di sini enggak terlalu aman sih. Tapi aku tahu kalau tantemu sudah mengantisipasi hal itu,” jawab Aruna.

Mereka berdua kemudian makan dalam keheningan. Namika terus memikirkan apa yang bisa ia jadikan sebagai topik pembicaraan. Namika tidak mau kedatangan Aruna ke villanya menjadi sia-sia.

“Kamu mau nonton film bareng?” tanya Namika. Dalam hatinya, Namika ingin memukul dirinya sendiri karena ia yakin jika Aruna tidak akan menyetujuinya. Aruna sepertinya bukan orang yang seperti itu.

“Ayo,” jawab Aruna. Namika segera menarik tangan Aruna untuk pergi ke sofa panjang dan segera merebahkan badannya. Film yang mereka pilih pun mulai berjalan. 

Namika berusaha menahan keinginannya untuk memegang tangan Aruna dan merangkulnya. Aruna tampak sangat fokus dengan film itu. Sial, Namika yakin dia harus menonton ulang untuk mengerti jalan ceritanya.

Film itu pun selesai dan matahari sudah mulai tenggelam. Aruna meregangkan badannya dan tersenyum. “Aku mau pulang dulu ya, kalau ada apa-apa, kamu bisa ke villaku,” ucap Aruna.

Namika mengangguk. “Tapi kalau misalkan aku ke villamu cuma buat main doang boleh kan?” 

Aruna terkekeh. “Boleh dong. Nanti kita main game bareng ya. Aku bakal ajarin kamu cara mainnya.”

Namika pun mengantarkan Aruna sampai ke pintu depan. Ia merasa sedikit tidak rela karena Aruna harus pulang. Namun semuanya berubah ketika Aruna tiba-tiba mengusap rambutnya dengan lembut.

“Aku pulang dulu ya, sampai jumpa,” ucap Aruna. Namika hanya dapat mengangguk kaku dan segera menutup wajahnya ketika ia sadar bahwa wajahnya memerah.

***

Keesokan harinya, Namika tak melihat Aruna. Biasanya ia dapat melihat bayangan Aruna dari balkon kamarnya, namun sepertinya laki-laki itu tidak berrniat untuk keluar dari villanya.

Namika mengembuskan napasnya. Sepertinya orang-orang itu memang memiliki pekerjaan tertentu yang menganggu Aruna. Namika mengembuskan napasnya dan menatap kakinya yang berada di kolam renang.

Suhu udara di bulan Maret memang mulai panas dan Namika yakin dia akan benar-benar menenggelamkan seluruh badannya saat bulan Juni. Itu terdengar sangat menyenangkan.

Namika menatap beberapa bahan makanan yang ada di kulkas. Sepertinya hari ini dia harus keluar untuk membeli bahan makanan. Dia segera meraih kunci mobilnya dan pergi ke swalayan.

Villa Namika memang lumayan jauh dari pusat kota, jadi dia membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit untuk tiba di sana. Suara bising kembali memenuhi kepala Namika dan ekspresi gadis itu menjadi datar.

Ia memasukkan beberapa bahan makanan ke dalam troli dan tanpa sadar ia kembali teringat pada Aruna. Apa makanan yang laki-laki itu sukai? Namika berusaha menebak-nebak sambil melihat bahan makanan.

Namika baru sadar jika ia benar-benar tak mengetahui apa pun tentang Aruna. Dia bahkan tak memiliki nomor atau media sosial Aruna. Namika mengerutkan keningnya ketika ia menyadari hal itu.

“Mungkin dia orangnya private banget kali ya? Yah enggak bisa menyalahkan sih. Kita kan baru kenal empat hari,” dengkus Namika.

Gadis itu kemudian memasukkan beberapa bahan makanan secara acak dan segera membayarnya. Namika membuka bagasi mobilnya dan memasukkan barang belanjaannya itu.

Ia menghidupkan mesin mobil dan mengembuskan napasnya. Entah mengapa dia belum ingin kembali ke villa. Namun dia harus meletakkan beberapa frozen food yang ia beli.

Dengan setengah hati, Namika mengendarai mobilnya dan kembali ke villa. Ia segera merapikan bahan-bahan makanan itu dan merebahkan badannya di kursi balkon. Angin pantai menyapu wajahnya dengan lembut.

Namika dapat melihat beberapa orang yang berjalan di pinggir pantai. Sayangnya, dia sama sekali tidak melihat Aruna. Namika mengambil ponselnya dan melihat beberapa notifikasi yang masuk.

Ia tersenyum ketika menyadari bahwa itu adalah Alora dan Yumi. Kedua temannya itu sepertinya juga sedang menikmati liburan mereka. Masa SMA memanglah masa yang sangat melelahkan.

“Kayaknya mereka lagi jatuh cinta juga deh,” ucap Namika sambil menggulir layar ponselnya. Ia melihat Alora dan Yumi yang terus menulis tweet yang berhubungan dengan cinta.

Sebuah lagu kemudian terputar di speaker yang ia hidupkan. Pandangannya pun menjadi jauh ketika ia mendengar sebuah lirik dari lagu yang sangat ia sukai.

I should tell you to leave cause I, know exactly where it leads but I, watch us go round and round each time,” senandung Namika. Gadis itu tahu jika dia akan menyanyikan lagu itu tiga bulan ke depan.

Ia pun memeluk kakinya dan menatap pohon yang terkena angin. Tiba-tiba ia menjadi sedih karena ia tahu jika kisah mereka tidak akan berakhir dengan bahagia.

“Tapi ini akan menjadi kenangan yang enggak akan terlupakan. Aku juga udah terlanjur suka sama dia,” lanjutnya.

Namika kemudian membayangkan bagaimana keadaan mereka selanjutnya. Apakah mereka bisa berpacaran? Namika menyukai night drive. Mungkin dia bisa mengajak Aruna untuk melakukan itu.

Mungkin Namika juga bisa menikah dengan Aruna. Namika akan tinggal di Kanada dan bermain salju dengan Aruna. Tanpa sadar pipinya memerah ketika dia memikirkan hal itu.

Namun semua khayalan itu menghilang ketika dia menyadari bahwa hal itu sepertinya akan mustahil. Sampai saat ini, Namika tak mengetahui hubungan asli Aruna dan Sirius.

Bagi Namika, Sirius adalah orang yang sangat mencurigakan. Namika bahkan tidak mau menatapnya karena ia malas berhubungan dengan orang itu. Namika kemudian mengerutkan keningnya ketika ia mengetahui sesuatu.

Namika kemudian menyadari jika dia tak pernah bisa membaca pikiran Sirius. Dia mengira jika dia tak bisa membacanya karena pertemuan mereka yang singkat. Namun, kemampuan Namika sudah sangat meningkat sehingga ia benar-benar bisa membaca pikiran orang selama masih dalam radiusnya. Namika kemudian menelan ludahnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status