Brian meninggalkan apartemen malam itu tanpa sepatah kata pun. Di pagi hari, Daniel membuka pintu dan menemukan Smith berdiri di sana, siap untuk mengantar Benjamin ke sekolah. Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada Ben, Daniel kembali ke kamar Anna, memeriksanya. Anna merasa lebih baik dan demamnya sudah hilang, namun dia memutuskan untuk tinggal di rumah, mengajukan cuti. Daniel sibuk di dapur, memasak sarapan untuk Anna, sementara Damian meninggalkan apartemen dengan tergesa-gesa untuk rapat, tanpa sarapan. Sekitar jam 9.30 pagi ketika Daniel selesai memasak, bel pintu depan berbunyi. Daniel pergi untuk membukanya dan melihat seorang pria yang tampak persis seperti Chris berdiri di sana. Pria itu tersenyum dan berkata, "Apakah Arianna ada di rumah?"
Daniel, yang masih kaget, mengangguk.
“Ngomong-ngomong, aku Fai!” Fai memberitahunya dan berja
Anna berbalik dan matanya bertemu dengan mata Brian. Brian mencium bibirnya, dan melepaskannya. Dia membelai wajahnya saat Anna berkata, “Aku mencintaimu Brian. Aku selalu mencintaimu. Hanya kamu!"Dia tersenyum mendengar apa yang Anna katakan."Aku mencintaimu lebih dari apapun. Lebih dari masa laluku, kamulah yang terpenting saat ini dan kamulah masa depanku. Kamu dan Ben” Dia terus menciumnya dan keduanya berbagi ciuman penuh gairah sebelum berubah menjadi percintaan yang romantis.Anna bangun di pagi hari dan menemukan Brian tidur nyenyak di sampingnya. Dia tersenyum, tenyata ini adalah kenyataan, dia pikir itu adalah mimpi. Dia menghabiskan beberapa menit menatapnya. Ben, tiba-tiba mendorong pintu kamarnya dan masuk."Mommy…." Dia setengah mengant
Di kantorAnna baru saja tiba saat dia melihat Fai masuk ke kantornya.“Kenapa kamu datang ke kantor? Apakah kamu sudah sembuh?” Fai bertanya padanya"Sudah lebih baik. Terima kasih telah merawatku tempo hari lalu, Fai!”Fai tersenyum padanya, matanya melirik cincin berlian barunya di tangan kirinya."Aku melihat Brian mengantarmu. Kalian berdua kembali bersama?""Oh ya! Dia melamarku tadi malam. Untuk pertama kalinya” Anna tertawa"Apa?" Fai sedikit terkejut“Sebelumnya saat dia tahu aku hamil Ben, dia memutuskan menikah tanpa bertanya padaku,” Anna tert
Anna berlari ke arahnya, dia memeluknya. Dia menangis bahagia. Brian tidak mengatakan apa-apa kecuali memeluknya erat.“Aku akan meminta Smith untuk mencarikanmu seorang dokter kandungan nanti,” Dia berkata padanya“Dimana Ben? Aku ingin mengatakan ini padanya!" Anna bertanya padanya“Pergilah ke kamarnya, sayang!” Brian memberitahunyaAnna melepaskan lengannya dari Brian dan berjalan keluar dari kamar tidur, menuju ke kamar Ben. Brian mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Smith.“Smith, buatkan Anna janji dengan Dokter Kandungan besok.”“Smith, satu lagi,” Brian ragu-ragu pada awalnya tetapi akhirnya dia mengatakannya, &ld
Ben berjalan keluar dari kamarnya, dia menemukan Mary di lantai bawah dan melihat staf lain membersihkan lantai yang memiliki bekas darah.“Mary, apa yang terjadi? Aku tadi mendengar suara berisik dari bawah!”"Di mana mommy dan daddy?"“Master, sir dan madam pergi keluar untuk makan malam. Apakah master lapar? Saya akan menyiapkan makan malam di atas jika master sudah lapar," Mary berbohong padanya"Baiklah kalau begitu! Aku akan makan di kamarku. Terima kasih!" Dia kembali ke kamarnya tanpa curigaSekitar 10 menit kemudian, Mary membuka pintu dan melihat dua pria berdiri di sana."Oh, Mr Davis," Dia segera mengenali Fai yang berdiri di samping Damian
Dokter dan perawat meninggalkan Anna sendirian di ruang VIPnya yang besar namun dingin. Dia menangis tanpa suara di tempat tidurnya. Jari-jarinya menyentuh perutnya, 'Bayiku, maafkan mommy karena telah melepaskanmu!'Dia ingat kesalahannya dulu ketika dia bersama Chris. Hatinya sangat terluka, mengetahui bahwa dia gagal sebagai seorang ibu, untuk melahirkan kedua bayinya ke dunia ini.Dia berjuang untuk berdiri, dia melepaskan jarum infus dari lengannya dan dia berjalan ke kamar mandi. Dia melihat bayangannya sendiri di cermin kamar mandi. Dia tidak tahan melihat dirinya seperti itu. Dia menyalakan air dan mengisi bak mandi dengan air hangat. Matanya menatap gelas minum di wastafel.Di luar kamar, Brian menunggu dengan tidak sabar. Segera, Mary datang bersama Benjamin. Dia berlari ke daddy nya, memeluknya.
Mark dan Ryan menemani Brian kembali ke rumah sakit. Dari koridor, mereka bisa melihat Fai sedang duduk di depan ruangan bersama Mary dan Smith.“Bagaimana kondisinya?” Brian bertanya pada Fai“Dokter mengatakan dia stabil. Dia akan tersadar dalam waktu dekat." Fai memberitahunya“Aku sudah menelepon Damian dan dia juga sedang bersama Daniel. Mereka akan datang ke sini," Fai baru saja menyelesaikan kata-katanya ketika dia melihat Damian dan Daniel, yang menggendong Ben, berjalan ke arah mereka."Daddy…." Ben berteriak dan berjuang untuk berpindah dari lengan Daniel ke Brian“My baby… kamu ingin menjenguk mommy?” Brian memeluk Ben erat
Keesokan harinyaDamian dan Fai datang ke rumah sakit bersama Ben.“Di mana Brian?” Tanya Daniel“Mari kita bicara di luar!” Fai memberi tahu DanielSetelah Fai menutup pintu. "Apa yang terjadi?" Daniel dengan cepat bertanya"Brian pergi," kata Fai dengan nada dingin"Apa?"“Kemarin kita berbicara dan dia memintaku untuk menjaga Anna dan Ben,”Daniel terdiam. Dia tidak menyangka Brian akan mengambil jalan itu. “Aku tidak tahu bagaimana cara memberi tahu Ben tentang ini!”“Hari ini, selama per
Sebulan telah berlalu sejak Anna kembali ke London.Damian sedang tidak enak badan hari ini dan dia memutuskan untuk bekerja dari rumah. Dia menghadiri meeting virtual dengan kantor SF dan NY dan dia terkejut melihat Brian dan Smith ada di sana. Damian memperhatikan bahwa Brian terlihat lebih dingin dari sebelumnya. Saat rapat, tiba-tiba Ben datang ke kamarnya, menginterupsi.“Uncle Damian, bisakah uncle membantuku dengan iPad ini?” Ben mengatakannya dengan keras saat dia berjalan menuju Damian yang sedang ada meeting virtual.Brian yang sedang berbicara pada pertemuan tersebut, tiba-tiba terdiam. Rasanya seperti sudah lama sekali dia tidak melihat putranya dan tiba-tiba dia melihat Ben melalui webcam. Matanya menatap kosong ke kamera saat dia melihat putranya di sekitar pelukan Damian. Hanya selang bera