Pelayan Hasrat Tuan Majikan

Pelayan Hasrat Tuan Majikan

last updateLast Updated : 2025-11-12
By:  Liza zarinaUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
9Chapters
2views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

“Selain melayaniku, kau juga harus memuaskan hasratku.” “Anda gila?” “Kamu hanya pelayan, tapi kenapa tubuhku selalu mencarimu?” Dahayu Bestari, gadis desa polos yang menanggung beban hidup lima adiknya, rela menutupi kemolekan dan kecantikannya demi menjadi pelayan pribadi Axel, lelaki tampan beristri yang dingin dan berbahaya. Axel mengira Dahayu hanyalah umpan yang dikirim istrinya, Naomi, untuk menjebaknya. Namun, semua berubah setelah insiden satu malam yang membuat Axel merasakan kenikmatan yang selama ini tak pernah ia dapatkan dari sang istri. Sejak saat itu, Axel kehilangan kendali. Dahayu jadi candunya dan ia menginginkan gadis itu sepenuhnya. Dahayu berusaha menjauh, tapi setiap langkahnya justru menariknya semakin dalam ke pelukan sang majikan. Hingga mereka sama-sama terjebak dalam permainan yang tak lagi bisa dihentikan.

View More

Chapter 1

Bab 1

“Ahhh .. damn! Hmmm… shit!” Suara desahan Axel yang sedang mendesah nikmat nyaring terdengar.

Pria itu berdiri di bawah shower yang lupa dinyalakan, memegang miliknya yang berdenyut sambil memejamkan mata. Tangan bergerak pelan dengan napas yang memburu, satu tangan menopang tubuh, setiap hentakan tangan membuatnya melayang.

Pria itu melenguh lagi ketika hampir sampai ke puncak kenikmatan. Gerakan tangannya semakin cepat, hingga puncak hasrat itu pecah dalam kehangatan yang memabukkan dan dibarengi desahan panjang.

Tanpa Axel sadari, seorang wanita berdiri di depan pintu kamar mandi dengan tangan terangkat, hendak mengetuk pintu. Mata gadis itu terbelalak, kepalan tangannya menguat, wajahnya menegang mendengar suara yang tak seharusnya didengar.

Gadis itu mematung, suara seksi Axel membuatnya meremang. Tetapi, dia pun merasa ketakutan, segan dan … panas. Kendati suara gemercik air terdengar, ia belum berpindah. Justru menangkup pipinya yang panas.

“Hari pertama bekerja, aku sudah mendengar suara desahan Tuan.” Gadis itu segera mengedarkan pandang sambil menelan ludah yang menusuk kerongkongan. “N-nyonya nggak ada, kan? Aku takut dikira ngintip.”

Beberapa menit dia mematung di sana, suara pintu terbuka membuatnya panik. Seorang pria berusia 33 tahun melangkah keluar, hanya berbalut handuk putih yang melingkar di pinggangnya. Rambut hitamnya masih basah, beberapa tetes air jatuh perlahan melewati garis rahangnya yang tegas, menelusuri dada bidang berotot.

Otot perutnya persis roti sobek yang sering dicelupin teh hangat. Bahunya lebar, dadanya kokoh dan wajahnya memikat.

Wanita itu terpana. Pandangannya terhenti pada wajah sang pria, begitu tampan, dengan sorot mata yang dingin. Kehadiran pria itu di depan matanya seperti potret kesempurnaan yang hidup, membuat jantungnya berdetak tak terkendali.

“Siapa kau? Apa yang kau lakukan di kamarku?” Suara bariton Axel menyadarkan gadis itu.

“Aaaaa!” Suara teriakannya membuat Axel mengernyit. Dahayu bergegas menutup muka dengan tangan, memejamkan mata begitu erat hingga kelopak matanya berkerut. Menggeleng cepat untuk menyangkal, “Aku nggak dengar apa-apa, Tuan. Maafkan aku.”

Dahayu bergegas balik badan, tak mau berlama-lama berhadapan dengan Axel yang terus menatapnya tajam, seperti akan dimangsa. Mengingat suara desahan tuannya, Dahayu langsung mendekap tubuh, bergidik ngeri.

“Permisi, Tuan,” katanya tanpa menurunkan tangan kanan yang menutup mata.

“Tunggu!” Suara bariton Axel membekukan seluruh tubuh Dahayu.

Gadis itu terpaksa menunggu. Suara langkah kaki Axel yang mendekat, seirama dengan detak jantungnya. Dahayu menggigit bibir, menusuk jari dengan kuku, benar-benar panik.

Dahayu bisa merasakan kehadiran Axel yang berdiri tepat di hadapannya. “A-ada apa, Tuan?”

“Kau belum menjawab pertanyaanku,” tukas Axel.

Dahayu menurunkan tangan, tersenyum kikuk ketika bersitatap dengan Axel. Dengan cepat dia membungkukan badan, tetapi kepalanya malah menyundul perut sixpack Axel yang langsung meringis.

“Maaf, Tuan, saya nggak sengaja.” Dahayu mengurungkan niat ingin memeriksa keadaan perut Axel. Dia yang merasa bersalah, memukul pelan kepalanya.

“Kamu siapa?” Suara Axel meninggi, tampaknya dia kesal.

“Saya Dahayu Bestari, Tuan. Pelayan pribadi Anda yang baru.” Dahayu menundukkan pandangan.

“Pelayan pribadi?” Axel balik tanya dan hanya ditanggapi dengan anggukan.

“Siapa yang memperkerjakanmu?” tanya Axel, dahinya semakin berkerut. Selama ini dia tidak pernah meminta dicarikan pelayan pribadi.

“Nyonya.” Dahayu belum berani menatap wajah Axel.

Jawaban yang dilontarkan Dahayu membuat Axel kehilangan kata-kata. Dia mengusap wajah, timbul rasa kesal dalam hati, tangannya terkepal melihat foto pernikahan mereka yang tanpa senyuman.

“Naomi?” tanya Axel tanpa mengalihkan tatap.

“Benar. Nyonya Naomi.” Wanita yang rambutnya dikepang dua itu merapikan kacamata karena gugup.

“Ck.” Axel berdecak. “Kenapa kau lancang masuk ke kamarku?” tanya Axel, giginya bergemeretak. Wajahnya memperlihatkan ketidaksukaan yang sangat jelas.

“Maaf, Tuan. Saya hanya menjalankan perintah. Kata Nyonya, setiap Anda pulang, saya harus menyiapkan semua keperluan Anda. Saya sudah mengetuk pintu, tapi nggak ada jawaban. Mungkin karena Anda sedang—” Dahayu menghentikan ucapan, mengulum bibir setelah sadar dia hampir kelepasan bicara.

Tatapan tajam Axel hunuskan pada Dahayu yang semakin terancam. Dia kembali menunduk, menggigit bibir bawah, merutuk dirinya yang tidak bisa menjaga mulut. Bagaimana kalau Axel tersinggung setelah tahu dia mendengar suara desahannya? Apakah dia akan dipecat?

‘Tapi, mengapa Tuan bermain solo? Padahal punya istri secantik Nyonya Naomi,’ batin Dahayu, mengamati Axel dari atas ke bawah.

“Apa yang kau lihat?” tanya Axel, tatapannya tambah garang.

Dahayu menyadari kesalahannya. Buru-buru menggelengkan kepala. “N-nggak, Tuan. Saya nggak lihat apa-apa, kok.”

Axel melangkah mendekat, membuat Dahayu refleks mundur selangkah, tetapi punggungnya sudah terhimpit meja. Jemarinya mengangkat dagu gadis itu, memaksa mata mereka bertemu.

“Berapa usiamu?” tanyanya, dengan tatapan mengintimidasi.

“24 tahun, Tuan.” Dahayu meremas rok, takut Axel akan melakukan sesuatu yang tidak pantas.

Axel tersenyum tipis.

‘Dia sengaja mengirim gadis muda untukku? Naomi, kau istri yang buruk,’ batin Axel, geram.

“Kemasi barangmu. Aku tidak butuh pelayan pribadi.” Axel hendak pergi setelah itu.

“Tuan….” Dahayu menggenggam tangan Axel. “Jangan pecat saya. Saya sangat membutuhkan pekerjaan ini.

Axel menatap Dahayu, tatapannya turun pada tangan gadis itu yang berani menyentuhnya.

“Maaf.” Dahayu segera menarik tangannya. “Jangan pecat saya, Tuan.” Gadis itu menangkupkan tangan di depan wajah.

“Saya berjanji akan bekerja dengan baik. Tolong, Tuan.” Dahayu terus mengiba, hatinya cemas karena pekerjaan ini menjadi satu-satunya sumber pengharapan untuk menjalani hidup bagi Ibu dan adik-adiknya di kampung.

“Hmm!” Axel mengangguk pelan. “Keluar.”

Dahayu tersenyum lebar. Membungkuk berulang kali sambil mengucapkan, “Terima kasih, Tuan.”

“Keluar!” tukas Axel, dia merasa sangat terganggu dengan keberadaan Dahayu.

Dahayu begitu senang karena dirinya tidak jadi dipecat. Ia hendak berlari keluar, namun lantai yang basah oleh tetesan air dari rambut Axel membuat langkahnya tergelincir. Gadis itu panik, tangannya meraih apa saja untuk menahan diri supaya tidak jatuh, tetapi yang terpegang justru handuk Axel.

Dahayu menariknya tanpa sadar, hingga tubuhnya jatuh ke lantai. Gadis itu meringis. Handuk di genggaman sang gadis membuat Axel tertegun beberapa detik, menatapnya dengan ekspresi sulit diartikan.

“Kau…!” suara Axel terdengar berat.

Dahayu mendongak. Matanya melebar, wajahnya pucat bercampur malu melihat milik Axel yang sedang tidur. Dia mengangkat handuk yang dipegang, dan menjerit setelah menyadari ini bukanlah ilusi.

‘Astaga! Besar dan panjang sekali.’ Dahayu menjerit dalam hati.

Axel menghela napas panjang. “Kau benar-benar pembuat masalah.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status