Share

Jangan Terlalu Benci

Kaisar mendesah pelan sambil menatap ponselnya. Ini sudah jam pulang kantor, tapi dirinya malah makin stress. Bermain game pun tak sanggup membuatnya tenang.

“Tuan kita sudah sampai.”

Kaisar mendonggak, kemudian melihat keluar jendela. Dia menatap rumah masa kecilnya dengan tidak berminat. Baginya itu bukan rumah, apalagi setelah dia menginjak umur dua tiga.

Langkah kaki Kaisar terhenti sejenak di ruang tengah. Dia menatap rumahnya dengan pandangan jijik, mengingat kejadian yang tak sengaja dilihatnya dulu.

“Kai. Kau sudah pulang, Nak?”

Seorang wanita yang terlihat berusia setengah abad datang menghampiri Kaisar dengan senyum bahagia. Mau tidak mau, Kaisar juga tersenyum.

“Hai, Ma,” sapanya menyambut pelukan hangat sang mama.

“Makin hari makin ganteng saja sih anak Mama. Kok lama gak pulang sih, Sayang? Floranya mana?”

“Mama tahu kenapa aku gak suka pulang ke rumah ini,” jawab Kaisar berusaha untuk lembut, tanpa menjawab pertanyaan soal Flora.

Retno Ayudhia Jayantaka menghel
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status